29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berawal dari Musik, Puisi, Lalu Puisi-Musik: Perjumpaan Pertama dengan Tan Lioe Ie

Dede Putra WigunabyDede Putra Wiguna
October 30, 2024
inPersona
Berawal dari Musik, Puisi, Lalu Puisi-Musik: Perjumpaan Pertama dengan Tan Lioe Ie

Tan Lioe Ie saat menyajikan puisi-musik “Exorcism” di UWRF 2024. Foto: tatkala.co/Dede

SORE itu, Tan Lioe Ie tampak menjinjing gitarnya dari pintu masuk Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) menuju stage Taman Puisi, ia juga sempat menyapa beberapa kawan-kawannya saat melewati Rumah Kayu. Sesampainya di stage Taman Puisi, ia langsung menyiapkan segala piranti pertunjukannya.

Sayup-sayup suara musik slow blues mulai terdengar, saya pun segera menuju stage Taman Puisi, karena saya sudah berencana akan menyaksikan pertunjukan Tan Lioe hari itu. Saya sempat mengira show sudah dimulai, ternyata Tan Lioe baru melakukan sound check.

Kala itu, Tan Lioe tampil untuk kesekian kalinya di UWRF, ia sudah terlibat di festival itu sejak perhelatan pertama. Pertunjukannya di stage Taman Puisi petang itu bertajuk “What Fuels Your Anger?” atau sederhananya bertema tentang kemarahan. Acara tersebut diisi dengan gelar wicara, penampilan puisi-musik oleh Tan Lioe Ie, serta open mic dari beberapa kawan-kawan komunitas JKP (Jatijagat Kehidupan Puisi).

Tan Lioe Ie kerap disapa Yoki oleh kawan-kawannya, ia merupakan penyair Indonesia asal Bali yang lahir pada 1 Juni 1958. Wikipedia menulis, Tan Lioe Ie merupakan penyair pertama Indonesia yang melakukan eksplorasi atas ritual dan mitologi Tionghoa dalam puisi bahasa Indonesia. Walaupun bernuansa etnik kental, puisi-puisinya tetap mempunyai daya pikat bagi kalangan luas.

Pada mulanya, Tan Lioe Ie adalah seorang pemusik, namun kini ia lebih dikenal sebagai seorang penyair. Awal ia mulai menulis puisi adalah semenjak bertemu dengan sejumlah penyair di Sanggar Minum Kopi (SMK), saat itu ia berusia 31 tahun.

Kalau saya menjulukinya sebagai satria bergitar yang tidak bernyanyi, tetapi berpuisi. Musik dan puisi tampaknya tidak dapat dipisahkan dari dirinya. Sampai saat ini ia dikenal sebagai penekun puisi-musik.

Tepat pukul 6 sore, acara yang dilaksanakan pada 26 Oktober 2024 di Taman Baca Ubud itu pun dimulai dengan sesi gelar wicara yang dipandu oleh Bagus Ari Saputra. Saat itu Bagus bertanya berbagai hal seputar kiprah Tan Lioe Ie di dunia seni puisi-musik, proses kreatif dalam berkarya, serta pandangan-pandangannya seputar seni puisi.

Tan Lioe Ie dan Bagus Ari Saputra saat sesi gelar wicara di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Dede

Kala itu, Bagus juga membawa buku terbaru dari Tan Lioe, yaitu Ekphrasis, ia juga membacakan sepucuk puisi yang terdapat dalam buku tersebut. Tan Lioe Ie mengatakan, “Ekphrasis ini adalah karya puisi yang berbasiskan karya rupa atau karya seni lain. Dalam buku ini, karya rupanya juga disertakan.”

Setelah gelar wicara berlangsung sekian menit, Bagus menjeda sejenak sesi gelar wicara tersebut, ia kemudian mempersilakan Tan Lioe untuk tampil. Pada penampilan pertamanya, Tan Lioe menampilkan puisi-musik yang berjudul “Abad yang Luka”. Tan Lioe menyebutkan, puisi-musik “Abad yang Luka” ini semacam kritik terhadap antroposentrisme dan hipokrisi kaum agama, puisi-musik ini juga pernah memenangkan nominasi di Taraju Award.

Tan Lioe berpuisi sembari bermain gitar, ia memainkan gitar klasik dengan begitu lihai, senar-senar gitarnya dipetik dan digenjreng secara dinamis, kemudian disahuti dengan syair-syair tajamnya. Cara berpuisi yang ditunjukkan oleh Tan Lioe ternyata ampuh memikat berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa bisa menikmati puisi yang disajikan dalam bentuk puisi-musik tersebut.

Penonton mengabadikan Tan Lioe Ie saat tampil di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Dede

Tan Lioe Ie saat menyajikan puisi-musik “Abad yang Luka” di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Dede

Seusai Tan Lioe menampilkan puisi-musik “Abad yang Luka”, sesi gelar wicara pun dilanjutkan kembali. Kala itu hari mulai dirundung gelap, waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 Wita. Semakin malam, pengunjung tampak semakin ramai menyaksikan show Tan Lioe di stage Taman Puisi.

