9 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Menantang Definisi Prasi | Catatan Pameran “Peta Tanpa Arah” Mahasiswa Seni Rupa Undiksha

Dewa Purwita SukahetbyDewa Purwita Sukahet
December 29, 2024
inUlas Rupa
Menantang Definisi Prasi | Catatan Pameran “Peta Tanpa Arah” Mahasiswa Seni Rupa Undiksha

Karya Reka Biambara dalam pameran mahasiswa seni rupa di Undiksha Singaraja | Foto: Purwita

AWALNYA saya kira pameran TA (Tugas Akhir), ternyata bukan. Pameran yang digelar oleh mahasiswa jurusan seni rupa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) Singaraja di di  Galeri Paduraksa FBS, 27 Desember 2024 sampai 10 Januari 2025.itu adalah pameran studi khusus, semacam muara atas studi atau riset mahasiswa terhadap pilihan bidang ilmu seni rupa meliputi seni lukis, grafis, patung, tekstil, patung, keramik, penulisan/kuratorial, dan prasimologi.

Mereka yang berpameran adalah Fira Eldiana, Ketsia Rahel, Hendro Priyono, Ida Bagus Dwipayana, Ni Made Sahsikirani, I Made Bayu Saka Palwaguna, Septian Ari Sandi, I Kadek Agus Reka Biambara Putra, Komang Andi Wibawa Putra, Himan Cahyadin, Dewa Made Agung Kusuma Wardana, Restu Stefanny, I Gede Adi Maha Pratama, I Gede Putu Mahesa Pradnya Winata, Muhammad Ainur Rofiq, Ni Luh Putu Vanesha Axelia Damayanti, I Putu Egga Putra Adnyana, Made Cening Gandawangi, Gede Bayuna, I Nyoman Alex Kade, I Gede Agustawan Dwi Mahardika.

Suasana Pameran Peta Tanpa Arah di Gallery Paduraksa Prodi Seni Rupa Undiksha Singaraja | Foto: Purwita

Pameran studi khusus ini menghadirkan hasil studi mendalam mahasiswa terkait bidang-bidang seni rupa dan khusus bidang ilmu terakhir adalah yang paling mencuri perhatian, yaitu berkenaan dengan studi terhadap prasi atau ilustrasi yang pada umumnya ditemukan pada lontar maupun kertas.

Jurusan Seni Rupa, Undiksha, sangat berhasil mengembangkan seni prasi dalam istilahnya dinyatakan sebagai Prasimologi. Mata kuliah ini berkenaan dengan keilmuan terhadap seni ilustrasi khas yang dapat ditemukan pada masa lalu hanya pada media lontar dan kertas, figur dan atribut pembeda tokoh-tokoh yang digambarkan mengadaptasi wujud wayang klasik Kamasan. Kekuatannya pada garis-garis yang ditoreh pada media lontar dan garis-garis yang digurat pada media kertas. Kekuatan lainnya adalah tata cara pemilihan adegan atau tata cara menggambarkan figur tokoh berkenaan dengan konteks latar cerita. Sebab prasi sebagai sebuah ilustrasi tidak terlepas daripada sifat naratifnya yang kuat, dasarnya adalah cerita, baik sastra lisan maupun tertulis, seperti epos dalam kakawin, geguritan atau peparikan.

QR Code E-Catalogue Peta Tanpa Arah | Foto: Purwita

Definisi prasi dalam konteks studi kritis terhadap definisinya telah dilakukan oleh I Gede Gita Purnama A.P melalui tulisannya yang berjudul “Prasi? Sekilas Saja Tentang Penamaan”dan dapat dibaca pada buku Hard-Iman – Kumpulan Tulisan dan Karya Seni Budaya Rupa (2022) terbitan Komunitas Budaya Gurat Indonesia.

Pada tulisan itu dinyatakan bahwa perkembangan prasi kini nampak eksplorasi media yang sangat menarik, kombinasi lontar-tembaga, kombinasi lontar-kuningan, menjadi eksplorasi paling mutakhir kini pada seni jenis ini. Tentu eksplorasi-eksplorasi ini akan kian berkembang ke depan.

Gita Purnama atau yang saya akrabi dengan panggilan Bli Bayu menganalisis arti istilah prasi yang dilontarkan oleh I Ketut Suwidja dalam bukunya Mengenal Prasi (1979) terbitan Gedong Kirtya Singaraja, selain juga menelusuri definisi prasi dari kamus ke kamus dan leksikografi yang melekat pada prasi semisal lukisan pada lontar, lontar komik, gegambaran; sedangkan untuk medianya disebut terbatas pada lontar dan kertas.

