DESA Bindu di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali, memiliki sesuatu ang bisa menjadi tujuan wisata. Namanya, Tanah Hyang Healing Centre, yang dikenal sebagai pusat praktik pengobatan tradisional Bali Husada yang menawarkan pengalaman penyembuhan holistik berbasis budaya Bali.
Untuk meningkatkan potensi dan daya saing Wisata Kesehatan Bali Husada Tanah Hyang Healing Centre itu, Universitas Warmadewa melalui Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) melaksanakan serangkaian kegiatan di Desa Bindu.
Program PKM ini merupakan bagian dari upaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh Tanah Hyang Healing Centre, termasuk keterbatasan dalam optimalisasi potensi wisata Bali Husada, pemasaran digital yang belum optimal, dan infrastruktur yang kurang memadai.
Tim pengabdian yang dipimpin oleh I Komang Putra, S.E., M.Ec.Dev., serta beranggotakan I Made Aditya Pramartha, S.E., M.Si., Ak. Dan Ni Nyoman Rusmiati, S.E., M.M. telah berhasil merumuskan dan mengimplementasikan solusi yang diharapkan dapat membantu untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Salah satu fokus utama dari program ini adalah meningkatkan kemampuan literasi digital staf Tanah Hyang Healing Centre dan masyarakat sekita. Melalui serangkaian pelatihan, peserta diajarkan cara memanfaatkan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan YouTube untuk mempromosikan layanan dan keunikan yang ditawarkan oleh Tanah Hyang Healing Centre.
“Penggunaan media sosial yang efektif memungkinkan untuk menjangkau audiens yang lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata I Komang Putra.
Ia menambahkan bahwa strategi pemasaran digital terbukti efektif meningkatkan potensi jumlah pengunjung yang datang, yang berdampak langsung pada peningkatan pendapatan.
Selain pengembangan kapasitas digital, program PKM ini juga berfokus pada pengembangan prasarana di lokasi Tanah Hyang Healing Centre. Salah satu masalah utama yang dihadapi adalah kurangnya penerangan jalan dan tanda informasi yang jelas menuju lokasi, yang seringkali menyulitkan pengunjung, terutama pada malam hari. Untuk mengatasi hal ini, tim PKM melakukan pemasangan penerangan jalan di area persawahan yang mengarah ke Tanah Hyang Healing Centre serta penambahan tanda informasi yang memadai.
Perbaikan prasarana ini tidak hanya meningkatkan kenyamanan dan keamanan pengunjung tetapi juga memperkuat posisi Tanah Hyang Healing Centre sebagai destinasi wisata kesehatan yang unggul. “Dengan akses yang lebih baik dan lingkungan yang lebih aman, kami berharap dapat menarik lebih banyak wisatawan yang mencari pengalaman penyembuhan holistik berbasis tradisi Bali,” ujar I Gusti Ngurah Mudita S.Ag., pengelola Tanah Hyang Healing Centre.
Secara keseluruhan, program PKM ini memberikan dampak sosial dan ekonomi yang positif bagi Tanah Hyang Healing Centre dan kelompok masyarakat sekitar. Pemberdayaan melalui optimalisasi potensi lokal, penerapan teknologi digital, dan perbaikan prasarana diharapkan dapat meningkatkan ketahanan ekonomi dan memperkuat posisi Tanah Hyang sebagai destinasi wisata kesehatan yang unggul di Bali pada kemudian hari program ini diharapkan dapat menjadi model pemberdayaan masyarakat yang dapat diadaptasi oleh komunitas lain di Indonesia, khususnya dalam mengembangkan pariwisata berbasis kesehatan yang berkelanjutan.
Keberhasilan Tanah Hyang Healing Centre menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat, kombinasi antara tradisi lokal dan teknologi modern dapat menciptakan sinergi yang kuat untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan. [T]