Perbincangan dalam gelar wicara itu, menjadi semakin intim saat Tan Lioe menyatakan tidak sepakat dengan istilah musikalisasi puisi. Baginya, puisi itu sudah musikal, jadi tidak perlu dimusikalkan lagi.

“Saya tidak pernah menemukan satu rumusan yang mengatakan puisi itu tidak musikal. Puisi pada dasarnya sudah musikal, bahkan Newton yang ahli fisika mengatakan puisi itu adalah nada yang teratur. Jadi saya lebih setuju istilah puisi-musik atau musik-puisi, dua kata yang dihubungkan menjadi satu, mencerminkan sinergi, tidak yang satu subkoordinat yang lain. Kalau toh akan melakukan musikalisasi, itu adalah transformasi dari puisi berubah menjadi musik total,” jelasnya dengan nada jengkel.

Tan Lioe mampu mengemas show selama 1 jam itu menjadi acara yang mengesankan, tak hanya sekadar pertunjukkan puisi semata, tetapi juga membuka pikiran terhadap cara kita memandang puisi. Acara semakin seru saat kawan-kawan dari komunitas JKP turut menyajikan puisinya masing-masing. Tetapi sebelum mereka tampil, sesi gelar wicara ditutup terlebih dahulu dengan penampilan Tan Lioe Ie yang menyajikan puisi-musik berjudul “Exorcism”.

Tan Lioe Ie saat menyajikan puisi-musik “Exorcism” di UWRF 2024 | Foto: tatkala.co/Dede

“Ini agak sarkastik sebenarnya. Saya menyindir penguasa yang suka menindas orang lemah,” ujar Tan Lioe sebelum memulai penampilan pamungkasnya. Kemudian, musik slow blues yang saya dengar di awal ketika Tan Lioe sedang sound check, mulai diputarkan kembali. Kali ini ia tampil tanpa gitar, Tan Lioe hanya berpuisi, diiringi musik blues, dan disertai dengan berbagai gerakan-gerakan uniknya.

Barang kali, ini adalah kesempatan pertama saya bisa menyaksikan langsung Tan Lioe Ie tampil dengan gayanya yang berkarakter, caranya menyampaikan puisi berbeda dengan cara penyair-penyair lain yang cenderung konvensional.

Tan Lioe Ie mengajak semua audience untuk bergerak bersama saat show-nya berakhir | Foto: tatkala.co/Dede

Para pengunjung dari depan sampai belakang berjoget sembari mengikuti instruksi dari Tan Lioe Ie | Foto: tatkala.co/Dede

Setelah semua rangkaian pertunjukan berakhir, saya menghampiri Tan Lioe Ie dan sedikit berbincang-bincang. Saat itu, di depan stage Taman Puisi, tepatnya di Alang-Alang stage sedang berlangsung pemutaran film. Jadi, perbincangan kami diiringi musik dari film itu. Obrolan yang ringan jadi terkesan dramatis.

Sembari menggendong gitar di bahu kanannya, Tan Lioe Ie waktu itu bercerita tentang banyak hal. Mulai dari pengalamannya dalam berkarya, proses kreatif dalam berpuisi, pandangannya terhadap dunia, hingga berbagai teori konspirasi yang juga saya percayai. Ia juga memberikan saya satu trik sederhana dalam meramu puisi.

“Begini De, ada sebuah ungkapan dari Rilke (penyair Jerman), ‘ketika anda mengalami kesulitan bayangkan keluguan anda ketika kanak-kanak, tetapi tuliskan dengan anda masa kini’. Dengan menerapkan prinsip sederhana itu, karya kita akan menjadi sesuatu yang lain dan personal, sekaligus memberikan ciri dalam karya kita. Ingatlah masa-masa itu dan bahasakan dengan kekinian,” tandas Tan Lioe mengakhiri perbincangan. [T]

Reporter/Penulis: Dede Putra Wiguna
Editor: Adnyana Ole

Bertemu Dee Lestari di UWRF 2024, Bertemu “Tanpa Rencana”, Sebuah Karya yang Jujur
Pentas Intim Maestro Kentrung Pati Mbah Djaswadi: Fase Rawat Pekan Kebudayaan Nasional
Bali Jani Nugraha 2022 | Tan Lioe Ie Pada Pusaran Puisi dan Musik
Tags: Bali Puisi Musikmusikmusikalisasi puisiPuisipuisi musikTan Lioe IeUbudUWRF 2024
Previous Post

Menyemai Harmoni Gambelan Tradisi di Jantung Budaya Bali: Pembinaan dan Pementasan Iringan Batel Wayang Wong di Banjar Pesalakan, Gianyar

Next Post

Bincang Buku Karya Siswa Toska : Menulis Untuk Keabadian

Dede Putra Wiguna

Dede Putra Wiguna

Mahasiswa aktif di Universitas PGRI Mahadewa Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah. Kontributor tatkala.co

Next Post
Bincang Buku Karya Siswa Toska : Menulis Untuk Keabadian 

Bincang Buku Karya Siswa Toska : Menulis Untuk Keabadian

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co