SEPUCUK KERTAS YANG DITULIS DI EIFFEL SEBELUM SALING MERINDUKAN
- Untuk Desi dan Suma, mengenang September, 2014
kutulis setiap lekuk namamu, Nurani.
di sepucuk kertas, tanganku mengejamu
mata yang cahaya, kulit tak salju
juga bibirmu Sungai Seine
yang kuarungi dengan dua ibu jari
boleh kupeluk sejenak? Paris sangat jauh
dingin Eiffel adalah ranjang tanpa desah
seperti pencarian ini yang ingin berlabuh
butuh dua kali bandara, dua malam di udara
demi debar dada yang sempurna
meski kita belum saling merindukan
tapi tanganku tak telanjang
kusiapkan syal sebagai bekal pulang
oleh-oleh untuk kekasih mendatang
kaukah yang akan kupinang?
PERAGAAN NADA-NADA
- Seumpama Dialog Heri dan Tria
Aku Bukan K-Pop
Di ujung panggung, tak ada yang berani berjanji
tentang kesetiaan sebuah nada, bising kepalsuan
dan tepuk tangan yang sumbang dari serbuan penggemar
sungguh, igauku jauh lebih merdu juga utuh memandu dansa kita
meski sesekali kesal menyesal, lalu kabur berpuisi
aku bukan pemusik yang dilatih melucuti kesempurnaan
ketenaran adalah basa-basi, sayang
sedangkan laguku adalah iman yang tunduk di hadapan lesung pipimu
karyaku tak menjual gombalan, tak mengobral khayalan
maka di pentas pinangan, biarkan aku jadi imammu
pimpinan segala harapan dan keniscayaan, kutepati ibadahku
merawat kesederhanaan tentang hari depan yang lebih masyhur
Aku Bukan Piala
Siapa yang paling lihai mengumpulkan puja-puji
selain kau yang tak kunjung habis dilumat arak bali
yang sesungguhnya kemenangan adalah bangun pagi-pagi
daftar kemalasan justru lebih panjang dari usia pertemuan kita
aku terlatih berlenggok di ketinggian sepatu
namun selalu keseleo di keliaran napasmu
masih adakah yang layak kita pentaskan di layar kehidupan?
sedangkan kesabaran tak habis-habisnya tersiasati
sebentar lagi, kau sebagai pemenang di pelaminan
namun jangan pernah letakkan aku di antara piala-piala
sebab desah pertarungan kita baru akan dimulai
2021
PUNGGUNG TANAH AYAH
Yang telah terkubur adalah kegelapan,
sebuah awal pelukan bumi
kesedihan yang tak kukenali
usai segala upacara malam,
tubuhmu hanya rupa punggung tanah
2022
HARI DEPAN KETURUNAN
Di ritus hari Sabtu
menyembah Hyang Guru tebu bambu
raib segala doa yang syukur
terusir dari tanah leluhur
Kita membuat kesepian makin rimbun
membangun rumah tanpa daun ibu
sebab telah habis pohon disapih
dari ubun-ubun para burung
Kicau sumbang di perbatasan negeri
berkilo-kilo kayu diangkut
buruh itu hanya luput pada titah
getah keringatnya penyuburan luka
api yang terburu-buru
pekik bara tiada padam
kandas sekali hembusan
orangutan berwajah murung
menanti menyeru
pada dahan yang berkabut
asap menelusup matanya
maut kesekian kali
sarang pun telah raib
Belum genap satu purnama
mantra-mantra dipungut pendeta
upah gagal memanen akal budi manusia
hari depan keturunan
semoga tangisan ruh para moyang
tak jadi kutukan
Siapa yang kita puja di hari Sabtu
saat anak cucu tak mampu bedakan
batang bambu dan tebu ?
RUPA-RUPA KEDUKAAN
- Mayor Hermit Death
KEDUKAAN I
Mungkinkah wajah ayah di mata ibu tetap sama?
seekor ayam tanpa darah terkapar di ranjang
tak guna taji di kaki, bila kiamat
masih berwujud nadi pertarungan
tentang kemenangan yang disasati petaka
tentang kepak-kepakan nelangsa
bagi segala sujud kekalahan
KEDUKAAN II
Seorang panglima datang menunggang kuda,
membawa bendera kematian, memanen jiwa-jiwa derita
kontestasi luka, liang-liang kehilangan
diupacarakan
KEDUKAAN III
Mengapa kecewa hanya mengenali kegelapan?
amarah tak menjadi nyala pagi
hampa yang hadir tak lantas jadi puisi.
Mungkinkah ini sebuah kutuk yang bervariasi?
menjadi masa lalu, masa kini, masa nanti
tanpa tahu apa niscaya yang sejati?
KEDUKAAN IV
Rancangan manusia adalah berlatih kematian
mengamati napas, menghayati kehilangan
kerangka rusuk yang akan rapuh dikoyak kremasi
lemak tubuh menyusut, kenangan hanyut
hanya ada debu
hanya menjadi butiran halus
tanpa memori, tanpa rasa sakit di ulu hati
segalanya asap
melesapkan doa
pengiring masuk kerajaan abadi
KEDUKAAN V
Perpisahan tidak butuh bertanya kesiapanmu
mustahil bila air matamu tak jatuh
menolak kepedihan adalah ilusi
kehilangan ini penuh rahasia, namun mujarab
menyiasati karma yang tak perlu terjadi
lambankan tangis,
Pertemuan memang ingin bercanda, sesekali
2023
[][][]