18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Memilih Menjadi Aku” – Catatan Kecil Tentang Monolog yang Aku Mainkan

Dwi ErmayanthibyDwi Ermayanthi
March 18, 2025
inUlas Pentas
“Memilih Menjadi Aku” – Catatan Kecil Tentang Monolog yang Aku Mainkan

Dwi Ermayanthi saat memainkan monolog pada acara Mahima March March March 2025 di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Sabtu, 15 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

“Monolog? Apa itu?”

Begitulah reaksiku saat pertama kali Sonia Piscayanti mengajakku untuk ikut serta dalam MONOLOG 100 Perempuan Komunitas Mahima.

Semua ini dimulai tanggal 14 Januari, saat pentolan Komunitas Mahima, sekaligus penulis naskah dan sutradara, Sonia Piscayanti menghubungiku melalui sebuah pesan WA, “tentang monolog bulan maret aku mau garap kao soal perspektif 35 single and productive by choice nah” dan dengan polosnya aku menjawab, “monolog itu apa mbok?”.

Pernah sebelumnya aku menyaksikan beberapa pementasan monolog seperti Cok Sawitri, atau Sha Ine Febriyanti, tapi tak pernah membayangkan diriku akan menampilkan atau menjadi aktor monolog kalau bukan karena Sonia Piscayanti.

Aku tidak pernah bersentuhan sama sekali dengan dunia keaktoran atau teater, selain sebagai penonton. Ketika ajakan itu datang, aku jadi bingung sendiri, ini nanti monolog harus ngapain? Memang bisa akting?

Namun apa yang membuatku akhirnya meng-iya-kan tawaran ini adalah topik yang ingin diangkat tidak jauh dari diriku sendiri. Mengutip Sonia dari WA chatnya “care nak pidato, stoy telling biasa”.

Dalam hati aku berkata “OK, harusnya bisa ya, ga susah ya menjadi diri sendiri di depan panggung”.

Bulan berselang, di awal Maret akhirnya naskah monolog telah rampung dengan judul “Memilih Menjadi Aku”. Naskah ini terdiri dari 3 bagian yang dibuka dengan sebuah narasi tentang pencarian jati diri, kemudian gejolak dilema antara menemukan diri dalam pekerjaan dan kehidupan sosial, kemudian ditutup dengan sebuah refleksi bahwa dengan semua label dan definisi yang disematkan, tidak akan pernah lebih dari metafora sebagai wanita Bali.

Ketika naskah ini kubaca untuk pertama kalinya, terasa agak janggal, dan penuh tanya apakah ini tentang aku – sepertinya tidak tetapi sepertinya iya? Sonia hanya mengirimkan naskah tanpa memberi briefing apapun tentang monolognya nanti akan seperti apa. Jadi pada tahap ini, sejujurnya aku pun masih buta dan tidak tahu harus melakukan apa.

Jadi setelah naskah ini kuterima, belum aku apa-apakan sama sekali. Sesekali kubaca dan coba untuk meresapi, tapi dalam hati masih ada yang mengganjal.

Hingga akhirnya hari Rabu, tiga hari sebelum pentas, aku mengobrol dengan Sonia lewat telepon karena dia tak hentinya mengingatkanku untuk menghapal naskah namun belum kulakukan sama sekali. Dalam obrolan singkat kami di telepon, akhirnya aku memahami hal yang membuat mengganjal di hati dan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalaku ketika membaca naskah monolog ini.

Aku akhirnya sampai pada pemahaman bahwa ini adalah karakter yang diciptakan oleh Sonia sebagai penulis naskah. Hal yang mengganjal selama ini adalah aku merasa ada jarak antara naskah ini dengan diriku sendiri, meskipun Sonia menuliskan naskah berdasarkan cerita tentang diriku, namun ternyata ini adalah sebuah karakter yang berbeda.

