FITRAH manusia adalah berada bersama orang lain. Itu sebabnya manusia akan selalu membutuhkan orang lain. Kehadiran orang lain membuat seseorang menjadi bermakna. Tanpa itu, orang hanya akan menjadi manusia yang hampa.
Atas alasan tersebut manusia membentuk organisasi. Sekumpulan orang yang saling bertindak, berinteraksi, dan berkomunikasi untuk satu tujuan yang sama. Organisasi akan membetuk perilaku orang, dan orang-orang juga akan mentukan bentuk organisasi.
Keluarga sering dianggap sebagai salah satu bentuk organisasi terkecil dalam masyarakat. Lewat keluarga orang pertama kali belajar berorganisasi. Kunci utama organisasi keluarga adalah komunikasi. Keluarga akan menjadi harmonis, berkelanjutan, atau berantakan tergantung pada komunikasi para anggotanya.
Setiap orang nyaris menjadi anggota organisasi. Entah itu organisasi atas dasar hobi, kepentingan bisnis, orientasi sosial, maupun tujuan politik. Semua organisasi itu membutuhkan komunikasi untuk memastikan keberlangsungannya.
Keberhasilan sebuah klub sepak bola bukan hanya ditentukan oleh arahan pelatihnya. Kerja sama pemain di lapangan merupakan faktor penting pula. Begitu pun dukungan para suporter. Itu semua memerlukan komunikasi dalam klub sepak bola sebagai organisasi olah raga.
Demikian halnya dengan partai politik. Keberhasilannya dalam meraih suara dalam pemilihan umum bukan semata ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Komunikasi yang efektif dengan berbagai kalangan menjadikannya organisasi politik yang unggul.
Fungsi
Setiap organisasi selalu mengalami perubahan. Dinamika dalam organisasi dapat dipengaruhi oleh perubahan orientasi maupun perkembangan di luar organisasi. Oleh sebab itu komunikasi dalam oragnisasi pun selalu dinamis.
Komunikasi dalam organisasi dapat dilihat dalam perspektif fungsionalis-objektif dan interpretif-subjektif (R.Wayne Pace dan Don F.Faules, dalam Mulyana, 2002). Perspektif fungsional menekankan pada penanganan pesan dalam organisasi. Fokusnya pada bagaimana orang menerima, menafsirkan, dan bertindak berdasarkan informasi dalam organisasi.
Sedangkan perspektif interpretif memandang komunikasi organisasi sebagai proses penciptaan makna atas interaksi organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian dan bagaimana orang memberi makna atas apa yang terjadi dalam organisasi. Bentuknya bisa menciptakan, memelihara, maupun mengubah organisasi.
Apa pun perspektifnya, komunikasi memegang fungsi penting dalam organisasi. Komunikasi memiliki fungsi informatif, regulatif, persuasif, dan integratif (Senjaya, 1994). Semua fungsi ini akan mendukung keberlangsungan organisasi.
Organisasi yang baik perlu didukung oleh pola komunikasi yang baik untuk menyampaikan informasi kepada seluruh anggota. Informasi dapat berkaitan dengan visi dan misi organisasi maupun kebijakan terkait capaian organisasi. Strategi pertandingan perlu diinformasikan secara jelas kepada seluruh pemain dalam organisasi olah raga.
Fungsi regulatif berhubungan dengan peraturan dan pedoman organisasi yang perlu dipahami. Sebuah perusahaan memiliki aturan tentang prosedur standar operasional. Organisasi seperti partai politik juga memiliki pedoman yang perlu diketahui kadernya. Itu semua membutuhkan komunikasi organisasi.
Komunikasi dalam organisasi dilakukan secara persuasif, baik oleh pimpinan maupun sesama anggota. Komunikasi yang bersifat instruksional atau perintah kadangkala menimbulkan keengganan untuk melaksanakan. Diperlukan fungsi persuasif agar anggota melaksanakan pekerjaan dengan senang hati.
Rutinitas pekerjaan menimbulkan ketegangan pada anggota organisasi. Dibutuhkan komunikasi yang berfungsi integratif. Pimpinan organisasi dapat menyediakan sarana atau saluran yang dapat memudahkan anggota melaksanakan tugas. Saluran integrasi itu dapat berupa media internal organisasi maupun agenda outbound yang dapat mempersatukan anggota.
Tujuan
Tujuan dan arti penting komunikasi organisasi adalah melancarkan interaksi semua anggota, sehingga diperoleh kerja sama yang baik serta tercipta lingkungan kerja yang nyaman. Komunikasi organisasi juga bertujuan mempermudah seseorang untuk berkoordinasi ( Silviani, 2020).
Tidak tercapainya target produksi sebuah perusahaan atau pun target perolehan suara partai politik dapat disebabkan kurangnya kerja sama dalam tim. Komunikasi organisasi dapat mengantisipasi kesalahan dalam pencapaian target. Dengan kata lain, komunikasi dapat menghidupkan mesin organisasi.
Komunikasi dalam organisasi bertujuan memperlancar proses evaluasi dan mempermudah proses observasi. Melalui komunikasi, perfoma organisasi dapat dievaluasi dari kegagalan dan pencapaian anggota. Oleh sebab itu, observasi terhadap komunikasi para anggota organisasi sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja.
Komunikasi organisasi bukan semata dilakukan di dalam kalangan organisasi sendiri. Komunikasi juga dibangun secara eksternal dengan organisasi lain. Tujuan komunikasi eksternal tentu saja untuk menawarkan gagasan, produk, maupun kerja sama yang saling menguntungkan.
Sebuah perusahaan produk makanan perlu berkomunikasi dengan perusahaan distribusi untuk memasarkan produknya. Klub sepak bola perlu berkomunikasi dengan klub lain untuk meningkatkan kualitas pemainnya. Begitu pun partai politik, perlu berkomunikasi dengan partai lain untuk kepentingan koalisi di pemerintahan dan parlemen.
Komunikasi dalam organisasi menjadi penting, bukan hanya untuk menumbuhkan kerja sama seluruh anggota. Lebih dari itu, teramat penting bagi dukungan semua, tumbuh bersama, dan merayakan keberhasilan bersama.[T]
BACA artikel lain dari penulisCHUSMERU