INGIN MENEMUKAN pantai yang indah dan cantik berpasir putih untuk tempat pacaran atau kumpul bersama teman-teman milenial? Maka pantai pasir putih di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, akan menjadi tujuan yang menarik.
Pantai pasir putih di Desa Pejarakan itu biasa disebut White Sand Beach. Lokasi pantai ini cukup tersembunyi, jauh dari pemukiman. Namun, meski tersembunyi, pantai ini sudah cukup banyak didatangi para remaja yang sedang suka-sukanya pada hal-hal baru.
Untuk menemukan pantai ini sesungguhnya mudah, meski harus melewati jalan-jalan berkelok dan terkesan asing.
Jika berkendara dari arah Singaraja, di Jalan Raya Singaraja-Gilimanuk, mata akan dengan mudah menemukan pertigaan di sebelah kanan. Di pertigaan itu terdapat tugu atau patung Menjangan.
Beloklah ke kanan, ke pertigaan itu. Jalan itu merupakan pintu masuk untuk menuju permandian air panas Banyuwedang, menuju ke sejumlah hotel dan penginapan, juga untuk menemukan pantai pasir putih itu.
Dari tugu di pertigaan itu, berkendaraanlah sepanjang 723 meter, maka pantai yang cukup tersembunyi itu akan ditemukan. Dari pertigaan, luruh, lalu ada pertigaan lagi. Jika lurus terus, akan ditemukan pemandian air panas Banyuwedang yang juga sebagai tempat wisata yang ramai dikunjungi wisatawan yang hendak mandi atau hanya melihat-lihat pemandangan.
Jika hendak ke pantai pasir putih, beloklah ke kanan. Sepanjang perjalanan, akan ditemukan pemandangan kebun, sapi yang berkeliaran, hutan bakau, dan sesekali menemukan petani yang lewat di sekitar.
Pantai pasir putih di Desa Pejarakan ini memang pantai yang asyik. Pantai ini mirip seperti danau, karena berupa teluk yangbundar dengan alam sekitar berupa hutan yang asri. Di pesisir pantai, hutan bakau masih tampak hijau dan subur.
Jika datang bersama pacar, di situ terdapat ruang-ruang romantis yang bisa dijadikan tempat untuk duduk berdua, dan ngobrol tentang berbagai hal. Tapi, awas, jangan macam-macam.
Di pantai itu, sepasang remaja atau muda-mudi bisa melakukan pacaran yang sehat. Pacaran yang sehat itu, antara lain, sembari mendengar gemericik ombak dan kesiur angin dari sela-sela hutan bakau, komunikasi bisa dibangun dengan jujur, terbuka, dan saling memahami satu sama lain.
Romantisme bisa dibangun di tengah alam untuk menemukan kecocokan sehingga hubungan bisa langgeng hingga ke pelaminan.
Nah, jika sudah cocok, dan sudah cukup usia untuk menikah, pantai pasir putih itu bisa didatangi kembali, suatu saat nanti, untuk melakukan pemotretan pre wedding. Asyik bukan? [T]