Naskah ini adalah perspektif Sonia terhadapku, cara Sonia memandangku, dalam ruang sebagai seorang perempuan lajang yang digambarkan produktif, berani, global tapi juga menangkap kegelisahan, kelelahan dan keraguan sebagai perempuan Bali. Ini adalah karakter yang harus aku perankan di atas panggung nanti, ini bisa jadi adalah diriku sendiri atau bisa jadi juga orang lain.

Menyiapkan diri menuju tanggal pementasan 15 Maret 2025, di sela-sela tumpukan pekerjaan sehari-hari, aku mencoba untuk menyelami naskah ini. Aku mencoba memahami bagaimana alur pemikiran penulis dalam menuliskan karakter ini.

Aku memecah naskah menjadi bagian kecil agar lebih mudah memahami ide besar di tiap segmen. Memilahnya menjadi bagian-bagian kecil yang bersesuaian memudahkanku untuk memahami alih-alih menghapalkan naskahnya.

Dwi Ermayanthi saat memainkan monolog pada acara Mahima March March March 2025 di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Sabtu, 15 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Aku biarkan diriku mengalir mengikuti ide yang coba digambarkan oleh penulis dalam tiap kata dan kalimat.

Masalah lainya adalah, AKU BUKAN AKTOR.

Meskipun naskah ini sangat dekat dengan diriku, namun aku bukan orang yang bisa ekspresif apalagi berakting. Dalam lingkungan sosial, aku dikenal sebagai orang yang sangat datar dan tanpa emosi. Aku tidak terbiasa meluapkan atau mengekspresikan emosi dan pikiran ke luar.

Dalam prosesnya, aku mengalami tantangan untuk memerankan dan menampilkan naskah ini dengan emosi dan gerak yang ingin disampaikan oleh penulis sekaligus sutradara. Aku itu orangnya datar – flat, pembawaan tanpa ekspresi ini telah menjadi bagian diriku karena selama ini begitu caraku menyelesaikan setiap krisis dalam hidup.

Kali ini aku ditantang untuk keluar dari zona nyaman dengan mengekspor dan mengekspos seluruh emosi yang kurasakan melalui naskah ini. Emosi yang mungkin sebetulnya ada di dalam diriku hanya saja tidak pernah terungkapkan.

Satu hal yang kupegang teguh adalah “apapun itu hadapi saja, apapun hasilnya dengan aku berani naik ke panggung dan pentas aku sudah menang melawan keraguan aku sendiri”.

Ketika hari pementasan tiba, pagi harinya aku mencoba membayangkan bagaimana nanti akan bergerak dan bercerita di atas panggung. Apa simbol dan gesture yang akan dimainkan. Aku coba menuangkan setiap segmen dalam naskah ini menjadi visual gerak, atau properti apa saja yang dapat membantuku menjembatani naskah ini ke dalam diriku kemudian ke penonton.

Dwi Ermayanthi saat memainkan monolog pada acara Mahima March March March 2025 di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Sabtu, 15 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Dengan arahan dari Sonia sesaat sebelum naik panggung, aku memantapkan diri untuk melakukan gerak dengan berbagai properti yang sudah aku gambarkan dalam imajinasi. 

Kemudian tiba giliran untuk pentas, tepat setelah pementasan monolog Pranita Dewi. Sejujurnya ini memberikan tekanan yang lebih besar lagi karena Pranita tampil dengan sangat memukau, penuh kejujuran emosi, dan vulnerability. Penonton turut terhanyut dibuatnya.

Malam itu, Rumah Komunitas Mahima cukup intim dan hangat, di tengah rintik hujan yang tidak berhenti sejak jam 10 pagi, beberapa rekan dan kawan masih berkenan datang untuk menonton. Bagiku seorang aktor dadakan ini, jumlah ini sudah cukup mengintimidasi dan membuat grogi, ditambah dengan pementasan Pranita yang amat luar biasa sebelumnya.

Di belakang panggung aku biarkan tubuhku merasakan semua ketegangan-ketegangan, aku biarkan rasa itu mengalir dan tidak kutahan sama sekali.  Hingga akhirnya MC mengundangku ke atas panggung dan kendali ada di tanganku.

