6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Bali Berkisah : Apa yang Bisa Dibicarakan tentang Seni Rupa di Bali?

Made ChandrabyMade Chandra
March 30, 2025
inUlas Rupa
Bali Berkisah : Apa yang Bisa Dibicarakan tentang Seni Rupa di Bali?

Diskusi seni rupa dalam acara Bali Berkisah

APA jadinya jika sebuah event sastra diambil alih sementara oleh sekumpulan kecil para begundal seni rupa?

Tentu jika dibayangkan rasanya seakan-akan kita diajak untuk menaiki sebuah wahana roller coaster. Tensi yang naik turun menjadi hal yang cukup saya rasakan selama perbincangan yang dihelat di Gedung Graha Yowana Suci, Sabtu 22 Maret 2025 itu.

Hari itu menjadi hal yang cukup spesial bagi saya sendiri ketika diminta untuk mengisi satu forum diskusi bersama rekan-rekan senior lainnya. Dengan mengusung judul yang agaknya sedikit menantang, sebuah event dua tahunan bertajuk Bali Berkisah mengajak para penikmat sastra dan budaya untuk sejenak melihat dan mendengar tentang apa yang bisa kurator serta para perupa muda katakan tentang bagaimana seni di Bali hari ini dapat dibicarakan.

Sebuah topik yang saya rasa cukup abstrak untuk kemudian dibawa ke dalam perbincangan berdurasi 1 jam 30 menit ini, namun sangat sayang jika hal tersebut dilewatkan begitu saja.

Forum ini sendiri terbilang unik karena menghadirkan kombinasi narasumber yang terbilang baru dalam mengisi per-skena-an seni rupa Bali. Di antaranya tak lain seorang perupa yang kini namanya begitu sering kita jumpai dalam beberapa event seni rupa di jagad Bali, yaitu Kuncir Sathya Viku, dan turut hadir pula dua kurator muda Savitri Sastrawan dan Vincent Chandra. Tak ketinggalan saya sendiri, Made Chandra, menjadi salah satu bagian dari empat pembicara yang hadir dalam panel diskusi ini.

Dwi S Wibowo dan Kuncir Sathya Viku

Untuk melengkapi sesi perbincangan ini, hadir pula seorang penulis yang kerap bersinggungan dengan dunia sastra dan seni rupa, tak lain ialah Dwi S Wibowo, yang langsung ikut andil dalam memoderatori sebuah diskusi kecil yang sedikit tidaknya menjadi hal yang urgentuntuk saya dan 3 pembicara lainnya dalam membicarakan seni di Bali.

Dibuka oleh Dwi S Wibowo selaku moderator, perbincangan yang cukup cair Ini menyasar beberapa poin penting yang kemudian saya catat dalam satu memoar kecil yang terbagi dengan fokus pembahasan oleh masing-masing pembicara.

Diskusi ini dimulai oleh satu pantikan yang dilontarkan oleh Mas Dwi pada perupa Kuncir Satya Vikhu tentang apa yang mendesak untuk dibahas dalam perbincangan seni yang ada di Bali.

Sebagai seorang perupa yang getol menggeluti tradisi dalam ungkapan berkeseniannya, ia menyampaikan kegundahannya tentang kondisi Bali hari ini melalui humor-humor satir yang menjadi fokus dalam karya-karyanya.

“Kita selalu disibukkan dengan tradisi yang seakan tanpa henti, mulai dari perayaan upacara, tradisi membuat ogoh-ogoh, sampai pada semaraknya langit-langit Bali pada musim layangan nanti, ya kadang sampai kita lupa ada beberapa pihak yang mengangkangi kita yang sedang asik ini,” ujar Kuncir kepada kami soal apa yang ia rasakan dengan kondisi Bali hari ini.

Sebagai orang Bali tulen ternyata Kuncir memiliki pandangan yang cukup kritis pada prilaku orang Bali itu sendiri. Ia mengingatkan kita untuk lebih peka dalam menyikapi hal-hal yang sering kali terabaikan dalam pusaran laku tradisi yang seakan tanpa henti.

Di kala kesibukan masyarakat Bali hari ini mereka seakan tak sadar, ada banyak pihak yang mengambil kesempatan untuk mengambil celah dalam mengubah tatanan alam serta sosial yang kini diam-diam melanda sebagian besar wilayah yang ada di Bali.  

Vincent

Menyambung topik tersebut, kini giliran saya yang mencoba untuk mengutarakan pendapat dalam diskusi ini. Selaku perupa yang punya pandangan terkhusus menyoal tradisi, saya mencoba untuk menitik beratkan topik bahasan pada satu paradigma yang sering disematkan pada seni tradisi, dimana kita sendiri cenderung menyikapi tradisi sebagai sesuatu yang primordial, seakan tak layak untuk dilakoni dalam kehidupan modern hari ini.

Bagi saya sendiri anggapan yang terjadi soal seni tradisi ternyata tidaklah sesederhana itu, dimana tradisi ialah lapisan ilmu yang tentu sangat kontekstual dengan ruang dimana tradisi itu tumbuh, ia hanya perlu diselami dan disikapi sebagai mana setaranya ia dengan modernitas itu sendiri.

