29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Book Café Halaman Belakang di Singaraja — Cocok untuk Baca Buku, juga Main Game di Toilet

Sonhaji AbdullahbySonhaji Abdullah
February 6, 2025
inMilenial
Book Café Halaman Belakang di Singaraja — Cocok untuk Baca Buku, juga Main Game di Toilet

Book Cafe Halaman Belakang | Foto: tatkala.co

KALAU Anda sedang berada di daerah Baktiseraga, Kecamatan Buleleng—arah ke Litle Sunhsine Learning Centre, Singaraja—jangan lupa mampir ke Book Cafe Halaman Belakang, sebuah kafe yang unik untuk menghabiskan senja sendiri, bersama kekasih atau bersama keluarga.

Kafe Halaman Belakang merupakan cabang dari Rumah Momo, sebuah kafe dengan konsep yang sama di Renon, Denpasar. Sebelum Halaman Belakang, Rumah Momo juga me-launching Ruang Tamu dengan konsep yang tak jauh berbeda. Yang memiliki dua space nongkrong, di luar dan di dalam.

Di Halaman Belakang, bangunannya tampak seperti rumah impian, di pinggirnya ada sawah-sawah. Tapi juga tidak terlalu jauh dengan pemukiman warga atau perumahan. Udaranya juga tidak terlalu kotor. Ditambah tidak terlalu bising. Cocok untuk menepi. Cocok banget untuk menenangkan pikiran.

Padi-padi di sawah itu baru saja dipanen. Saya telat datang untuk melihat bagaimana padi berisi merunduk memberi hormat pada petani, atau melihat kemuliaan para petani memotong emasnya sendiri. Seperti kata penyair Isma Sawitri, “Yang emas adalah padi”

Selain dekat dengan alam yang membuat sejuk suasana, apalagi beberapa pohon cukup tinggi-tinggi, kafe Halaman Belakang itu terasa teduh. Hangat. Di beranda kafe itu, orang-orang bisa nongkrong dengan lanskap alam terbuka.

Ubi cilembu di Book Cafe Halaman Belakang | Foto: tatkala.co/Son

Ubi Cilembu Cheese Brule (20K), menjadi teman suasana ngopi ketika rehat bekerja di waktu sore. Rasa madu alami dari ubi dengan timpalan lelehan keju terbakar di dalamnya,  menjadikan rasanya lebih unik. Sementara memecahkan kerak gula yang tampak seperti karamel itu di lapisan pertamanya sebagai pengganti kulit, menjadi ritual tersendiri yang menyenangkan sebelum akan menemukan tekstur empuk itu pada seporsi ubi.

“Apalagi setelah seruput kopi, sedot rokok Djarum Coklat alias Jarcok (sengaja seperti menyebut Jancuk!) paslah,” kata Perhat, temanku dari Tasikmalaya ketika aku datang ke kafe itu, Rabu, 5 Feruari 2025.

Kami datang berdua. Kami memesan itu, dengan satu kopi Vietnam Drip (20 ribu) dan dia memesan Lemon Yogurt (23 ribu). Di sana, bukan hanya tempat untuk sekadar ngopi sambil ngemil, tetapi juga bisa sambil baca buku-buku komik atau novel, atau cerita lainnya. Tersedia banyak buku-buku di rak itu. Karena itulah kafe itu juga diberi nama Book Cafe Halaman Belakang.

Buku dan lain-lain di meja makan | Foto: tatkala.co/Son

Seorang anak kecil baru saja masuk bersama ibunya, ayah, kakak, lengkap. Kafe itu benar-benar dipenuhi keluarga bahagia, Keluarga Cemara barangkali. Juga pasangan muda mudi terkasih.

Anak itu turun dari tempat duduknya, menghampiri satu rak berisikan benda-benda klasik seperti telepon dan radio masa lalu sebelum menggeser langkahnya ke rak-rak buku. Bocah itu kemudian mengambil satu buku komik, tapi saya tidak tahu betul apa judul komik yang diambil bocah itu.

Ia kembali menghampiri keluarganya sambil menenteng buku di tangan kanan. Sambil duduk dan membaca, terlihat anak itu merasa asik sendiri di kursinya menanti pesanan tiba.

