INDONESIA memiliki 718 bahasa daerah yang kelestariannya tidak ada yang bisa menjamin sepanjang zaman. Beberapa kondisinya terancam punah karena penutur jatinya tidak lagi menggunakan dan mewariskannya kepada generasi berikutnya. Mendikbudristekdikti meluncurkan Revitalisasi Bahasa Daerah sebagai respons atas kondisi kritis bahasa daerah.
Program revitalisasi disesuaikan dengan kondisi daya hidup masing-masing bahasa daerah. Misalnya, bahasa Bali dan bahasa Jawa yang daya hidupnya dikategorikan aman menggunakan pendekatan pewarisan berbasis sekolah. Satuan pendidikan diharapkan menyelenggarakan pembelajaran bahasa dan sastra daerah secara integratif, kontekstual, dan adaptif. Faktanya pembelajaran sastra daerah masih bersifat aktif reseptif. Tidak sedikit pasif reseptif. Menurut Syahrul (2017) ini terjadi karena siswa tidak dapat membaca karya sastra dengan benar apalagi diajari menulis. Maka dari itu, diperlukan pembelajaran sastra yang mampu memberikan ruang merdeka bagi siswa untuk menggali pemahaman dengan berbagai sumber sesuai kebutuhan dan gaya belajarnya.
Pada buku Pedoman Model Pembelajaran Bahasa Bali Tingkat SMP yang disusun oleh Ida Bagus Rai Putra, dkk., model-model pembelajaran inovatif yang cocok digunakan dalam pembelajaran sastra, seperti Imod, mind mapping, pengamatan objek sekitar (POS),dan Sandi Asma. Implementasinya memperhatikan perbedaan kemampuan dan gaya belajar siswa merujuk teori diferensiasi. Siswa dikelompokkan menurut tingkat perkembangannya. Pembelajaran berkelompok pun mampu membelajarkan karakter sebab menurut Sharan (1994:232) dapat meningkatkan literasi dan kemampuan memecahkan masalah.
Pembelajaran inovatif pada era disrupsi dan digital perlu dikolaborasikan dengan pemanfaatan teknologi pendidikan. Kamus digital dan google sites dapat memberikan dampak yang positif terhadap proses dan hasil belajar siswa. Kamus digital dapat menambah penguasaan kosa kata. Sementara google sites dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang memuat materi ajar sekaligus media publikasi karya siswa. Dengan google sites pembelajaran sastra daerah menjadi kekinian, bisa diakses di mana dan kapan saja. Penggunaan model pembelajaran inovatif dan teknologi pendidikan dapat meningkatkan hasil belajar dan mengatasi kebiasaan penggunaan internet untuk mengerjakan tugas instan. Dengan cara inilah menurut Mahsun (2014:115) dapat menghilangkan budaya plagiasi.
Penulis telah mempraktikkan model pembelajaran mind mapping berbantuan kamus digital dalam pembelajaran menulis puisi Bali anyar. Hasilnya siswa SMP Negeri 2 Sawan mampu menulis puisi sebagai bukti meningkatnya kecakapan literasi. Bahkan beberapa puisinya dimuat di majalah Suara Saking Bali edisi LXXII bulan Oktober 2022. Puisinya tidak sekadar permainan kata-kata tetapi sarat nilai-nilai karakter. Sejalan dengan pendapat Septiningsih (2022) bahwa pembentukan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pengoptimalan peran sastra.
Jadi, revitalisasi bahasa daerah di era digital dapat dilakukan dengan pembelajaran sastra inovatif memanfaatkan produk era digital itu sendiri. Pembelajaran menjadi lebih bermakna sebagaimana esensi dari merdeka belajar. Bahasa daerah pun lestari.[T]
Daftar Rujukan
Mahsun. (2014). Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Jakarta: Rajawali Pers.
Septiningsih, Lustantini. (2022). Mengoptimalkan Peran Sastra dalam Pembentukan Karakter Bangsa, diperoleh dari https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-detail/782/mengoptimalkan-peran-sastra-dalam-pembentukan-karakter-bangsa.
Sharan, Shlomo. (2014). The Handbook of Cooperative Learning: Inovasi Pengajaran dan Pembelajaran untuk Memacu Keberhasilan Siswa di Kelas. Yogyakarta: Istana Media.
Syahrul, N. (2017). Pembelajaran Sastra Indonesia dalam Konteks Global Problematika dan Solusi. FKIP e-PROCEEDING, 197-208.
Catatan:
*Esai ini ditulis untuk melengkapi persyaratan seleksi peserta Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023.
*Berdasarkan Pengumuman Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa nomor 1909/I3/BS.01.01/2023 tentang Penetapan Peserta Hasil Seleksi dalam Rangka Kongres Bahasa Indonesia XII Tahun 2023, penulis dinyatakan lulus sebagai peserta.
Baca artikel KOMANG SUJANA lainnya DI SINI