Topik tulisannya berkenaan dengan asal-muasal definisi prasi dan melihat kenyataan perkembangan wujud prasi dari masa lalu hingga masa kini. Singkatnya Bli Bayu menyebutnya sebagai karya rupa-sastra untuk menyebut prasi.

Apa yang dinyatakan Bli Bayu pada tahun 2022 nampaknya meledak-ledak dari hasil capaian kreatifnya hari-hari ini di ruang pameran prodi seni rupa Undiksha. Sebab dua karya yang dipamerkan dalam konteks Prasimologi menunjukkan perkembangan melampaui definisi atas prasi itu sendiri.

Tercatat dua nama mahasiswa yang mengambil bidang Prasimologi, yakni I Gede Agustawan Dwi Mahardika dan I Kadek Agus Reka Biambara Putra.

Dwi Mahardika menghadirkan tiga panel karya dengan pendekatan penyajian ilusi optikal, pengerjaan masih dengan teknik tradisional yaitu daun lontar yang ditoreh kemudian dihitamkan dengan arang, akan tetapi tata cara bagaimana karya itu disajikan adalah hal menarik. Ilusi optikal didapatkan dengan menempelkan dua daun lontar seolah menekuk, penempatannya secara vertikal dan berjajar. Jika kita berdiri pada sudut tertentu, baik pada sisi kiri maupun kanan, yang ditetapkan maka kita akan melihat gambar adegan dengan jelas. Sedangkan jika melihat karya ini dari depan maka yang kita lihat adalah karya abstrak. Kualitas goresannya pun detail dan teliti begitu juga dari perwujudan figur dan komposisi.

Meskipun kita familiar dengan tata cara menyajian model ini dalam dunia modern, setidaknya model penyajian optikal seperti ini membuat prasi menjadi lebih segar dan mencuri perhatian dari pada karya lukisan lainnya yang berwarna.

Karya-karya Dwi Mahardika | Foto: Purwita

Tiga panel karya Dwi Mahardika bertema epos Bharatayudha dengan judul “Yudistira Crown and Hope”, “Arjuna Love and Dexterity” dan “Bima Greddy and Power.” Dimensi masing-masing karya adalah 50cm x 50cm. Fokus Dwi Mahardika lebih kepada penghadiran karakter dari tokoh Pandawa, hal itu nampak pada deskripsi karyanya yang lebih menekankan kehadiran karakter pun simbol dan tanda-tanda visual yang dimainkan pada karyanya.

Karya dari Reka Biambara Putra adalah gong dari seluruh karya yang dipamerkan pada ruangan pameran Paduraksa milik Prodi Seni Rupa Undiksha itu. Karya Reka Biambara Putra disajikan dengan instalatif, yaitu membawa fragmen gambelan jegog khas Jembrana ke dalam ruang pameran, akan tetapi bukan itu yang menarik dalam karya ini.

Jegog – Karya Reka Biambara | Foto: Purwita

Setelah mengamati instalasi fragmen jegog, ada detail yang mencuri perhatian yaitu bilah bambu jegog, ada narasi yang digambarkan pada batang instrument musik ini dan sangat kontekstual yaitu fragmen sejarah perkembangan alat musik jegog Jembrana dari masa Kyang Gliduh, Era Genjor, Era Ni Suprik, hingga Era Jayus dan Pekak Jegog.

Hal itu membuat saya harus mendekat lebih dekat sedekatnya pada batang bambu yang besar dan panjang, melihat ilustrasinya lebih dekat, fragmen per fragmen, komposisi visual yang dihadirkan pada batang bambunya. Ada eksplorasi medium yang dilakukan dan tidak terbayangkan sebelumnya bagi saya untuk menghadirkan fragmen ilustrasi narasi sejarah jegog melalui penerapan teknik pyrography pada batang-batang bambu jegog yang besar itu.

Jegog karya Reka Biambara dilihat secara detail | Foto: Purwita

Reka Biambara Putra dengan karya berjudul “Jegog” memiliki nilai yang kompleks.

Pertama, muatan nilai sejarah, bahwa ia melakukan studi kesejarahan dan mengkonstruksinya melalui fragmen-fragmen ilustrasi.

Kedua, pendekatan prasi yang ia lakukan pada karyanya dapat menjadi bahan analisis wacana lebih lanjut terkait definisi prasi itu sendiri.

