28 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Return to Innocence”, Nyepi, dan Sebuah Ajakan Kembali ke Kepolosan Diri

Angga WijayabyAngga Wijaya
April 15, 2025
inEsai
“Return to Innocence”, Nyepi, dan Sebuah Ajakan Kembali ke Kepolosan Diri

Enigma - Return To Innocence (Official Video) - Youtube | Tangkap layar dari youtube

FENOMENA menarik terjadi saat perayaan Nyepi beberapa waktu lalu di Bali. Di tengah gegap-gempita kreasi ogoh-ogoh yang memukau, sebuah melodi sayup-sayup kerap kali hadir sebagai latar musik dalam berbagai konten visual yang beredar di media sosial. Lagu tersebut tak lain adalah “Return to Innocence” dari Enigma.

Sebuah kebetulan semata? Mungkin bagi sebagian orang. Namun, bagi mereka yang memiliki kepekaan terhadap semesta, setiap fenomena memiliki makna mendalam. Nyepi 2025, dengan iringan lagu ini, seolah menjadi sebuah seruan universal untuk kembali merenungkan hakikat paling mendasar dari eksistensi manusia: kepolosan.

Di dalam khazanah kearifan lokal Bali, konsep kepolosan ini terangkum dalam frasa “belog-polos”. “Belog” yang berarti bodoh, dalam konteks ini tidak merujuk pada kekurangan intelektual, melainkan lebih kepada ketiadaan pretensi dan kompleksitas. “Polos” menggarisbawahi sikap apa adanya, tanpa topeng, layaknya seorang anak kecil yang lugu, jujur, dan spontan.

Sikap ini kontras dengan konstruksi identitas yang seringkali kita bangun seiring dengan bertambahnya usia dan tuntutan sosial. Pendidikan modern, dengan penekanannya pada kecerdasan intelektual dan pencapaian materi, seringkali secara implisit menggeser kepolosan menjadi sebuah kekurangan yang perlu diatasi. Kita didorong untuk menjadi rasional, strategis, dan kompetitif, yang terkadang menjauhkan kita dari inti diri yang murni.

Mari kita telaah lebih dalam lirik lagu “Return to Innocence” yang, bagi penulis dan mungkin juga bagi Anda, terasa bagaikan pesan inti dari perayaan Nyepi tahun ini:

“Return to Innocence” – Enigma

Love Devotion Feeling Emotion (Cinta Pengabdian Perasaan Emosi)

That’s not the beginning of the end (Ini bukanlah awal dari sebuah akhir) That’s the return to yourself (Ini adalah kembalinya dirimu sendiri) The return to innocence (Kembalinya kepolosan)

Don’t be afraid to be weak (Jangan takut untuk menjadi lemah) Don’t be too proud to be strong (Jangan terlalu bangga untuk menjadi kuat) Just look into your heart my friend (Lihatlah ke dalam hatimu, temanku) That will be the return to yourself (Itulah kembalinya dirimu sendiri) The return to innocence (Kembalinya kepolosan)

And if you want, then start to laugh (Dan jika kau ingin, maka mulailah tertawa) If you must, then start to cry (Jika kau harus, maka mulailah menangis) Be yourself don’t hide (Jadilah dirimu sendiri, jangan bersembunyi) Just believe in destiny (Percayalah pada takdir)

Don’t care what people say (Jangan pedulikan apa kata orang) Just follow your own way (Ikuti jalanmu sendiri) Don’t give up and use the chance (Jangan menyerah dan gunakan kesempatan ini) To return, to return to innocence (Untuk kembali, untuk kembali ke kepolosan)

That’s not the beginning of the end (Ini bukanlah awal dari sebuah akhir) That’s the return to yourself (Ini adalah kembalinya dirimu sendiri) The return to innocence (Kembalinya kepolosan)

Don’t care what people say (Jangan pedulikan apa kata orang) Just follow your own way (Ikuti jalanmu sendiri) Don’t give up and use the chance (Jangan menyerah dan gunakan kesempatan ini) To return, to return to innocence (Untuk kembali, untuk kembali ke kepolosan)

