18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Fireworks Wednesday”: Api Membakar Cadar Rumah Tangga

Kiki SulistyobyKiki Sulistyo
February 13, 2025
inUlas Film
“Fireworks Wednesday”: Api Membakar Cadar Rumah Tangga

Fireworks Wednesday - Prime Video

MESKI sama-sama menggunakan peristiwa hijrah Nabi Muhammad dari Mekah ke Madinah sebagai tumpuan, penghitungan tahun hijriah versi Persia berbeda dari penghitungan tahun hijriah dalam versi Arab. Jika penghitungan versi Arab menggunakan penanggalan bulan, penghitungan versi Persia menggunakan penanggalan matahari. Tahun baru hijriah versi Persia (Nowruz) dimulai tepat pada ekuinoks musim semi, yakni titik lintasan matahari yang melintasi ekuator langit dan bergerak dari selatan ke utara.

Setiap menjelang tahun baru diadakan festival dan sebagai bagian dari festival tersebut ada satu tradisi dalam kebudayaan Persia yang disebut Chaharshanbeh Suri; suatu pesta (kembang) api untuk merayakan hari Rabu terakhir di tahun yang sedang berlangsung.

 Sebagaimana ekuinoks musim semi, hari Rabu juga merupakan titik tengah yang memisahkan jumlah tujuh hari dalam seminggu.

Titik tengah, di mana sesuatu yang baru dimulai tepat ketika sesuatu yang lama diakhiri, merupakan kunci dalam film Chaharshanbeh Suri (2006, Fireworks Wednesday) karya Asghar Farhadi. Perayaan Chaharshanbeh Suri ─tepatnya sehari sebelum hari Rabu terakhir tahun itu─ juga dipergunakan sebagai latar waktu di mana keseluruhan peristiwa berlangsung, dari pagi sampai malam.

Pusat cerita Firewoks Wednesday terletak pada krisis rumah tangga pasangan Mozhdeh Samiei (Hedieh Tehrani) dan Morteza Samiei (Hamid Farokhnezhad). Mozhdeh curiga suaminya berselingkuh dengan Simin (Pantea Bahram), seorang janda, tetangga apartemen mereka, yang membuka salon kecantikan di kamarnya.

Namun, kita tidak langsung dibawa ke pusat cerita. Kita akan diantar oleh Rouhi (Taraneh Alidoosti), seorang perempuan muda yang akan segera menikah. Rouhi yang tinggal jauh dari Tehran, mendapat panggilan dari agensi tenaga kerja untuk bekerja sebagai asisten rumah tangga selama sehari di Heravi Square, Tehran. Di kawasan itulah letak apartemen yang dihuni pasangan Samiei, dan di rumah tangga Samiei itu Rouhi akan bekerja.

Sampai di sini bisa dilihat jalinan makna antara latar waktu dan latar cerita. Keduanya sama-sama menghadirkan titik tengah sebagai kunci. Rumah tangga Samiei yang memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir berhadap-hadapan dengan rumah tangga Rouhi yang baru menjelang. Upaya seorang istri membongkar perselingkuhan suaminya adalah pintu untuk tema yang lebih dalam, yakni perubahan cara pandang terhadap pernikahan dalam benak seorang perempuan muda yang akan segera menikah. Tema ini bisa berkembang lebih jauh oleh kemungkinan narasinya; bagaimana alam pikir konservatif memandang fakta modernitas dalam konteks pernikahan dan rumah tangga. Rouhi mewakili sosok konservatif yang tinggal jauh dari pusat kota Tehran. Sementara pasangan Samiei mewakili sosok modern dengan prinsip privasi dan kemandirian pribadinya.    

Asghar Farhadi (bersama Mani Haghighi) meletakkan Rouhi, yang tidak terlibat langsung dengan peristiwa yang menjadi topik cerita, sebagai tokoh utama. Mirip dengan posisi A’la dalam film Asghar sebelumnya, Beautiful City (2004). Rouhi cuma asisten sementara yang secara logis tak berkepentingan dengan urusan rumah tangga majikannya. Bahwa pada akhirnya ia dilibatkan, dan kemudian melibatkan diri, itu adalah konsekuensi dari kehadirannya sebagai persona.

