29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Tari Berugak Elen: Menemukan Karakter Remaja Perempuan Sasak dalam Eksplorasi Gerak

Asmarani Pamela PaganinibyAsmarani Pamela Paganini
December 29, 2024
inKhas
Tari Berugak Elen: Menemukan Karakter Remaja Perempuan Sasak dalam Eksplorasi Gerak

Tari Berugak Elen | Foto: theboleng

SUATU sore saya janjian dengan seorang teman bernama Irma Septiana di sebuah kedai kopi di Kawasan Udayana, Kota Mataram. Sedikit perkenalan soal Irma, ia adalah lulusan program studi seni, drama, tari, dan musik Universitas Nahdlatul Ulama, NTB, yang kini mengajar di SMKN 2 Lingsar.

Pertemuan ini awalnya hanya sebatas temu kangen kawan proyekan yang sudah lama tidak berjumpa. Seperti ritual nongkrong pada umumnya, saya membuka obrolan dengan menanyakan kabar dan beberapa aktivitasnya yang saya pantau lewat media sosial.

Irma memang tipikal lawan bicara yang asik, semua pertanyaan dijawab dengan penuh kehebohan. Responnya membuat saya ingin terus menerus memperpanjang obrolan.

Apa yang kemudian membuat perbincangan menjadi serius adalah ketika kami membahas tentang Tari Berugak Elen karyanya yang belakangan dipentaskan di mana-mana.

Sesungguhnya saya belum pernah menyaksikan secara langsung garapan koreografi ini. Akan tetapi, karena videonya kerap muncul dalam unggahan teman-teman saya di media sosial, maka sedikit banyak saya telah menyimak bagaimana wujud tarian tersebut.

Dari kumpulan video tadi, saya menyimpulkan bahwa Tari Berugak Elen merupakan sebuah tari hiburan menggunakan iringan lagu berjudul Berugak Elen yang dibawakan oleh sekelompok remaja perempuan.

Lagu Berugak Elen tergolong lagu sasak popular di Pulau Lombok. Lagu ini diciptakan oleh Hermanto yang selanjutnya banyak di-cover oleh pemusik lain dalam berbagai versi.

Salah satu cover yang banyak menyita telinga para pendengar adalah karya Antero yang dinyanyikan oleh Afria. Versi ini dipublikasikan di kanal You Tube Antero Musik Digital empat tahun lalu dan telah ditonton sebanyak 956 ribu kali.

Seperti lagu Sasak pada umumnya, karya cover yang satu ini dapat menstimulus pendengar untuk berjoget mengikuti irama lagu. Lantunan vokal yang mengayun-ayun, juga semakin menambah kenikmatan lagu. Mungkin itulah alasan mengapa salah seorang rekan kantor Irma memintanya untuk membuat garapan tari menggunakan lagu ini. Selain karena memang sudah banyak pula video-video tari dengan musik iringan Berugak Elen yang tersebar di platform You Tube.

Tari Berugak Elen | Foto: theboleng

Irma mengakui bahwa pada awalnya ia kurang berminat untuk menuruti permintaan rekannya tersebut, lantaran lagu ini bukanlah selera musiknya. Di samping itu, selama proses mempelajari seni tari semasa kuliah dulu, musik iringan tari yang dipakai hanya berupa komposisi musik tradisional atau perpaduan musik tradisional dan modern. Sedangkan kali ini, ia dihadapkan pada sebuah lagu.

Unsur lagu yang akhirnya menjadi pintu masuk Irma dalam mengeksplorasi gerak adalah lirik lagu. Lirik dari lagu Berugak Elen (terjemahan: berugak sejuk) menggunakan Bahasa Sasak yang merupakan bahasa daerah dari Suku Sasak, suku mayoritas di Pulau Lombok.

Dengan menghadirkan pola-pola sesenggak atau pantun khas Sasak, lagu Berugak Elen berisi ungkapan pujian serta perasaan cinta seorang laki-laki kepada perempuan dambaan hatinya. Muatan lirik lagu tersebut direinterpretasikan oleh Irma sebagai sesuatu yang dirasakan justru oleh pihak sebaliknya, sehingga gerak tari yang digunakan adalah gerak yang merepresentasikan sosok perempuan yang sedang kasmaran.

Pada aransemen gerak tari, Irma banyak dipengaruhi oleh tubuh penari sasak yang memiliki motif gerak dasar tersendiri. Motif gerak ini termuat dalam buku “Tari Gandrung Lombok” karya Dra. H. Sri Yaningsih, di antaranya Tapak Enggang—salah satu kaki (kanan atau kiri) berada di depan searah dengan miring telapak kaki tersebut dan kedua tumit kurang lebih berjarak satu genggam, Ngebah—mgerakan membuka  tangan ke samping kanan dan kiri, Ngintek—mmenggelengkan kepala ke kanan dan kiri, dan Bapang—posisi kaki tapak enggang, kemudian digerakkan bergantian ke depan, diikuti dengan gerakan tangan di depan antara wajah secara bergantian hingga lurus ke samping.

Motif dasar tari sasak tersebut juga dikombinasikan dengan unsur-unsur gerak melayu serta gerakan lainnya yang diperoleh dari hasil eksplorasi selama proses.

Komposisi koreografi Tari Berugak Elen bertumpu pada pola lantai yang variatif. Hal ini dilakukan oleh Irma karena tiga alasan.

Pertama, para penari yang akan menampilkan tarian ini berada pada level pemula, sehingga Irma cenderung memilih gerakan yang sederhana dan repetitif.