And if you want, then start to laugh (Dan jika kau ingin, maka mulailah tertawa) If you must, then start to cry (Jika kau harus, maka mulailah menangis) Be yourself don’t hide (Jadilah dirimu sendiri, jangan bersembunyi) Just believe in destiny (Percayalah pada takdir)

Lirik awal lagu ini, “Love, Devotion, Feeling, Emotion,” mengingatkan kita pada esensi dasar kemanusiaan. Di tengah hiruk pikuk kehidupan modern yang seringkali didominasi oleh rasionalitas dan ambisi materialistis, kita diingatkan akan pentingnya menghargai dan menghidupi emosi serta perasaan kita. Nyepi, dengan atmosfernya yang tenang dan introspektif, memberikan ruang bagi kita untuk kembali terhubung dengan emosi-emosi yang mungkin selama ini terabaikan.

Frasa “That’s not the beginning of the end / That’s the return to yourself / The return to innocence” menjadi inti dari pesan lagu ini. Bahwa melepaskan ego dan kepura-puraan bukanlah sebuah kemunduran, melainkan sebuah perjalanan kembali ke diri kita yang paling murni.

Dalam konteks Nyepi, “mati suri” aktivitas duniawi selama sehari penuh dapat diartikan sebagai kesempatan untuk “kembali pada diri sendiri” dan merenungkan nilai-nilai kepolosan yang mungkin telah tergerus oleh tuntutan kehidupan.

Lirik selanjutnya mengajak kita untuk merangkul kerentanan dan melepaskan keangkuhan. “Don’t be afraid to be weak, don’t be too proud to be strong.” Dalam masyarakat yang seringkali mengagungkan kekuatan dan kesuksesan materi, mengakui kelemahan dianggap sebagai sebuah aib. Namun, kepolosan mengajarkan bahwa menjadi rentan adalah bagian alami dari kemanusiaan. Kekuatan sejati justru terletak pada keberanian untuk menerima diri apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan.

Ajakan untuk “just look into your heart my friend” menekankan pentingnya introspeksi. Kembali ke dalam diri, menjernihkan pikiran dari segala kebisingan eksternal, adalah kunci untuk menemukan kembali kepolosan yang mungkin telah tertimbun oleh berbagai pengalaman dan ekspektasi.

Lirik “And if you want, then start to laugh, if you must, then start to cry, be yourself don’t hide, just believe in destiny” mengingatkan kita pada spontanitas dan kejujuran emosi seorang anak kecil. Mereka tidak ragu untuk tertawa riang saat bahagia dan menangis tersedu saat sedih.

Kepolosan berarti membebaskan diri dari tuntutan untuk selalu terlihat kuat atau tegar. Menerima dan mengekspresikan emosi secara otentik adalah bagian dari menjadi diri sendiri. Kepercayaan pada takdir di sini tidak berarti pasrah tanpa usaha, melainkan lebih kepada menerima alur kehidupan dengan hati yang terbuka.

Pesan untuk “don’t care what people say, just follow your own way” adalah inti dari kemerdekaan batin yang ditawarkan oleh kepolosan. Sejak kecil, kita seringkali dihadapkan pada berbagai ekspektasi dan penilaian dari lingkungan sekitar. Demi diterima dan diakui, kita terkadang mengorbankan keaslian diri.

Kepolosan mengajak kita untuk melepaskan belenggu opini orang lain dan berani mengikuti suara hati nurani. “Don’t give up and use the chance to return, to return to innocence” adalah sebuah panggilan untuk tidak menyerah dalam perjalanan kembali ke diri yang polos. Setiap momen adalah kesempatan untuk melepaskan lapisan-lapisan kepalsuan yang telah kita bangun.

Korelasi antara lagu “Return to Innocence” dan semangat Nyepi 2025 terasa begitu kuat. Nyepi, dengan segala ritual dan pantangannya, adalah sebuah momen kontemplasi mendalam. Dalam keheningan dan pengasingan diri, kita diajak untuk melepaskan segala hiruk pikuk duniawi dan kembali ke dalam diri yang paling esensial.

