JENG YAH, DESAHMU ABADI
kereta takdir laju tuju
di atas rel kecemasanku
dari stasiun keraguan
duka abadi
derit gerbong kesedihan
serupa jerit pengakuanku
cerita gersang kursi usang
luka abadi
dari balik jendela ingatan
kutemukan kesucianmu
berkebaya renda putih
cinta abadi
bisik sapaku sandarkan
jenjang tubuhmu jelajah ruang
menghampar ranjang
birahi abadi
di tengah keramaian
kedua mulut beradu lumat
kenangan tak pernah tamat
nikmat abadi
Jeng Yah, aroma tubuhmu
masih lekat kuingat
begitu pun desahmu
membisik namaku, “Soeraja”.
Ungaran, November 2023
TIDAK ADA KERETEK DI ANTARA KITA
kuhisap pahit dalam-dalam
kuembuskan luka perlahan-lahan
serupa kunikmati sebatang keretek
ramu-racik tembakau dan cengkeh
citarasa yang semai-singgah
pun pekat rindu dan dusta
cinta menyimpan ihwal melukai
selayaknya setangkai mawar
menyimpan deretan duri-duri
ratus kelopak bersenyawa rasa
dalam saus keretek beraroma
membebas kepulan asap luka
tak ada rindu yang mendendam
tak ada dendam yang merindukan
tak ada keretek di antara kita
Ungaran, November 2023
PERCUMBUAN KODRAT MELUMAT SAYAT
kusimpan rapat-rapat
dengus, aroma, dan peluh
yang tertinggal pada ranjang
tempatku bercinta dengannya
mendesahkan luka bagimu
kugenggam khianat
berlindung hasrat
bibir rekahku pikat
mencumbui kodrat
melumat sayat
kelopak-kelopak mawarku
menabur wangi persembahan
kehormatan yang terbaring
bersama duri-duri berbisa
— kita (mungkin) binasa
Ungaran, November 2023
MAKRIFAT KEMATIAN
pada dahan-dahan kamboja
kematian-kematian bergantung
pada kelopak-kelopak ganjil bunga
bilangan-bilangan takdir terhitung
pada semerbak wangi-wanginya
ajal-ajal menuju tanah belatung
pada sayap-sayap gagak
jasad-jasad bernaung
pada malam-malam pekat
jiwa-jiwa menuju pembaringan
pada nisan-nisan batu
penanda-penanda dituliskan
— ketiadaan
Ungaran, Oktober 2023
HAKIKAT WAFAT
sel-sel telur terbuahi
menuju alam-alam rahim
tanpanya tiada kesempurnaan
menuju janin-janin
pada alam-alam ruhaniah
menuju keniscayaan
— menjadi anugerah
raga-raga (yang) telah mati
bukan jalan-jalan ketiadaan
mati-mati (yang) sejati
adalah hakikat sempurna
hidup-hidup (yang) baru
dari wafat berkali-kali
— menjadi manusia
Ungaran, Oktober 2023
- BACApuisi-puisi tatkala.coyang lain