Ketiga, inovasi yang memadu-padankan unsur utama prasi yaitu ilustrasi bersinggungan dengan keahlian tangan kriya tanpa merubah nada pada batang jegog, intinya sisi aplikatif dan fungsi bilah bambu pada jegog tidak terganggu.

Keempat, wacana kekontemporeran seni rupa Indonesia yang hadir dalam wujud instalatif dan proses dibalik perwujudan karya.

Saya menjadi optimis bahwa Prodi Seni Rupa dan Undiksha sebagai lembaga akademik telah berhasil membawa muatan lokal yaitu seni prasi kepada perkembangannya yang lebih baru dan kontroversial sekaligus dapat dipertanggungjawabkan secara akademik. Asalkan dengan catatan bahwa mahasiswa masih berpegang teguh pada daya imajinatif cipta mereka dan proses riset atau studi yang jelas dan serius.

Dan semoga semangat mereka (mahasiswa seni rupa) sejalan dengan pernyataan kuratorial mereka pada pameran Peta Tanpa Arah yang menyatakan “Kami tahu mau dibawa kemana seni rupa Undiksha 2021.” [T]

Pohmanis, 28 Desember 2024

“Peta Tanpa Arah”, Pameran Seni Rupa Mahasiswa Undiksha dengan Beragam Gagasan Kritis
Tags: pameran seniPameran Seni RupaSeni Rupaseni rupa undikshaUndiksha
Previous Post

“Alchemy of Shadows”: Pameran Seni Rupa Ketut Suwidiarta di Komaneka Fine Art Gallery, Ubud

Next Post

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tanamlah Musim dalam Jiwamu

Dewa Purwita Sukahet

Dewa Purwita Sukahet

Perupa, suka ngukur jalan, dan CaLis tanpa Tung

Next Post
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tanamlah Musim dalam Jiwamu

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tanamlah Musim dalam Jiwamu

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

ORANG BALI AKAN LAHIR KEMBALI DI BALI?

by Sugi Lanus
May 8, 2025
0
PANTANGAN MENGKONSUMSI ALKOHOL DALAM HINDU

— Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Mei 2025 ORANG Bali percaya bahkan melakoni keyakinan bahwa nenek-kakek buyut moyang lahir kembali...

Read more

Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

by Teguh Wahyu Pranata,
May 7, 2025
0
Di Balik Embun dan Senjakala Pertanian Bali: Dilema Generasi dan Jejak Penanam Terakhir

PAGI-pagi sekali, pada pertengahan April menjelang Hari Raya Galungan, saya bersama Bapak dan Paman melakukan sesuatu yang bagi saya sangat...

Read more

HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

by Sugi Lanus
May 7, 2025
0
HINDU MEMBACA KALIMAT SYAHADAT

— Catatan Harian Sugi Lanus, 18-19 Juni 2011 SAYA mendapat kesempatan tak terduga membaca lontar koleksi keluarga warga Sasak Daya (Utara) di perbatasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

Menghidupkan Warisan Leluhur, I Gusti Anom Gumanti Pimpin Tradisi Ngelawar di Banjar Temacun Kuta

April 22, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra
Panggung

“Jalan Suara”, Musikalisasi Puisi Yayasan Kesenian Sadewa Bali dan Komunitas Disabilitas Tunanetra

SEPERTI biasa, Heri Windi Anggara, pemusik yang selama ini tekun mengembangkan seni musikalisasi puisi atau musik puisi, tak pernah ragu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman
Khas

Mengenang Perupa I Gusti Made Peredi dan Karya-karyanya yang Membingkai Zaman

TAK salah jika Pemerintah Kota Denpasar dan Pemerintah Provinsi Bali menganugerahkan penghargaan kepada Almarhum I Gusti Made Peredi, salah satu...

by Nyoman Budarsana
May 6, 2025
“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng
Khas

“Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

DULU, pada setiap Manis Galungan (sehari setelah Hari Raya Galungan) atau Manis Kuningan (sehari setelah Hari Raya Kuningan) identik dengan...

by Komang Yudistia
May 6, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [14]: Ayam Kampus Bersimbah Darah

May 8, 2025
Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

Perempuan di Mata Mak Kaeh | Cerpen Khairul A. El Maliky

May 4, 2025
Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

Puisi-puisi Gimien Artekjursi | Tentang Harimau Jawa

May 4, 2025
Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

Poleng | Cerpen Sri Romdhoni Warta Kuncoro

May 3, 2025
Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

Puisi-puisi Muhammad Rafi’ Hanif | Kenang-Kenangan Seorang Mahasiswa

May 3, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co