DENPASAR | TATKALA.CO — Denpasar Teknologi Informasi Komunikasi Festival (DTIK Fest) Tahun 2024 dibuka Kamis, 21 Maret, dan akan berakhir Sabtu, 23 Maret.
Tempatnya, di Gedung Dharma Negara Alaya dan seputaran kawasan Lumintang.
Festival ini adalah bentuk dari upaya-upaya serius dalam menyajikan perkembangan dan kolaborasi di dunia teknologi digital di Kota Denpasar.
Festival ini diselenggarakan Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Denpasar.
“Ëvent DTIK Fest menjadi wahana kolaborasi perkembangan dan inovasi digital di Kota Denpasar serta ajang kreatifitas seni budaya,” kata Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kota Denpasar Dr. Ida Bagus Alit Adhi Merta S.STP, M.Si.
Pembukaan DTIK Fest dirangkaikan dengan workshop bertajuk “Government Transformation Teknologi” yang mengundang 500 stake holder terkait.
Kadis Kominfos yang akrab disapa Gus Alit ini mengatakan, festival kali ini mewujudkan berbagai upaya untuk menghadirkan inovasi terbaru, baik dari kalangan pelayanan publik pemerintah maupun inovasi dari kalangan lembaga pendidikan, start up, swasta maupun komunitas.
Dinas Kominfos sendiri dalam momen DTIK Fest ini akan melaunching aplikasi WBS Whistleblowing System (WBS) yang rencana peluncurannya oleh Walikota Denpasar dan menjadi salah satu agenda Pembukaan DTIK Festival 2024.
“WBS bertujuan untuk meningkatkan integritas hingga upaya-upaya dalam pencegahan korupsi,” kata Gus Alit.
Aplikasi WBS ini berkolaborasi dengan Inspektorat Kota Denpasar sebagai upaya menjaga integritas pelayanan publik.
“WBS ini terkait pelayanan kepada masyarakat, khususnya gratifikasi serta penyalahgunaan kewenangan terutama yang berkaitan dengan keuangan,” katanya.
Selain itu DTIK Fest juga menawarkan beberapa inovasi terbaru lainnya.
“Untuk mengetahui apa saja inovasi, khsusunya dalam dunia teknologio digital terkini di Kota Denpasar, mari hadiri pameran DTIK Fest ini,” ujar penggemar tenis lapangan ini mengudang seluruh masyarakat Kota Denpasar.
Mengambil tema ‘Technology for Better Networking,’ DTIK Fest 2024 berupaya membangun lebih banyak kolaborasi.
“Berlandaskan spirit vasudhaiva kutumbhakam, kami lebih memantapkan kolaborasi melalui keterlibatan banyak pihak stakeholder : mulai dari universitas, startup, dan hingga menggandeng komunitas informasi masyarakat (KIM) serta komunitas literasi digital, pecinta koki dan tanaman serta komunitas terkait lainnya,” ungkapnya.
DTIK Fest juga dimeriahkan dengan 16 workshop dengan tema yang amat beragam, mulai dari keamanan informasi, pembuatan data, pegiat antihoax dan literasi digital hingga pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung ekonomi kreatif serta pelestarian budaya,” jelasnya lagi.
Beragam Workshop ini dilaksanakan terbuka dan bisa diikuti masyarakat Kota Denpasar.
Kolaborasi juga diwujudkan dengan hadirnya Pameran UMKM dan Kuliner yang digelar Dinas Koperasi dan UMKM di Lapangan Selatan Taman Kota Lumintang serta pameran dan kontes ikan mas koki Bali dan pameran hortikultura yang dihelat Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan di area sekitar Graha Sewaka Dharma.
“DTIK Fest 2024 juga diramaikan dengan beberapa lomba, antara lain lomba e-Sport, lomba logo dan lomba video pelayanan publik,” jelas doktor lulusan Universitas Udayana ini.
Dalam event ini masyarakat juga dapat memanfaatkan vaksinasi dan katrastasi gratis yang disediakan Dinas Pertanian.
“Tentunya tak lupa sajian hiburan dari artis Bali yang akan menghibur pengunjung DTIK Fest ini,” tegas Gus Alit lagi.
DTIK Festival yang juga merupakan rangkaian kegiatan HUT ke-236 Kota Denpasar diharapkan menjadi ajang kolaborasi dalam mengenalkan dan mengedukasi teknologi informasi dan komunikasi yang diharapkan dapat menumbuhkan dan mendorong perkembangan ekonomi kreatif di Kota Denpasar.
Informasi terkini tentang aneka events dalam pagelaran di DTIK Fest 2024 ini, serta hal-hal menarik yang ada dalam pameran tahunan ini akan terus diinformasikan dalam media sosial resmi Pemerintah Kota Denpasar IG : denpasarkota dan Radio Publik Pemerintah Kota Denpasar, 92.6 FM.
“Transformasi digital ini harus dengan kesadaran semua pihak. Mulai dari pemberi layanan; penerima layanan; pihak akademisi dan praktisi yang transfer pengetahuan, start up yang mampu memfasilitasi transformasi digital lebih baik; pihak swasta; hingga masyarakat,” kata Gus Alit. [T][Ado/Rls]