DALAM dunia seni, kreativitas kerap dianggap sebagai inti dari setiap proses penciptaan. Kutipan Yasraf Amir Piliang memberikan refleksi yang begitu dalam tentang makna kreativitas, ketika ia menyatakan:
“Kreativitas adalah sebuah aktivitas dalam menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda. Sementara, sesuatu yang baru atau berbeda itu hanya dapat dihasilkan dari sebuah wilayah tanpa batas, yang di dalamnya terdapat ‘dunia kemungkinan’ yang tak bertepi.”
Kutipan ini membuka cakrawala pemikiran bahwa kreativitas sejati tak dapat hadir dalam ruang yang sempit dan terbatas, melainkan lahir dari semesta gagasan yang bebas, liar, dan penuh dengan potensi tak terduga.
Konsep “dunia kemungkinan” yang Piliang gambarkan bukan hanya metafora, melainkan kenyataan filosofis yang sangat relevan dalam menjawab tantangan zaman. Dunia multiplisitas yang mengandung ide, gagasan, imajinasi, dan fantasi tak terbatas adalah medan tempat kreativitas hidup, berkembang, dan mengalami transformasi.
Dalam konteks ini, kreativitas bukanlah proses linear, tetapi lompatan-lompatan imajinatif yang terjadi ketika seseorang berani menembus batas-batas konvensi.
Maka dari itu, proses kreativitas ideal di masa kini harus disesuaikan dengan semangat multiplisitas ini. Dunia hari ini bergerak cepat, dinamis, dan penuh dengan ketakterdugaan. Di tengah gempuran teknologi digital, kecerdasan buatan, dan derasnya arus informasi, seniman dan pencipta dituntut untuk mampu berenang di lautan kemungkinan tanpa tenggelam dalam kebingungan.
Proses kreativitas ideal masa kini menuntut keberanian untuk eksploratif, kemampuan untuk menggabungkan disiplin, dan keterbukaan terhadap keragaman perspektif. Dalam dunia seni, ini berarti membangun dialog antara tradisi dan inovasi, antara lokalitas dan globalitas, antara tubuh dan teknologi. Seorang kreator hari ini bukan hanya pelaku seni, melainkan penjelajah makna yang menjadikan multiplisitas sebagai rumah ekspresinya.
Lebih dari sekadar teknik, kreativitas modern adalah sikap. Sikap untuk tidak berhenti bertanya. Sikap untuk membuka pintu kemungkinan tanpa takut salah arah. Sikap untuk menghargai kegagalan sebagai bagian dari penemuan bentuk baru. Dan di atas segalanya, kreativitas masa kini harus menjadi jalan untuk memanusiakan dunia yakni menjadikan seni sebagai medium untuk mendekatkan manusia pada esensi: keindahan, kebebasan, dan kemanusiaan itu sendiri.
Oleh karena itu, dunia tanpa batas yang Piliang bayangkan bukanlah utopia yang jauh di awang-awang. Ia adalah medan yang nyata yang bisa dijelajahi oleh siapa pun yang berani menyelami kedalaman imajinasi dan membebaskan pikirannya dari belenggu-belenggu batas. [T]
Penulis: I Gusti Made Darma Putra
Editor: Adnyana Ole
BACA artikel lain dari penulis I GUSTI MADE DARMA PUTRA