Kedua, lagu Berugak Elen adalah lagu yang monoton, maka pola lantai menjadi alternatif bagi Irma agar tarian tidak tampak membosankan.

Ketiga, penerapan ragam pola lantai berfungsi untuk menonjolkan setiap penari yang ada.

Maka dari itu, dalam alur tarian ini kita tidak akan menemukan banyak perubahan gerak, melainkan perubahan arah dan perpindahan penari.

Mereka yang berparas cantik menurut standar masyarakat umum sering kali ditempatkan di posisi sentral atau memimpin barisan dalam sebuah pementasan tari. Fenomena lain yang biasanya terjadi adalah barisan belakang akan diisi oleh penari-penari yang belum begitu mahir atau bahkan belum menghafal gerak tari.

Irma mencoba untuk menentang hal tersebut. Ia berpendapat bahwa pembiaran terhadap tindakan tadi malah akan melahirkan penari yang tidak percaya diri dan bergerak asal-asalan atau asal bergerak.

“Saya ingin mengedepankan bahwa tari itu soal estetika tubuh, bukan hanya soal wajah. Modal penting seorang penari terletak pada karakternya ketika berada dalam sebuah pertunjukan. Saya ingin semua penari itu punya tanggungjawab masing-masing, termasuk menghafal komposisi tari. Jangan sampai menggantungkan pikiran kita dengan teman. Dengan begitu, mereka menjadi penari yang mandiri dan percaya diri pada kemampuannya sendiri,” ujar Irma dengan intonasi yang meninggi, entah karena menggebu dalam bercerita atau berusaha menyaingi bising knalpot kendaraan yang baru saja melintas.

Tari Berugak Elen | Foto: theboleng

Apa yang menurut Irma juga sering terlewat dalam membentuk karakter penari ialah proses perkenalan pikiran dan tubuh terhadap konsep dan komposisi tarian. Proses ini nantinya akan berpengaruh terhadap presentasi dan penyampaian pesan tarian.

Bagaimana pikiran dan tubuh memproses sebuah koreografi tidaklah sama, itu dia mengapa kadang kala sebuah pergelaran tari terlihat tidak lebih dari sekadar atraksi gerak dan pameran kostum tanpa menyisakan apapun pada benak penonton. Belum lagi, ketika penari tidak menghafal secara utuh gerak dan pola lantai tarian. Pertunjukan bisa kacau bahkan jadi tertawaan para penonton yang membuat fokus penari buyar seketika.

Barangkali penari telah menghafal komposisi tari dalam pikirannya, tetapi belum tentu dengan tubuhnya. Maka, Irma menekankan kepada para penari untuk memahami pesan yang ingin disampaikan dan menghayati tiap gerak sebagai bentuk pengungkapan.  

“Jangan coba mencari perempuan manapun, ini perempuan adalah diri kamu sendiri. Kenali dirimu sendiri, perasaanmu, yang kamu tunjukkan lewat gerakan tari,” ucap Irma sambil menggerakkan kedua tangannya ke sana kemari memperagakan bagaimana Ia mengarahkan para penari untuk memahami maksud tarian.

Untuk memperkuat nuansa Sasak dalam tarian ini, Irma memilih kostum yang dapat mewakili identitas Suku Sasak. Irma yang juga bersuku Sasak mengamati keseharian orang-orang di lingkungan sekitarnya, terutama dalam hal berpakaian.

Salah satu ikon fesyen yang paling sering dikenakan oleh kaum perempuan adalah kereng (kain sarung) bermotif bebungaan. Ia kemudian mencari motif-motif kereng yang menarik untuk dipakai dalam pertunjukan dan cocok bagi perempuan remaja.

Sementara dalam pemilihan baju, Irma lebih memilih baju yang polos dan sederhana, lalu dibaluti selendang tenun Sasak. Menurutnya, masyarakat Sasak penuh dengan kesederhanaan dalam kesehariannya, terlebih tarian ini ingin mempertahankan kesan lugu dari sosok remaja perempuan.

Dari proses penggarapan hingga pementasan tarian ini, Irma memperoleh berbagai tanggapan. Salah satunya adalah kritik soal penggunaan lagu pop Sasak sebagai musik iringan tari dan Irma-pun tidak membantah. Tetapi, di lain sisi, Ia meyakini bahwa apa yang Ia lakukan bukanlah menjadikan lagu sebagai musik latar belaka, tetapi lagu sebagai petunjuk menuju eksplorasi gerak tubuh penari. [T]

Cakepung dari Karangasem: Teater Bertutur, Akulturasi Budaya Bali, Jawa dan Lombok
Surealisme Tari Bali
Cakepung, Seni Vokal Karangasem, Sejarahnya Berkait Erat dengan Suku Sasak Lombok
Tags: kesenian lombokkesenian sasakLombokmusikmusik sasakseni tari
Previous Post

Passompe’ dari Kala Teater: Sebuah Jejak Perjuangan Tanpa Akhir – Tanpa Kalah

Next Post

Anak Desa Ogah Balik ke Desa?

Asmarani Pamela Paganini

Asmarani Pamela Paganini

Lahir di Praya, Lombok Tengah. Musisi dan alumnus Program Magister Media dan Komunikasi Universitas Airlangga. Karya-karya musiknya, antara lain, Pulang (2023) dan Usap Matamu dan Ciumlah Dingin Pagi (2024). Saat ini, ia ikut mengelola media musik: Beatriff Collective dan Konser Lombok.

Next Post
Anak Desa Ogah Balik ke Desa?

Anak Desa Ogah Balik ke Desa?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co