I Gede Angga Pratama atau yang dikenal dengan nama IGAP merilis extended play (EP) album ke-3. Album ini berisi rangkuman cerita mengenai rumah. Untuk itulah EP album itu diberi judul Rumah Itu.
Sepertinya IGAP memang suka pada cerita. Pada EP album pertama, Bring Back Memories,di tahun 2021, ia bercerita mengenai masa SMA-nya. Pada EP album kedua, Storyteller, di tahun 2023, ia menceritakan kegagalan pernikahan sahabat karibnya. Nah, kini ia menceritakan tentang rumah. Simak lirik lagu “Rumahmu Hatiku”:
Hadirku akan temani setiap langkah,
Sepanjang hayatmu mencari arti,
Tak ada beban aku titipkan, Tenang !
Jadikan hatimu cerminan.
Berjalanlah sejauh yang engkau mau,
Yakinkanlah arah yang engkau tuju,
Jangan lupa untuk pilang,
Karena rumahmu, hatiku.
Dan bila kau terlalu lelah,
Menepilah tunjukan senyummu,
Kembali merakit mimpi-mimpi,
Untuk hadirkan esok cerah menanti, di hadapan.
Terang benderang menyilaukan semua orang,
Tak Perlu, tak penting bagiku.
Bergelimang cemerlang mengesankan semua orang,
Tak Perlu, tak penting bagiku.
Yang terpenting dirimu sendiri, pentingkanlah dirimu sendiri.
IGAP yakin setiap orang membutuhkan rumah, tempat yang menerima mereka apa adanya, membuat mereka merasa dihargai serta mau mempertahankan mereka dalam situasi baik atau situasi terburuk.
Rumah yang menurut mereka tidak harus berbentuk keluarga, bisa jadi itu sahabat kecil, rekan kerja atau pasangan mereka saat ini dan dalam “Rumah Itu” mereka bercerita mengenai masing-masing rumah itu. Jangan berhenti mencari rumah itu, temukan, lalu jaga dan sayangi mereka!
Ada 4 track dalam album ini. Yaitu “Semoga Waktu Cukup” sebagai Track 1 yang menceritakan tentang rasa ketakukan ketika kita tidak ada waktu untuk tumbuh bersama anak. “My Cheerleader” sebagai Track 2 yang menceritakan tentang rasa kerinduan akan masa kecil dan sebagai anak kecil.
“Rumahmu Hatiku” sebagai Track 3 yang sebagai pengingat bahwa anak punya hidup dan mimpinya sendiri bukan pelampiasan dari mimpi-mimpi kita yang gagal dan “Bait Rindu” sebagai Track 4 serta lagu pertama yang saya tulis dengan bahasa daerah yang menceritakan tentang kerinduan seseorang terhadap orang tuanya yang telah tiada dan penyesalan bahwa orang tuanya terakhir melihatnya tidak dalam versi terbaik dirinya.
Untuk produksi musik, ia dibantu oleh Anak Agung Ngurah Wimba dan Bayu Pramasatya di kursi produser serta untuk urusan mixing dan mastering juga oleh Anak Agung Ngurah Wimba di Teenagers Record.
Untuk Artwork di EP Album ini diilustrasikan oleh Anak Agung Aris Septiana yang mengambil sudut pandangnya pada lagu “Semoga Waktu Cukup”, untuk gambaran dari keseluruhan album ini.
IGAP merilis karya ini melalui Olympia Digital Music dan sudah bisa didengarkan melalui layanan digital streaming platform. [T][Rls/Ado]
Link Spotify :