18 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Klipes Sune Cekuh, Kumbang Air Goreng Khas Desa Kedis

JaswantobyJaswanto
February 2, 2024
inKuliner
Klipes Sune Cekuh, Kumbang Air Goreng Khas Desa Kedis

Klipes sune cekuh | Foto: Dek Anggara

JIKA di Gunung Kidul, Yogyakarta, orang-orang desa biasa menggoreng belalang, atau orang-orang Jawa Timur, khususnya daerah yang kaya akan hutan jati, senang memakan kepompong ulat jati, laron, dan larva tawon atau lebah, atau orang-orang Timur yang doyan ulat sagu, maka di Desa Kedis, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali, orang-orang biasa menjadikan kumbang air atau kumbang penyelam sebagai lauk-pauk.

Di Kedis, serangga air ini disebut klipes. Sedangkan di beberapa daerah di Jawa Timur, orang-orang menyebutnya belibis. Dalam bahasa Indonesia, karena mungkin tubuhnya yang berwarna hitam dan berhabitat di dalam air, ia disebut kumbang air atau kumbang penyelam (Hydrophilidae)—walaupun sekilas, jika diperhatikan lebih detail, hewan ini lebih mirip kecoa.

Kumbang air atau kumbang penyelan | Foto: Google

Serangga air yang memiliki bentuk tubuh lonjong atau bulat ini, sebagaimana belalang, jangkrik, ulat sagu, dan beberapa serangga lainnya, ternyata dapat diolah menjadi hidangan lezat. Di Kedis, olahan kumbang air disebut klipes sune cekuh. Dinamakan klipes sune cekuh karena cukup dibumbui dengan sune (bawang putih) dan cekuh (kencur).

“Dia harus digoreng, karena kalau direbus, atau dikuah, teksturnya alot. Tubuh dan sayapnya sangat kuat,” ujar Kadek Anggara, salah satu warga Kedis yang sering mengolahnya.

Menurut Dek Anggara, orang-orang Kedis sudah lama menjadikan kumbang air sebagai lauk-pauk. Alasannya cukup simpel, yakni karena Kedis adalah daerah pertanian. Biasanya kumbang air hidup di rawa-rawa, telaga, danau, atau di persawahan. Mereka adalah penyelam dan perenang yang andal—dan memiliki efek gigitan yang lumayan mengagetkan.

Karena tak setiap hari ada, orang-orang Kedis kadang rela menukar 15 sampai 20 ribu untuk setengah plastik ukuran setengah kilo.

“Mengolahnya pun cukup simpel. Setelah dipisahkan dari sayapnya yang keras, lalu dicuci bersih, kemudian digoreng. Untuk bumbunya, cukup bawang putih, kencur, cabai rawit, garam, dan penyedap. Rasanya seperti udang,” terang Dek Anggara.

Terlepas dari anggapan baik-tidak baik, jijik-tidak jijik, hubungan antara manusia dengan serangga sudah berjalan sejak dulu. Interaksi tersebut tak selalu merugikan (parasitisme); tapi juga menguntungkan (mutualisme). Itu terbukti, yang paling sederhana, dengan dimanfaatkannya beberapa jenis serangga sebagai salah satu makanan bergizi bagi umat manusia.

Kumbang air yang sudah dipisahkan dari sayapnya dan dicuci bersih | Foto: Dian

Serangga yang biasa dikonsumsi manusia adalah belalang, jangkrik, kumbang puthul, pupa ulat jati, serta laron. Serangga-serangga tersebut diolah dengan berbagai macam cara, mulai dari direbus, digoreng, atau dipanggang dengan berbagai bumbu dan rempah. Biasanya, manusia akan mengolah serangga tersebut dengan bumbu yang pedas, gurih, dan manis.

Dalam sejarah peradaban manusia, banyak bangsa yang memanfaatkan serangga sebagai makanan, seperti Suku Aborigin yang mengonsumsi ngengat bogong (Agrotis infusa) dalam jumlah besar antara bulan Desember sampai Februari, misalnya.

Atau di beberapa negara di Afrika (Botswana, Afrika Selatan, Zaire, dan Zimbabwe) bahkan terdapat pasar yang cukup besar untuk ulat mopanie (Gonimbrasia bellina) yang dapat mengalahkan penjualan sapi pada saat musimnya.

Selain itu, serangga juga banyak dikonsumsi oleh banyak penduduk di berbagai negara di Asia. Sedangkan di Meksiko, gusanos de maguey—sejenis ulat daun pohon maguey (Aegiale hesperiaris)—banyak dijual segar di pasar. Pengolahannya digoreng sebelum dimakan—bahkan ada yang dijual dalam kaleng.

Selain menjadi alternatif sumber protein yang mudah didapatkan, makan serangga juga merupakan bagian dari tradisi dan budaya masyarakat yang hidup di perdesaan. Kebiasaan memakan serangga dianggap sebagai bentuk kearifan lokal yang terus dilestarikan hingga saat ini.

Tak ada yang tahu kapan pertama kali tradisi ini dimulai. Barangkali, penggunaan serangga sebagai makanan oleh manusia sudah ada sejak masa ketika manusia masih disebut “orang telanjang”.

Lokakarya di Chiang Mai, Thailand, pada tahun 2008 mengenai “Forest insects as food: humans bite back” menekankan bahwa serangga dapat dimakan sebagai sumber makanan alami. Bahkan, itu dapat mengantisipasi kerawanan pangan di masa depan. Mengembangkan serangga untuk pangan dan pakan, seperti yang pertama kali disarankan oleh Meyer-Rochow, kini dianggap sebagai strategi yang layak.