Bagi kita, protagonis cerita adalah Rouhi, sebab melalui sosok inilah kita memasuki cerita. Namun, dalam konteks cerita, Mozhdeh adalah sang protagonis, sebab ia adalah sosok yang punya keinginan, dalam hal ini keinginan membuktikan dugaannya perihal perselingkuhan sang suami. Parasnya yang hampir selamanya tegang dan awas terhadap tiap tanda menajamkan sifat aristokrasi kelas atas yang menjadi pembawaannya, dan bagaimana sifat tersebut bertahan habis-habisan dari tekanan mental akibat obsesi pembuktian dan pertengkaran terus menerus menimbulkan pula kesan rapuh dan layu.

Penyejajaran dua perempuan, yang di satu titik bertemu dalam situasi kontras (Mozhdeh diambang perpisahan sementara Rouhi menjelang pernikahan) memberikan perspektif feminin bagi film ini.       

Dalam upaya membuktikan perselingkuhan suaminya Mozhdeh beberapa kali memanfaatkan Rouhi, hal yang sama dilakukan pula oleh Morteza. Rouhi seperti berfungsi sebagai proksi dalam seteru rumah tangga itu. Sementara kehadiran Simin, yang bagi Rouhi sangat baik hati, turut membuat Rouhi kian jauh terlibat, meski ia sebetulnya belum sungguh-sungguh tahu apa yang terjadi. Kepolosan dan sifat kekanak-kanakan pada diri Rouhi membuat ia beberapa kali berbohong. Namun, kebohongan itu bukan dimaksudkan sebagai persekongkolan, melainkan reaksi spontan dalam menghadapi situasi.      

Meski begitu, apakah Morteza benar-benar berselingkuh dengan Simin bukan rahasia yang dipedulikan oleh film ini. Kita sudah tahu faktanya sebelum mereka yang berkepentingan dalam cerita mengetahuinya.        

Lebih lanjut, jika titik tengah adalah kunci yang dibentuk dari hubungan makna antara latar waktu dan struktur cerita, api adalah kunci lainnya. Api merupakan simbol utama dalam perayaan Chaharshanbeh Suri. Api juga punya watak ganda; ia bisa menghancurkan tapi juga bisa membentuk. Kita bisa melihat semacam oksidasi yang ditimbulkan para tokoh, yang menyebabkan munculnya api, dan pada gilirannya membakar satu hal, sekaligus membentuk hal baru. Api juga muncul dalam bentuk verbal melalui korek api yang merupakan petunjuk penting dalam cerita, serta tentu saja kembang-kembang api yang tiada henti meletus di luar gedung apartemen.        

Secara indrawi film ini memang menampilkan kesan kacau yang seakan bersahut-sahutan. Selain bunyi kembang api yang tak henti-henti, serta simpang siur orang-orang yang bersiap merayakan tahun baru, situasi di dalam apartemen juga tak kurang berantakannya. Apa yang pertama-tama dilihat Rouhi, yang berarti juga apa-apa yang kita lihat, dalam apartemen keluarga Samiei adalah kaca jendela yang pecah; barang-barang berserakan yang belum ditata ulang setelah rencana mengecat ulang apartemen itu; serta Morteza yang tangannya diperban, dan sibuk menjawab telepon, sambil repot mencari korek api untuk membakar rokok.

Pada banyak adegan ditampilkan pula situasi polilog dengan interupsi yang bisa muncul setiap saat di antara para karakter, bercampur suara tangis anak-anak. Semua itu memberi kesan seakan-akan ada “perang” sungguhan; kembang api dan orang-orang di luar apartemen serupa para pemberontak yang menguasai kota dan mengepung apartemen tempat penerapan kehidupan modern berlangsung ─sementara di dalam apartemen itu juga terjadi perang yang lain.