Lalu kurator serta penulis Savitri Sastrawan menyambung hal tersebut dengan pembahasan menyoal laku tradisi Ogoh-ogoh yang kini sedang marak dilakukan oleh para Kumpulan anak muda yang tersebar di seluruh Bali.

“Kita kerap kali menganggap remeh perayaan ogoh-ogoh sebagai aktivitas tradisi belaka, sehingga mengesampingkan aspek-aspek vital yang membentuk perkembangan ogoh-ogoh sampai saat ini, dari yang awalnya hanya sebagai patung yang diarak keliling desa, kini dihiasi berbagai macam variasi atas perkembangannya,” kata Savitri.

Seraya ia bercanda kepada kami, tentang begitu gawatnnya seni kontemporer  dengan seni partisipatorisnya, yang ternyata sudah terimplementasi secara  organik merasuk ke dalam setiap lini kehidupan sosial para pemuda di setiap banjar yang ada di Bali, hal yang agaknya cukup remeh untuk kita bayangkan sebelumnya.

Hal itu kemudian dielaborasi lebih lanjut oleh Vincent Chandra selaku kurator dan pekerja museum dalam melihat fenomena tersebut. Ia mengungkapkan bahwa “Upaya untuk membaca Bali adalah upaya untuk melihat tradisi dan modernitas dapat berjalan beriringan.”

Di mana kedua aspek tersebut, kata Vincent,  sesungguhnya tak berada dalam dikotomi oposisi biner. Kita bisa melihat perkembangan tradisi yang ada di Bali khususnya, selalu tak terlepas dari kondisi tarik menarik antara tradisi dan modernitas, sehingga sangat tak bijak untuk menempatkan tradisi sebagai sesuatu yang sudah lalu, usang, dan lapuk. Ia adalah sebuah ilmu yang punya kontekstualisasi paling muktahir dalam menjembatani relasi antar manusia, dan alam itu sendiri, sebuah kenyataan yang mungkin sebagaian dari kita tak pernah cukup berpikir tentang hal tersebut.

Peserta diskusi

Pada akhirnya setelah mengikuti perbincangan yang cukup sangat padat tersebut, saya terkejut menyadari waktu perbincangan yang telah berlangsung cukup lama, sampai-sampai panitia yang berjaga memberi tahu kami bahwa waktu diskusi telah habis.

Tak sangka pembahasan tentang apa yang bisa kami bicarakan tentang seni di Bali harus dibatasi oleh ringkasnya waktu, Namun setidaknya ini bisa menjadi pemantik untuk kita bisa melihat bahwa seni di Bali tak ubahnya jembatan untuk masuk lebih jauh dalam pergulatan sosial yang tengah terjadi di Bali, menyoal tradisi dan modernitas adalah hal yang tak bisa diselesaikan dalam satu perbincangan.

Saya sendiri sebagai penulis berharap diskursus ini harus terus berlanjut dalam memantik perbincangan-perbincangan selanjutnya, sehingga pembacaan atas konteks seni yang ada di Bali hari ini dapat diakses oleh lebih banyak kalangan di luar para pegiat seni itu sendiri. [T]  

Penulis: Made Chandra
Editor: Adnyana Ole

BACA artikel lain dari penulis MADE CHANDRA

Ini Refleksi, Bukan Ramalan : Catatan Pentas Komunitas Aghumi di “Bali Berkisah 2025”
Bali Berkisah: Merayakan Sastra dan Budaya Bali dalam Ruang Perjumpaan Anak Muda
Di “Bali Berkisah”, Mendengar Proses Kreatif Henry Manampiring Menulis “Sajaksel” dan “50 to 20”
Dodit Artawan: Merayakan Bali dalam Hiruk Pikuk Kemacetan
Post Tradisi : Upaya untuk Meletakkan Bali dalam Pembacaan Seni Rupa Indonesia
Tags: Bali berkisahSeni Rupa
Previous Post

Tradisi Menyalakan Colok di Penghujung Ramadan: Menerangi Arwah Leluhur dengan Doa-doa

Next Post

I ❤ Bali : Masyarakat Bali yang Merasa Asing di Tanahnya Sendiri

Made Chandra

Made Chandra

Lahir di Baturaja, Sumatera Selatan, tinggal di Denopasar. Ia merupakan seorang perupa muda yang telah mengembangkan formula visual yang menarik. Ia memadukan ikonografi Kamasan Klasik dengan ekspresi abstrak dan dataran kanvas kosong yang memberikan kesan minimalis pada komposisinya, membedakan suara artistiknya di antara banyak seniman muda pendatang baru dan pionir seni Kamasan. genre Kamasan kontemporer.

Next Post
I ❤ Bali : Masyarakat Bali yang Merasa Asing di Tanahnya Sendiri

I ❤ Bali : Masyarakat Bali yang Merasa Asing di Tanahnya Sendiri

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co