ADAT KETIMURAN MEMANG menjunjung tinggi norma sopan santun di masyarakat. Tidak terkecuali dalam membahas urusan seks. Berbeda dengan budaya barat yang lebih terbuka dalam menyampaikan informasi. Dalam budaya ketimuran masih ada batas-batas pakem yang tidak boleh dilewati.
Pendidikan seks memang menjadi dilema tersendiri di masyarakat terutama untuk dikenalkan pada anak usia dini. Satu sisi hal tersebut dianggap tabu oleh masyarakat karena belum sesuainya usia anak akan tetapi satu sisi juga dianggap perlu karena mendesaknya keadaan yang mengancam keselamatan anak sekarang.
Mulai munculnya predator seks yang mengintai anak jadi satu alasan perlunya mulai mengenalkan pendidikan seks bagi anak usia dini. Anak yang masih dianggap polos dan lugu bisa menjadi korban empuk bagi para predator seks yang berkeliaran di luar sana.
Tidak terhitung sudah berapa banyak kasus pelecahan dan kekerasan seksual yang menimpa anak usia dini. Parahnya lagi sering juga pelakunya dari orang terdekat anak. Mereka memanfaatkan kepolosan dan kurangnya pengetahuan anak.
Melihat makin maraknya kasus pelecehan seks terhadap anak, maka mau tidak mau atau suka tidak suka orangtua dan guru harusnya sudah mulai berpikir untuk menghilangkan perasaan tabu tersebut, mengingat keselamatan anak jauh lebih penting dari hanya sekadar sikap tabu.
Orangtua dan guru harusnya mulai bisa mengenalkan pendidikan seks pada anak dari hal-hal yang sederhana sebagai upaya memberi pengetahuan anak agar terhindar dari kejahatan seksual. Beberapa hal yang mulai bisa diajarkan pada anak misalnya mengenal bagian privasi anak, menyampaikan siapa saja yang boleh menyentuh bagian privasi tersebut dan menyampaikan kemana harus melapor jika terjadi indikasi kasus pelecehan seksual.
Perlu diperhatikan juga bahwa penyampaian hal tersebut juga harus dalam situasi dan kondisi yang nyaman bagi anak. Orangtua dan guru dapat menggunakan strategi yang asyik untuk melakukannya. Misalnya dengan membacakan cerita dongeng, bermain drama atau dengan video pembelajaran yang menarik bagi anak.
Perlu diingat kembali, dengan sudah memberikan edukasi seks pada anak bukan berarti orangtua maupun guru bisa lepas tangan dalam mengawasi anak. Edukasi seks hanya digunakan seandainya anak dalam posisi yang membahayakan, misalnya saat anak sendirian di tempat umum.
Dengan memberikan edukasi seks pada anak diharapkan anak dapat mengetahui dan menghindari situasi yang mengarah pada kasus pelecehan seksual sehingga keselamatan mereka pun akan terjaga. [T]