19 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Culture Shock” Mahasiswa Bali di Yogyakarta: Makanan Murah yang Bisa Bikin Boros dan Lain-lain

Kadek Prayuda SathyanantabyKadek Prayuda Sathyananta
February 5, 2025
inTualang
“Culture Shock” Mahasiswa Bali di Yogyakarta: Makanan Murah yang Bisa Bikin Boros dan Lain-lain

Salah satu sudut Kota Yogyakarta | Foto: Prayuda

YOGYAKARTA bisa disebut sebagai kota terkenal, sama terkenalnya dengan Jakarta sebagai ibukota negara. Hal yang pertama kali terlintas di pikiran kita jika menyebut Yogyakarta adalah suatu kota yang sarat dengan budaya dan tradisi serta tentu saja menjadi destinasi wisata yang sulit untuk dilupakan.

Namun, bagi para pendatang, tinggal di Yogyakarta akan memberikan sedikit kejutan budaya yang tidak terduga atau yang kita kenal dengan istilah “culture shock”.

Beberapa hal yang sudah dianggap biasa oleh warga lokal justru akan menjadi pengalaman baru yang membingungkan atau bahkan membuat mereka yang baru menetap di kota ini tersenyum tipis. Mulai dari biaya hidup yang lebih murah hingga kentalnya suasana akademik akan kita bahas satu persatu. Let’s see!

Biaya hidup lebih murah

Salah satu hal yang paling mengagetkan bagi pendatang adalah murahnya biaya hidup di Yogya. Makanan enak bisa didapat dengan harga yang jauh lebih murah dibandingkan di kota besar lainnya.

Saya pun merasakan kenikmatan ini, salah satunya adalah nasi Padang yang di beberapa tempat cuma dibanderol dengan harga 10 ribu dengan lauk yang sudah cukup lengkap. Makanan ini jika dibeli di kampung halaman saya di Bali, belum tentu akan mendapatkan menu yang lengkap dengan harga tersebut.

Namun, justru karena hal itulah, banyak pendatang yang tanpa sadar menghabiskan uang lebih banyak, karena merasa harga-harga begitu terjangkau. Bagi para mahasiswa dan pekerja rantauan harus hati-hati nih karena kita pasti berpikir bisa hidup hemat, tetapi akhirnya malah sering makan di luar dan menikmati berbagai hiburan karena harga yang murah.

Tidak ada suara bising klakson saat lampu merah

Di Yogya, salah satu hal yang cukup mencolok bagi saya adalah jarangnya suara klakson saat berada di lampu merah. Berbeda dengan kota-kota lainnya seperti Jakarta atau Denpasar tepat tinggal saya, di mana suara klakson menjadi bagian dari ritme lalu lintas sehari-hari, namun di Yogya pengendara cenderung lebih sabar dan jarang terburu-buru.

Foto bersama saat orientasi mahasiswa baru program Pasca Sarjana UGM | Foto: Dokumentasi Pribadi.

Sepertinya orang Yogya sudah sadar sepenuhnya jika berada di jalan harus selalu siap dengan resikonya, seperti macet. Hal ini sejalan dengan budaya setempat yang menjunjung tinggi kesopanan dan ketenangan.

Mengklakson secara berlebihan bisa dianggap kurang sopan atau bahkan mengganggu ketertiban. Kalau kata orang lokal, di Yogya punya prinsip “Nek kowe ra sabaran, mabur o wae” yang kurang lebih artinya “kalau kamu gak sabaran, mending terbang saja”.

Alih-alih membunyikan klakson, banyak pengendara di Yogya lebih memilih untuk menunggu dengan tenang hingga lampu hijau menyala, meskipun ada kendaraan yang lambat merespons. Sepertinya orang Yogya sudah sadar sepenuhnya jika berada di jalan harus selalu siap dengan resikonya, seperti macet.

Apakah kalian juga merasa heran dengan kebiasaan ini saat pertama kali datang ke Yogya?