Pemandangan orang, pemandangan buku | Foto: tatkala.co/Son

Di ruang utama, memang, terdapat satu buah rak buku cukup panjang. Bertumpuk, dan terjejer apik buku-buku itu di tata selain ramah anak ruangannya. Lebih menarik, sebelum orang-orang memilih buku bacaannya, atau memilih tempat duduk ternyaman.

Seorang penyair melalui puisinya menyambut mereka romantis di sebuah tembok dekat sofa empuk dengan judul “Hujan Bulan Juni” :

Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu
Tak adayang lebih bijak dari hujan bulan juni
Dihapusnya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu

Meninggalkan Jejak (air)—Seni

Puisi itu milik mendiang Sapardi Djoko Damono, penyair tersohor republik ini. Saya membayangkan, jika di satu tembok yang lain juga mestilah ditulis puisi dari Eang Sapardi dengan judul “Di Restoran” (1989), agaknya, tambah puitik. Begini kirak-kira sajak itu jika dituliskan :

Kita berdua saja, duduk
Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput
Kau entah memesan apa
Aku memesan batu ditengah sungai terjal yang deras
Kau entah memean apa
Tapi kita berdua saja, duduk
Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
memesan rasa lapar yang asing itu

Bayangkan jika puisi “Di Restoran” itu juga ditulis di tembok berbeda. Doi siapa yang tidak basah hatinya? Atau hati siapa yang tak jadi lembut setelah rengas hendak memutuskan kekasihnya karena belum mapan? Atau belum di wisuda.

Orang-orang santai di Book Cafe | Foto: tatkala.co/Son

Seorang teman menimpali, sebelum pulang, kata Bang Perhat. “Jangan lupa masuk ke toilet kafe ini. Tinggalkan kencing, sebagai tanda bahwa kamu pernah ada di tempat ini. Kencing adalah (air) seni.”

Kami memang hendak pulang karena senja sebentar lagi tandas. Dan ia menunjukkan sesuatu yang lain selain tempat kafe ini ada komik shincan, dan Ubi Cilembu yang dimasak dan diplating modern. Dialah yang membawa saya ke Halaman Belakang untuk merasakan itu semua sebagai perjumpaan hangat. Karena tak sempat deal beberapa hari lalu untuk pergi ke sini.

“Pokoknya kamu harus cobain toiletnya. Sok geura,” kata lelaki setia itu. Nama pacarnya Kakak Jasmine, tapi di hari kemarin, dia tak setia karena tak mengajaknya berkencan. Lebih memilih untuk pergi berdua bersama saya—sambil ngomongin yang aneh-aneh tentang hidup, “Ada hari khusus kalo pergi sama pacar. Lebih sakral,” katanya.

“Ada apa di toilet?” timpal saya memotong pembicaraan tentang pacar.

“Sok cobaan wae sorangan,” katanya sambil senyum-senyum tipis.

Di toilet bisa main game | Foto: tatkala.co/Son

Lantas saya pergi ke toilet yang tak jauh dari tempat pemesanan. “Toilet” nama besar itu tertera di satu ruangan khusus. Saya membuka pintunya. Toilet itu kering. Bersih. Ada pohon kecil yang hijau daunnya, yang barangkali bisa menyerap bau tak sedap.

“Kleng!!” takjub saya pada sebuah game Nintendo Entertainment System (NES) yang berhadapan dengan tempat ngising. Game itu rilisan tahun 1985-an di Amerika Serikat.

Saya langsung buka celana. Pup. Maen game. Tak percaya? Datanglah ke sana sendiri, dan jangan lupa pup. Tapi, sebelumnya, jangan lupa memesan.

Entah kau mau memesan apa…[T]

Reporter/Penulis: Sonhaji Abdullah
Editor: Adnyana Ole

Farm Brew & Co, Menikmati Kopi di Tanah Legendanya
Tags: book cafekafeKafe Anak MudakulinerSingaraja
Previous Post

Kampusku Sarang Hantu [6]: Akik Keramat Dosen

Next Post

Timbul Suheri, Cerita Tentang Lapak dan Pasar Loak di Kreneng

Sonhaji Abdullah

Sonhaji Abdullah

Kontributor tatkala.co

Next Post
Timbul Suheri, Cerita Tentang Lapak dan Pasar Loak di Kreneng

Timbul Suheri, Cerita Tentang Lapak dan Pasar Loak di Kreneng

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co