BULELENG | TATKALA.CO – Lomba makan buah lokal di Taman Kota Singaraja, Jumat, 24 Maret 2023, berlangsung meriah dalam suasana penuh kegembiraan. Warga berlomba makan buah lokal yang disediakan Dinas Pertanian. Siapa yang sukses makan paling banyak, dialah pemenangnya.
Bukan hanya warga umum. Pj. Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama Ketua DPRD Gede Supriatna dan Sekda Gede Suyasa juga ikut larut dalam kemeriahan dan kegembiraan itu. Usai jalan santai bersama staf di Pemkab Buleleng, tiga pejabat penting itu ikut “berlomba” makan buah lokal seperti pisang, salak, anggur, dan rambutan.
Siapa yang menang? Tentu saja tak ada yang berani memberi nilai pada pejabat-pejabat penting itu. Ketiganya luput dari penilaian. Namun, meski tak dinilai, tiga pejabat penting itu tampak dengan antusias dan tampak sangat menikmati makan buah lokal di atas meja.
Ketiga pejabat itu, termasuk pejabat lain semacam kadis dan kabag, hanya ikut-ikutan saja. Para pejabat itu hanya melakukan ekspedisi atau semacam contoh baik betapa buah lokal itu memang nikmat untuk disantap bersama.
Dalam lomba itu, peserta lomba diharuskan menghabiskan buah-buahan lokal yang semuanya merupakan hasil produksi petani Buleleng. Siapa yang berhasil menghabiskan buah paling cepat, itulah pemenangnya. Atau jika tak ada yang berhasil menghabiskannya, maka yang menjadi pemenang adalah siapa yang berhasil makan buah paling banyak.
Pj Bupati Ketut Lihadnyana mengatakan Buleleng memiliki banyak potensi khususnya produk hortikultura yanhlg bisa menghasilkan. Potensi inilah yang dibangkitkan untuk meningkatkan perekonomian Buleleng.
Tak bisa dipungkiri jika produk buah impor masih disukai masyarakat. Namun dengan lomba makan buah lokal ini, sekaligus memberikan pandangan kepada masyarakat bahwa buah lokal tak kalah kualitasnya, meski tidak bisa dibandingkan dengan produk impor sesuai jenisnya.
“Tidak bisa apple to apple. Kalau begitu mestinya salak dengan salak. Tetapi dari semua itu bagaimana kita bisa mendorong masyarakat untuk mencintai produk lokal kita. Melalui HUT kota ini kita jadikan momentum untuk jengah kepada buah lokal. Mencintai dan bangga dengan produk lokal kita,” katanya.
Lihadnyana menjelaskan lomba makan buah lokal ini menjadi sebuah gerakan. Yang seharusnya dipelopori oleh aparat pemerintahan terlebih dahulu. Sementara penggunaan buah lokal dalam kehidupan sehari-hari sudah diatur dalam peraturan gubernur (pergub) nomor 99 tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali.
“Pada prinsipnya transformasi ekonomi adalah menggairahkan sebuah potensi untuk mendorong ekonomi kita bergerak. Contohnya seperti hari ini,” ujarnya.
Soal kemampuan dan keinginan masyarakat menggunakan produk buah, Lihadnyana mengaku memang tidak bisa memaksakan. Namun harus ada usaha yang lebih agar produk buah lokal kualitasnya semakin baik. “Kalau masyarakat kita tidak bisa memaksa. Tapi tetap kita mengimbau. Terlebih Dinas Pertanian kita dorong untuk bisa membina petani agar menghasilkan buah yang berkualitas,” ujarnya. [T][Ado]