19 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sidatapa, Berkabar Lewat Burung Yang Dilepasliarkan

Kardian NarayanabyKardian Narayana
May 21, 2019
inKhas
Sidatapa, Berkabar Lewat Burung Yang Dilepasliarkan

Warga Desa Sidatapa melepasliarkan burung bersama-sama

180
SHARES

Bagi orang yang sangat mengikuti dinamika politik di Bali pasti akan mengenal akronim Desa SCTP (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa dan Pedawa) di Kecamatan Banjar, Buleleng, Bali. Tragedi politik 1998, 1999 dan 2004 pasti masih berbekas di ingatan. Kegarangan dan kepiluan peristiwa politik di SCTP menjadikan keempat desa ini menjadi desa yang cukup “ditakuti”.

Dari setiap peristiwa politik yang terjadi di desa itu, tak jarang diwarnai kekerasan dan menimbulkan korban jiwa. Bahkan menjadikan desa ini desa yang “menyeramkan” dalam bayangan orang. Banyak yang enggan dan takut berkunjung ke SCTP. Setiap tahun hajatan politik, keempat desa ini selalu menjadi perhatian khusus bagi aparat keamanan. Hal-hal yang tak terduga bisa saja terjadi setiap saat.

15 tahun berlalu, 2019, untuk pertama, pemilu digelar secara serentak, untuk memilih DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi, DPRD RI, DPD dan Presiden. Tensi politik poun terasa sangat memanas, dari tingkat elit politik nasional, hingga daerah. Dalam penentuan calon legeslatif yang lolos untuk pertama kalinya menggunakan Metode Sainte Lague. Metode ini pun cukup membuat para caleg saling sikut di internal partainya masing-masing. Begitu pula para caleg dari SCTP. namun situasinya tak sehangat 15 tahun lalu.

Pemilu kali ini, empat warga Sidatapa lolos melenggang ke kursi legislatif, 2 tingkat DPRD Kabupaten Buleleng, dan 2 tingkat DPRD Provinsi Bali. 15 tahun berlalu, Sidatapa salah satu Desa di akronim SCTP, telah mengalami banyak perubahan. Mereka kini lebih membuka diri, untuk menerima perubahan dan orang lain desa untuk berkunjung dan bersahabat di Desa Sidatapa. Jika kita melakukan pencarian di Google dengan mengetik kata Sidatapa kita akan menemukan banyak tulisan tentang Desa Sidatapa yang menyejukkan dan menyenangkan.

Perkenalan saya dengan Desa Sidatapa, entah kapan dimulai secara formalnya, sepertinya dimulai dengan pertemanan di Facebook dan menjadi pertemanan sangat nyata. Pertemanan pertama yang saya kenal adalah seorang lelaki pemain Trading, Wayan Ariawan. Bli Wayan, seperti itu saya memanggilnya. Bli Wayan, dengan sangat gencar menginformasikan dengan kegiatan mereka, tentang bersih-bersih sampah, merabat rumput dan kegiatan lainnya.

Kegiatan yang menarik perhatian saya, adalah kegiatan melepas burung. Diawal saat melihat postingan di facebook, tentang kegiatan mepelas burung, bagi saya adalah hal yang bisa, tapi belakangan semakin sering saya lihat postingan kegiatan pelepasan burung dan semakin banyak jumlah burung yang dilepas. Berawal dari hanya segelintir orang menjadi semakin banyak organisasi dan orang yang ikut kegiatan melepas burung. termasuk dengan pejabat dan artis yang datang ke Desa Sidatapa.

Selain melepas burung, mereka pun memasang larangan memburu burung, di berbagai tempat disekitar Desa Sidatapa. Jika kita melintas di sepanjang jalan desa kita akan menemukan banyak pelang larangan berburu burung. 

Kegiatan melepas burung ini, ternyata telah dimulai sejak 31 Desember 2014. Hingga tahun 2019 sebanyak 19.485 burung telah dilepas di seluruh pelosok Desa Sidatapa, kecamatan Banjar, Buleleng Bali. Burung yang dilepas seperti burung prenjak, kutilang, punglor, perkutut, dan titiran. Saya pikir pelepasliaran burung ini hanya untuk sekedar gaya-gayaan saja, ternyata yang mendasari pelepasaan ini untuk menghalau hama ulat yang terus menyerang tumbuhan buah dan cengkih yang ada disekitar Desa Sidatapa.

Tumbuhan cengkih yang sangat berada dalam ancaman hama ulat, sehingga tak lagi bisa menghasilkan bunga cengkeh yang banyak, dan mengurangi hasil panen para petani, yang mulai berharap mendapatkan hasil yang banyak dengan harga jual yang cukup tinggi. 