Di sela-sela keadaan konstan itu, sinematografi yang dikerjakan Hossein Jafarian merakit beberapa gambar yang memikat mata. Satu yang paling cemerlang adalah rangkaian adegan ketika Morteza melihat Mozhdeh, dari jendela lantai atas kantornya, sedang berjalan mengenakan chudor (cadar) milik Rouhi untuk mematai-matai suaminya. Morteza turun menggunakan lift, kamera turut berada di dalam lift. Namun, ketika Morteza keluar dari lift, berlari ke jalanan, dan memukuli istrinya, kamera tetap berada dalam lift sehingga adegan pemukulan itu hanya bisa kita lihat dari jauh, tentu saja tanpa suara. Kamera bahkan tetap berada dalam lift ketika lift kembali naik.      

Siasat ini pertama-tama menghindarkan adegan pemukulan tersebut dari histeria. Kedua, siasat ini juga mencegah adegan menjadi anti-klimaks, sebab sebagai bagian dari rangkaian adegan, pemukulan di jalan itu cuma awal dari pertengkaran selanjutnya yang berlangsung di rumah. Adegan pertengkaran itu kemudian menjadi klimaks. Adegan yang sungguh-sungguh menyerap emosi, memancarkan cekaman, dan menciutkan keberadaan kita ke dalam semesta fiksional yang digarap sungguh-sungguh nyata.

 Topik rumah tangga dalam Fireworks Wednesday dari matra sosiologis dan antropologisnya mengantar kepada tema bagaimana dunia tradisional, atau konservatif, tidak terhindarkan bertransformasi menuju dunia modern, tapi secara halus juga menginterogasi dan menggugatnya.      

Tanda penting dibubuhkan pada objek chador (cadar) sebagai representasi dari dunia tradisional. Pada adegan awal ketika Rouhi diantar calon suaminya, Abdolreza (Houman Seyyedi), menuju kantor agensi, di tengah jalanan yang di sisi-sisinya tampak sisa-sisa salju, chador Rouhi jatuh, dan mereka harus berhenti sebentar untuk memungutnya. Peristiwa sepele yang tampak tak berarti apa-apa itu bisa dibaca sebagai tanda jatuhnya budaya tradisional dalam perjalanan menuju modernitas. Tafsir ini akan kelihatan memiliki pegangan oleh kenyataan yang muncul di akhir cerita, yakni tertinggalnya chador itu di apartemen keluarga Samiei, sementara Rouhi sendiri pulang sembari membawa tanda modernitas di alisnya, hasil permak salon kecantikan Simin.      

Abdolreza memuji Rouhi yang di matanya tampak lebih cantik dengan model alis baru, tapi ia jelas tidak tahu bahwa apa yang dilihat dan dialami Rouhi selama sehari di apartemen keluarga Samiei bagai kursus berumah tangga yang akan dibawanya sebagai pelajaran bagi dirinya, yang bisa jadi akan mengubah pandangannya tentang pernikahan. [T]

Penulis: Kiki Sulistyo
Editor: Adnyana Ole

“Forushande”: Bagaimana Orang Bisa Berubah Menjadi Sapi?
Elphaba-Glinda (Wicked 2024): Cermin Kontras Psikologi Identitas dalam Komunikasi Antarbudaya
Suitcase (2023) dan Suku Kurdi yang Masih Terdiskriminasi
Tags: filmresensi filmUlas Film
Previous Post

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

Next Post

PARWATA BERPULANG — BALI KEHILANGAN TAKSU

Kiki Sulistyo

Kiki Sulistyo

Lahir di Kota Ampenan, Lombok. Buku puisi terbarunya berjudul Dinding Diwani (Diva Press, 2020). Ia mengelola Komunitas Akarpohon, Mataram, Nusa Tenggara Barat.

Next Post
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

PARWATA BERPULANG — BALI KEHILANGAN TAKSU

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more

Manusia Toksin: Menelan Fitnah Menolak Fakta

by Ahmad Sihabudin
June 18, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Memuliakan manusia berarti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia berarti merendahkan dan menistakan penciptanya. .- Gus Dur., Drama ijazah palsu yang terus...

Read more

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja
Persona

Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja

SETIAP Minggu pagi, Taman Kota Singaraja menjelma menjadi panggung kecil bagi berbagai aktivitas. Ada anak-anak berlarian, ibu-ibu berbincang sambil menemani...

by Arix Wahyudhi Jana Putra
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co