Klipes sune cekuh | Foto: Dek Anggara

Indonesia dianugerahi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang kaya—yang mendukung berbagai tumbuhan dan hewan, termasuk berbagai serangga, dengan vegetasi alaminya. Jika sumber protein hewani konvensional tidak selalu terjangkau oleh masyarakat perdesaan dan membutuhkan waktu lama untuk tersedia, maka banyak serangga yang bisa dikonsumsi sebagai sumber protein alternatif dan sebagai makanan lezat.

Masyarakat yang tinggal di perdesaan mengetahui betul spesies mana yang harus dikumpulkan dan bisa untuk dikonsumsi. Dan pengetahuan tersebut diperoleh secara turun-temnurun, seperti halnya di negara lain yang mempunyai tradisi mengonsumsi serangga.

Penting untuk dicatat bahwa serangga yang dapat dimakan tidak hanya merupakan sumber protein yang penting, tetapi juga memiliki keunggulan ekologis dibandingkan daging dan sekaligus membantu menjaga keanekaragaman habitat bagi bentuk kehidupan lain dengan melestarikan lingkungan setempat.

“Kalau di Kedis masih ada klipes, capung, dan serangga air lainnya, berarti lingkungannya masih bagus. Banyak daerah yang kehilangan spesies karena penggunaan pestisida yang keterlaluan,” ujar Dek Anggara.

Di Kedis, meskipun masyarakatnya sudah terpapar bahan makanan modern, klipes dan serangga lain yang dapat dimakan masih dikonsumsi selama keberadaannya di alam masih ditemukan—dan akan terus menjadi sumber makanan penting yang menyediakan nutrisi alternatif.[T]

Reporter: Jaswanto
Penulis: Jaswanto
Editor: Made Adnyana

Menikmati Sate Keladi Khas Pedawa yang Unik
Panganan ala Anak Desa Tempoe Doeloe Saat Musim Hujan
Mengenal Singaraja Melalui Kulinernya
Babi Guling Vs Babi Genyol, Siapa Pemenangnya?
Tags: kulinerkuliner khas balikuliner lokalkuliner nusantara
Previous Post

Neivill Luncurkan Lagu “Lempuyeng”, Terinspirasi dari Kehidupan Sosial Masyarakat Saat ini

Next Post

Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Jaswanto

Jaswanto

Editor/Wartawan tatkala.co

Next Post
Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Ada Satpol PP Pariwisata di Bali Utara, Apa Saja Tugasnya?

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    Kabut Membawa Kenikmatan | Cerpen Ni Made Royani

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

“Manusia Tikus”, Gen Z yang Terjebak di Kolong Kasur

by Petrus Imam Prawoto Jati
June 17, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

ADA satu istilah yang lagi rame di China sana, shǔ rén alias “manusia tikus”. Bagi sidang pembaca yang belum tahu,...

Read more

Kriteria dan Syarat Sosok Pemimpin di Suku Baduy

by Asep Kurnia
June 17, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

KRISIS kualitas kepemimpinan nasional sedang terjadi dan melanda secara dahsyat, moralitas dan tingkat keamanahan seorang pemimpin yang terpilih menunjukan kurva...

Read more

Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

by Lintang Pramudia Swara
June 16, 2025
0
Han Kang dan Kolase Enigmatik Novel Vegetarian

BEGITU enigmatik dan diabolis, saya rasa Han Kang memberi tawaran segar di kancah sastra dunia. Sejak diumumkan sebagai pemenang Nobel...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan 

Piagam Gumi Delod Ceking untuk Pariwisata Berkelanjutan

June 16, 2025
Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

Pesta Perilisan Buku “(Se-)Putar Musik” dari Beatriff: Ruang Produksi Pengetahuan yang Lebih Inklusif

June 15, 2025
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng
Khas

Bicara-bicara Atas Nama Air di Desa Panji Buleleng

MENJAGA hutan desa, tidak cukup dengan hanya berkoar—atau mengajak sesama mari menjaga hutan dan air; untuk hidup yang sedang berlangsung,...

by Sonhaji Abdullah
June 17, 2025
Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025
Khas

Tidak Ada Petruk dalam Drama Gong Lawas Banyuning Singaraja di Pesta Kesenian Bali 2025

TIDAK ada Petruk dalam Drama Gong Banyuning, Singaraja, yang bakal pentas di Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025. Tentu saja. Yang...

by Komang Puja Savitri
June 16, 2025
Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja
Persona

Yan Mintaraga, Seniman Pinggir Taman Kota Singaraja

SETIAP Minggu pagi, Taman Kota Singaraja menjelma menjadi panggung kecil bagi berbagai aktivitas. Ada anak-anak berlarian, ibu-ibu berbincang sambil menemani...

by Arix Wahyudhi Jana Putra
June 16, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

Teman Sepanjang Perjalanan | Cerpen Putu Gede Pradipta

June 15, 2025
Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

Sajak-Sajak Angga Wijaya | Radio Tidak Kumatikan

June 15, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [19]: Mandi Kembang Malam Selasa Kliwon

June 12, 2025
Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

Gunung Laut dan Rindu yang Mengalir | Cerpen Lanang Taji

June 7, 2025
Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

Puisi-puisi Emi Suy | Merdeka Sunyi

June 7, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co