Seringnya mereka melepasliarkan burung, membuat saya tertarik untuk ikut serta dalam pelepasan burung, saat itu saya membaca status Bli Wayan Ariawan di Facebooknya, menuliskan undangan terbuka untuk menghadiri dan ikut melepasliarkan  burung, saya pun memutuskan untuk hadiri, walau cukup berat bagi saya untuk datang, karena pelapasan burungnya dilakukan pagi hari. Saya sangat bermasalah dengan dengan bangun pagi, saya memaksa mata nutuk bisa terbagun di pukul 7 pagi. Dari rumah saya yang ada di kota singaraja membutuhkan waktu hingga 30-45 menit menuju Desa Sidatapa. 

Saya berhasil bangun pagi, dan bergegas menuju Desa Sidatapa. Sampai di depan Pura Bale Agung Desa Adat Sidatapa, puluhan warga nampak telah berkumpul, untuk ikut kegiatan melapasliarkan burung. hari itu 400 ekor burung akan dilepasliarkan. 400 ekor burung yang akan dilepasliarkan merupakan donasi dari donatur asal Desa Bondalem yang tinggal di Denpasar.

Saat para donatur datang membawa burung dalam box, warga langsung menyambut dan mebongkar box untuk sesegera melepasliarkan burung. Dengan rasa penuh keriangan warga yang terdiri dari ibu-ibu, bapak-bapak dan anak-anak berebut untuk melepasliarkan burung. Saya pun ikut berebut burung agar bisa ikut melepasliarkan burung. 

Setelah melepas burung, saya sempat barbicara dengan Bli Wayan, dan ia bercerita tentang kegiatan melepasliarkan burung ini, “pelepasliaran burung ini, sudah bli lakukan sejak 2014, kini telah menjadi hal yang mentradisi di Sidatapa. Burung-burung yang dilepas itu, kami yakini akan memakan hama ulat. Karena selama ini ulat yang sering mengganggu tanaman cengkih, di Sidatapa dan hasil pertanian meningkat,” 

Kegiatan pelepasliaran burung kini telah mentradisi bagi masyarakat Sidatapa, dan para petani mulai merasakan manfaat kdarai pelepasan burung, yang dilakukan oleh Wayan Ariawan. Para petani mulai tersenyum melihat pohon cengkih mereka mulai tumbuh dengan baik, bebas dari hama ulat dan hasilnya meningkat. Putu Darma salah satu petani cengkih yang kini selalu ikut setiap pelepasliaran burung bertutur kepada saya “Ada banyak pengaruhnya, soalnya dulu cengkeh banyak di serang hama ulat, sejak ada pelepasan burung sudah tidak ada gangguan lagi.

Setelah pelepasan burung, ulatnya sudah sedikit bahkan sudah tidak ada lagi. Dulu pohon cengkehnya tidak tumbuh dengan baik termasuk hasil bunganya, sekarang sudah tidak ada gangguan lagi” ungkapnya. 

Pelepasliaran burung yang dilakukan bagi saya, seperti ritual Ci Suak yang dilakukan para warga thionghoa yang ada di Buleleng Bali saat acara Cap Gomeh, mereka selalu melepas burung untuk membuang sial bagi mereka yang sionya ciong saat tahun baru Cina. Lepasliar burung yang dilakukan olles masyarakat Sidatapa mungkin merupakan bagian dari membuang sial, pasca berbagai tragedi berdarah yang sempat terjadi di 15 tabun silam. [T]

Previous Post

Pedawa: Desa Tua, Rumah Tua, dan Anak-anak Muda yang Bergairah

Next Post

Tentang Kesaktian dan Kelemahan

Kardian Narayana

Kardian Narayana

Hobinya serabutan, dari teater, menari, musik, pramuka, fotografi, film, hingga dunia tulis-menulis. Kini bekerja agak tetap menjadi video jurnalis di sebuah TV nasional

Next Post
Swastyastu, Nama Saya Cangak

Tentang Kesaktian dan Kelemahan

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

by I Nyoman Tingkat
May 19, 2025
0
Manusia Tersekolah Belum Tentu Menjadi Terdidik

PADA 2009, Prof. Winarno Surakhmad, M.Sc.Ed. menerbitkan buku berjudul “Pendidikan Nasional : Strategi dan Tragedi”.  Buku setebal 496 halamanitu diberikan...

Read more

Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

by Dewa Rhadea
May 19, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

PAGI ini, saya membaca sebuah berita yang membuat dada saya sesak: sekelompok siswa Sekolah Dasar (SD) di Cilangkap, Depok, terlibat...

Read more

Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

by Made Chandra
May 19, 2025
0
Aktualisasi Seni Tradisi dalam Pusaran Era Kontemporer

Upaya Membaca yang Dianggap Lalu, untuk Membaca Masa Kini serta Menerka Masa Depan KADANG kala selalu terbersit dalam pikiran, apa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co