Lampu penonton mulai redup dan hanya tersisa lampu panggung yang menerangiku. Aku menarik napas dalam. Kursi di tengah panggung menjadi satu-satunya pijakan sebelum aku melepaskan segala ketegangan yang menyelimuti.

Entah kenapa, sejak awal aku memiliki keyakinan bahwa panggung dan penonton akan membantu memberikan energi kepadaku untuk mementaskan naskah ini. Ketika kalimat pertama terucapkan, luapan energi seperti mengalir ke seluruh tubuhku.

Aku membiarkan seluruh tubuhku bergerak ke arah yang diinginkan, aku biarkan setiap kata mengalir dari mulut dan rongga suara. Tanpa judgement dan tanpa dihalangi pikiran-pikiran. Aku biarkan semua mengalir, termasuk segala emosi yang ingin meluap.

Dwi Ermayanthi saat memainkan monolog pada acara Mahima March March March 2025 di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Sabtu, 15 Maret 2025 | Foto: Dok. Komunitas Mahima

Naskah yang awalnya sulit sekali aku ekspresikan dan temukan emosinya, seketika muncul dan mencuat begitu saja. Emosi itu menemukan katalisnya melalui naskah dan panggung ini.

Aku biarkan tubuhku menentukan waktunya sendiri, aku tidak berusaha memburu tidak juga berusaha menahan, tubuh seperti tahu kapan saat yang tepat.

Tanpa aku sadari, aku sudah sampai pada ujungnya. Ketika monolog ini kututup ada sebuah kelegaan dalam diri atas rasa yang terungkap.

Pranita, Sonia, dan Erma saat sesi diskusi seusai pementasan monolog pada acara Mahima March March March 2025 di Rumah Belajar Komunitas Mahima, Singaraja-Bali, Sabtu, 15 Maret 2025 | Foto: Dok Komunitas Mahima

Saat sesi diskusi dengan penonton setelah diskusi selesai, membantu aku untuk merefleksikan kembali apa yang telah kami tampilkan di panggung malam itu. 

Ketika seorang penonton merasa resonate dengan monolog yang aku bawakan, malam itu aku sadar, “Memilih Menjadi Aku” bukan hanya tentangku. Ini adalah suara perempuan di luar sana yang mungkin juga berjuang dalam sunyi.

Terima kasih Sonia,

Terima kasih Mahima,

Terima kasih telah menjadi ruang berkontemplasi dan bertumbuh bagi banyak orang.

  • BACA JUGA:
Mahima Menumbuhkan Saya, Saya Menumbuhkan Mahima – Orasi Budaya Mahima March March March 2025
Tags: Komunitas MahimaMahima March March March 2025Monolog
Previous Post

Mahima Menumbuhkan Saya, Saya Menumbuhkan Mahima – Orasi Budaya Mahima March March March 2025

Next Post

Ramadhan Sepanjang Masa

Dwi Ermayanthi

Dwi Ermayanthi

Biasa dipanggil Erma. Lahir dan besar di keluarga tradisional Bali, didorong oleh ayahnya untuk belajar di Surabaya sebelum kembali ke Bali untuk bekerja di Ubud Writers & Readers Festival. Pengalamannya selama empat tahun di Surabaya dan bekerja bersama tim yang beragam di festival tersebut mengubah perspektifnya tentang Bali, melihatnya melampaui pandangan tradisional keluarganya. Erma juga merupakan salah satu co-founder dari Littletalks Ubud, sebuah cafe & library yang berlokasi di Jl Bisma Ubud.

Next Post
Ramadhan Sepanjang Masa

Ramadhan Sepanjang Masa

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more

Manusia Toksin: Menelan Fitnah Menolak Fakta

by Ahmad Sihabudin
June 18, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya. .- Gus Dur., Drama ijazah palsu yang terus...

Read more

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja
Persona

Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja

SETIAP Minggu pagi, Taman Kota Singaraja menjelma menjadi panggung kecil bagi berbagai aktivitas. Ada anak-anak berlarian, ibu-ibu berbincang sambil menemani...

by Arix Wahyudhi Jana Putra
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co