Norma sosial dan adat istiadat

Orang Yogya sangat menjunjung tinggi etika dan kesopanan. Nada bicara yang terlalu keras, sikap yang terlalu blak-blakan, atau terbiasa menyela pembicaraan bisa dianggap kurang sopan. Selain itu, budaya sungkan juga sangat kuat.

Jalan-jalan keliling Kota Yogya sambil swafoto di kaca spion | Foto: Dokumentasi Pribadi

Banyak orang yang enggan menolak permintaan atau memberi jawaban langsung demi menjaga perasaan orang lain. Contohnya saat saya berada di bus dalam perjalanan dari Denpasar menuju Yogya misalnya, kebetulan seseorang di sebelah saya adalah orang Yogya asli yang di mana saat saya menawarkan kudapan, mereka cenderung menolak terlebih dahulu sebagai bentuk kesopanan, sebelum akhirnya menerimanya. Hal ini bisa membingungkan bagi pendatang yang tidak terbiasa dengan kebiasaan ini.

Selain itu, Yogya masih sangat kental dengan nilai-nilai budaya dan tradisi. Mulai dari berbagai upacara adat, seni pertunjukan seperti wayang dan tari, hingga ritual-ritual khas seperti Sekaten, Labuhan Merapi, dan Malam 1 Suro yang semuanya masih dilestarikan dengan baik.

Jam malam dengan suasana yang lebih sepi

Tidak seperti kota besar yang tetap ramai hingga larut malam, Yogya cenderung lebih sepi setelah pukul 10 malam. Banyak warung makan dan toko yang sudah tutup, kecuali beberapa tempat tertentu seperti angkringan atau kafe mahasiswa. Ini menjadi kejutan bagi saya yang selama di Bali terbiasa dengan kehidupan pada malam hari.

Suasana malam di salah satu sudut Kota Yogya | Foto: Dokumentasi Pribadi

Namun, bagi yang menikmati suasana tenang, hal ini bisa menjadi kelebihan tersendiri. Kota yang lebih sepi di malam hari membuat Yogya terasa lebih nyaman untuk beristirahat tanpa hiruk-pikuk yang berlebihan. Namun, suasana malam yang lebih sepi sering dimanfaatkan oleh anak-anak remaja yang sedang mencari jati dirinya.

Tentu saja kita semua pernah mendengar fenomena klitih yang umumnya terjadi di malam hari hingga dini hari di berbagai jalanan Yogya, terutama di ruas jalan yang sepi. Para pelaku sering kali masih berstatus pelajar atau remaja, menyerang korban secara acak, baik untuk menunjukkan eksistensi, dendam antar kelompok, maupun sekadar iseng.

Suasana malam dari salah satu sudut jalan Kota Yogya | Foto: Dokumentasi Pribadi

Meskipun klitih menjadi salah satu sisi gelap Yogya, kota ini tetap memiliki banyak hal positif. Kesadaran dan kewaspadaan adalah kunci utama agar tetap bisa menikmati suasana Yogya dengan aman dan nyaman.

Sepeda motor sangat banyak dalam berbagai plat

Yogya adalah kota dengan populasi sepeda motor yang sangat tinggi. Jalanan sering dipenuhi oleh motor yang bergerak lincah, bahkan di gang-gang kecil. Bagi yang terbiasa dengan transportasi umum yang luas seperti di kota besar, harus siap menyesuaikan diri dengan dominasi kendaraan roda dua ini.

Selain itu, lalu lintas di Yogya kadang bisa terasa semrawut, terutama di sekitar kawasan kampus atau destinasi wisata. Banyak pengendara motor yang tidak ragu untuk menyelinap di antara kendaraan lain, membuat lalu lintas menjadi cukup menantang bagi yang belum terbiasa.

Suasana salah satu lampu merah di Kota Yogya | Foto: Dokumentasi Pribadi

Saking banyaknya populasi sepeda motor, sering kali saya jumpai plat-plat motor dari berbagai daerah di Indonesia, dari Indonesia barat hingga ke timur, serta dari utara hingga ke selatan pasti dijumpai di kota ini.

