Lorong Kata
/Lorong/
setiap kali geronggang itu hampa, mimpi kita berwarna gelap, ketakutan-ketakutan berkeringat, doa-doa setipis jangat. kita ingat, hati harus diisi dengan bunga-bunga wangi, seperti surga dan sebotol kasturi.
/Kata/
demi mulut yang menganga, lalat dari meja ke meja, kebisuan apel busuk, puisi-puisi yang harus dijenguk.
selamat malam kata-kata yang kelam, apakah bintang-bintang terbuat dari binatang? rasi pucat pasi. langit-langit lidah harus dijahit.
Kubang Raya, Februari MMXXIV
Gumezishn
sampai sampan sabda memuat neraka, orang-orang jadi abu di surga?
3.000 tahun Gayomart mengayomi semesta, sebagai manusia pertama; tanpa Adam dan Hawa?
Angra Manyu mengutus serigala kultus, menusuk manusia dengan trisula, maka yang tua adalah maut, yang abadi roh-roh marut.
di penghujung masa, Excalibur digenggam Isa? Tuhan lepas tangan, segala yang kita yakini jangan-jangan….
Bumi Kualu Damai, 6/12/MMXXIII
Myristica Fragrans
perempuan eropa mengalungkan pala di bawah hujan. ia membiarkan flu, batuk dan demam tingginya dihajar musim.
ia mengenang aroma harum dari negeri tropis; orang-orang suka mengucap salam, makan dengan tangan kanan, serta memeluk arwah nenek moyang.
apakah tuan dari asia? ia mendengar ayahnya bertanya pada pemuda kulit berwarna. ia merasa, cinta tiba-tiba menjerat dadanya, ia kesima pada lelaki aroma cengkeh-pala.
di negeriku, hanya ada hujan dan matari, tapi begitu banyak pala Maluku, juga lada Sumatera. apakah tuan akan mengunjungi kami dengan menjunjung cinta?
tapi bunuh membunuh yang tumbuh, perempuan kehilangan rengkuh, tanah mereka dijarah, dapur mereka mengepul abu, penjajahan tidak lagi abu-abu.
perempuan eropa itu minta maaf dalam bahasa rusia, terdengar seperti ucap sia-sia.
TBM Cahaya Rumah, Desember MMXXIV
Penulis: Muhammad Asqalani eNeSTe
Editor: Adnyana Ole
- BacaPUISI LAINdari penyair Indonesia