BANGLI | TATKALA.CO — Akademisi Fakultas Pertanian, Universitas Warmadewa (FP-Unwar), Ir. Ni Komang Alit Astiari, M.Si., mengatakan, jeruk siam yang dihasilkan oleh para petani jeruk di Kintamani, Bangli, bisa diolah menjadi selai.
Untuk itu, ia mengajak para petani jeruk untuk meningkatkan nilai tambah produk pertanian yang dihasilkan, khususnya jeruk siam dengan mengolahnya menjadi selai. Pengolahan menjadi selai merupakan langkah alternatif untuk meminimalkan buah yang terbuang karena mengalami pembusukan saat panen raya dan meningkatkan daya simpan produk pertanian.
“Jeruk siam hasil panen selama ini hanya dijual dalam bentuk segar bukan dalam bentuk olahan sehingga banyak buah yang busuk terbuang,” kata Alit Astiari di sela-sela pelatihan dan pendampingan serangkaian Program Pengembangan Produk Unggulan Daerah (PPPUD) di Kintamani-Bangli pada Minggu, 11 Juni 2023.
Menurut Alit Astiari, produksi selai yang berbahan jeruk untuk menanggulagi buah yang berlimpah pada saat panen raya atau pada saat over produksi. Apalagi pada saat panen raya harga jual buah jeruk rendah bisa berkisar 1.000 – 1.500 per kg, sehingga banyak petani membiarkan buah jeruknya menguning di pohon tidak dipanen.
Alit Astiari mengungkapkan kandungan vitamin dan mineral yang tinggi pada buah jeruk membuatnya menawarkan segudang manfaat bagi kesehatan tubuh. Salah satu manfaat jeruk adalah meningkatkan fungsi otak. Jeruk mengandung kalium, folat, dan antioksidan yang dapat membantu meningkatkan fungsi saraf otak. Beberapa penelitian menyebutkan minum jus jeruk dapat membantu mengurangi risiko kehilangan memori pada pria.
Selain meningkatkan fungsi otak, jeruk berkhasiat bagi ibu hamil dan janinnya. Pasalnya, jeruk adalah sumber vitamin C, folat, dan air yang dibutuhkan oleh ibu hamil. Kandungan air yang banyak dalam sebuah jeruk membantu ibu hamil untuk tetap terhidrasi.
Alit Astiari mengakui upaya untuk mengolah jeruk menjadi selai telah disosialisasikan kepada para petani dan wanita tani. Salah satunya kepada kelompok Wanita tani Widya Pertiwi di Desa Belantih, Kintamani, Bangli.
Kelompok Wanita tani “Widya Pertiwi” saat mengolah jeruk menjadi selai | Foto: Istimea
Sedangkan Ketua kelompok Wanita tani “Widya Pertiwi”, Ni Wayan Sukarini mengaku bersyukur atas penyuluhan dan praktek langsung pembuatan selai jeruk yang diberikan oleh Fakultas Pertanian Unwar. Penyuluhan dan praktek langsung menambah pengetahuan anggota kelompok Wanita tani dalam mengolah buah jeruk pada saat buah berlimpah menjadi produk yang mempunyai daya simpan lebih lama untuk menanggulangi buah yang berlimpah dan tidak ada buah jeruk yang terbuang percuma, sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga maupun kelompoknya.
Ia mengakui bahwa selama ini belum pernah melakukan pengolahan buah jeruk menjadi selai jeruk, yang biasa diketahui hanya selai nanas dan strawberi. Kendati demikian, melalui penyuluhan dan praktek langsung ini yang diberikan Fakultas Pertanian Unwar, pihaknya berharap anggota kelompok wanita taninya mulai sedikit demi sedikit mempraktekkan pengolahan buah jeruk baik untuk kebutuhan keluarga sendiri maupun kelompoknya .[T][Ado/***]