Suasana akademik yang kental

Sebagai kota pelajar, Yogya memiliki atmosfer yang sangat berbeda dibandingkan kota lain. Banyaknya kampus-kampus besar di Yogya membuat mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia berkumpul di sini, menciptakan suasana yang unik antara modernitas dan tradisional.

Ibarat kata, Yogya adalah Indonesia dalam versi mini. Kehidupan sehari-hari sering kali dipenuhi dengan diskusi intelektual di warung kopi, seminar budaya, hingga kegiatan seni yang menarik. Banyak komunitas yang aktif di berbagai bidang, mulai dari seni, musik, sastra, hingga teknologi.

Berbagai arsip yang tersimpan di Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY | Foto: Dokumentasi Pribadi

Kehidupan akademik yang dinamis ini membuat Yogya tidak hanya menjadi tempat belajar formal, tetapi juga tempat berkembangnya ide-ide kreatif.

Sebagai penutup, meskipun menghadapi culture shock bisa terasa menantang, pada akhirnya banyak orang akan jatuh cinta dengan Yogyakarta. Kota ini bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga pengalaman hidup yang kaya akan nilai, tradisi, dan keramahan.

Bagi yang bisa beradaptasi, Yogya bukan sekadar tempat singgah, melainkan rumah kedua yang penuh kehangatan. [T]

Penulis: Kadek Prayuda Sathyananta
Editor: Adnyana Ole

Jagra Siwaratri di Candi Prambanan dan Aku Bayangkan Candi itu Bagai Istana Para Dewa
Heha Sky View, Taman Langitnya Yogyakarta
LONTAR BALI DI MUSEUM SONOBUDOYO YOGYAKARTA
Tags: mahasiswaYogyakarta
Previous Post

Kenali Dulu “Satua” Bali, Lalu Gambarlah Tokoh-tokoh Ceritanya | Dari Lomba Ngambar Bulan Bahasa Bali VII

Next Post

“Kiri” Ayah

Kadek Prayuda Sathyananta

Kadek Prayuda Sathyananta

Lulusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Universitas Udayana tahun 2022. Saat ini sedang menempuh studi Pascasarjana di Program Studi Magister Ilmu Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada

Next Post
Telenovela

“Kiri” Ayah

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

by dr. Putu Sukedana, S.Ked.
June 18, 2025
0
Tali Pusat, Gudangnya Misteri Sekala dan Niskala — Mulai dari Penangkal Ilmu Gaib dan Sumber Sel Punca Secara Medis

Oleh: dr. Putu Sukedana, S.Ked., AIFO-K., FISQua; Dr. I Putu Mardika, S.Pd., M.Si WAJAH saya serius saat saya mendengarkan materi...

Read more

Diet, Hal Sederhana yang Dibuat Ribet

by Gede Eka Subiarta
June 18, 2025
0
Selamat Galungan, Selamat Makan Lawar! — Ingat Atur Gaya Makan Agar Tetap Sehat

HIDUP sehat itu bisa dijalankan dengan pola makan yang bagus dan teratur, baik itu porsi makan, jam makan, dan jenis...

Read more

Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

by Emi Suy
June 18, 2025
0
Yang Kecil, Yang Tak Selesai Dirasakan

Di dunia yang riuh oleh teriakan, ambisi besar, dan citra-citra agung, kita sering kali lupa bahwa sesuatu yang kecil bisa...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi
Khas

Wine Knowledge: Sentuhan Global dalam Pendidikan Vokasi

Ke kebun anggur di pagi hari, Langit cerah hati pun senang. Belajar wine sambil tur industri, Ilmu bertambah, skill pun...

by Luh Eka Susanti
June 18, 2025
Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center
Khas

Jika Desa Tak Ditulis, Siapa yang Akan Mengingat? — Catatan Workshop Menulis Cerita Desa di Tejakula Community Center

DI ruang kelas LPK Hishou Tejakula, seorang remaja berdiri dengan seulas senyum, Gede Bayu Pratama, siswa kelas 7 dari SMPN...

by Komang Puja Savitri
June 18, 2025
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co