Sama seperti lirik lagu Enigma, Nyepi mengajak kita untuk menanggalkan topeng-topeng sosial, merenungkan kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan, dan menemukan kembali kepolosan jiwa yang mungkin telah lama terlupakan.

Penggunaan lagu “Return to Innocence” sebagai latar musik dalam perayaan Nyepi bukanlah sekadar tren sesaat. Ia adalah sebuah pesan spiritual yang mendalam. Di tengah modernitas yang seringkali menjauhkan kita dari akar kemanusiaan, lagu ini dan semangat Nyepi hadir sebagai pengingat yang lembut namun kuat. Bahwa di dalam kesederhanaan dan keotentikan diri terletak kedamaian dan kebahagiaan yang sejati.

Mari kita jadikan Nyepi 2025 yang telah berlalu, sebagai momentum untuk benar-benar “kembali ke kepolosan”. Bukan dalam artian menjadi naif, melainkan dalam keberanian untuk menjadi diri sendiri, tanpa pretensi, dan menerima segala aspek kemanusiaan kita. Inilah esensi dari “belog-polos” sesungguhnya; sebuah kebijaksanaan tersembunyi dalam kesederhanaan. [T]

Penulis: Angga Wijaya
Editor: Adnyana Ole

  • BACA JUGA:
Dari Puisi ke Melodi: Jejak Puitis Chairil Anwar dalam Musik Banda Neira
Tulus dan Pesona Lirik Puitis: Menelusuri Jiwa Remaja dalam “Tujuh Belas”
Pembacaan Heuristik dan Hermeneutik Lagu “Guru Oemar Bakrie” Karya Iwan Fals
Tags: Hari Raya Nyepimusikogoh-ogoh
Previous Post

Mbah Candi dan Tangan yang Meracik Ramuan Pelancar Air Susu Ibu

Next Post

Bagaimana Penguasa Bali Memperlakukan Muslim di Zaman Kerajaan?

Angga Wijaya

Angga Wijaya

Bernama lengkap I Ketut Angga Wijaya. Lahir di Negara, Bali, 14 Februari 1984. Belajar menulis puisi sejak bergabung di Komunitas Kertas Budaya asuhan penyair Nanoq da Kansas. Puisi-puisinya pernah dimuat di Warta Bali, Jembrana Post, Independent News, Riau Pos, Bali Post, Jogja Review, Serambi Indonesia dan Antologi Puisi Dian Sastro for President! End of Trilogy (INSIST Press, 2005). Bekerja sebagai wartawan di Denpasar.

Next Post
Bagaimana Penguasa Bali Memperlakukan Muslim di Zaman Kerajaan?

Bagaimana Penguasa Bali Memperlakukan Muslim di Zaman Kerajaan?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Kisah Perseteruan Anak Banteng dan Sang Resi

by Ahmad Sihabudin
May 27, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

PERSETERUAN anak-anak banteng dengan seorang resi kesatria paripurna masih terus berlanjut, malah semakin sengit dengan melontarkan serangan membabi-buta, penuh amarah...

Read more

Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

by Gede Maha Putra
May 26, 2025
0
Menelusuri Jejak Walter Spies Sembari Membangun Refleksi Pembangunan Bali

NAMA Walter Spies tentu saja sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Bali, terutama Ubud. Di tempat tinggal terakhirnya...

Read more

Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

by Hartanto
May 25, 2025
0
Abstrak Ekspresionisme dan Psikologi Seni

"Seniman adalah wadah untuk emosi yang datang dari seluruh tempat: dari langit, dari bumi, dari secarik kertas, dari bentuk yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025
Gaya

Wahyu Sanjaya dan Cintya Pradnyandewi Terpilih Sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025

WAYAN Wahyu Sanjaya dan I Gusti Ayu Cintya Pradnyandewi  terpilih sebagai Duta Bahasa Provinsi Bali 2025 dalam puncak acara pemilihan...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co