1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Pola Latihan Mata, Antara Menguasai dan Dikuasai : Proses Kreatif Ela Mutiara Jaya Waluya

Dian Ayu LestaribyDian Ayu Lestari
September 7, 2022
inPersona
Pola Latihan Mata, Antara Menguasai dan Dikuasai : Proses Kreatif Ela Mutiara Jaya Waluya

18 Juli 2022, peserta Temu Seni Tari telah tiba. Saya dan beberapa kawan lain segera menyambutnya, sekaligus menghapal wajah-wajah mereka. Kami mengantar satu per satu peserta menuju kamar masing-masing. Kesempatan di hari pertama itu, tentu tidak saya lewatkan untuk melihat dan mendekati beberapa peserta untuk kemudian menitip pesan dalam perjalanan menuju kamar hotel: “Kalau ada perlu, bisa hubungi saya, ya. Dan, nanti saya juga mau ganggu sebentar untuk ngobrol-ngobrol ketika waktu luang. Hehehe..” meskipun saya tanya satu per satu, tapi mereka kompak menjawab, “Siap.”

Temu Seni Tari yang merupakan rangkaian Indonesia Bertutur 2022 berlangsung sejak tanggal 18-24 Juli 2022 di Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan ini merupakan Temu Seni ketiga setelah Temu Seni Monolog di Kalimantan Timur, Temu Seni Musik di Papua, dan setelah temu Seni Tari, digelar pula Temu Seni Performance Art di Makassar.

Penampilan Ela Mutiara (kiri) dan Krisna Satya (kanan) dalam program Kunjungan Budaya

Ela Mutiara Jaya Waluya atau dikenal Ela Mutiara adalah peserta pertama yang saya minta waktunya untuk ngobrol tentang proses kreatifnya. Kami memilih duduk bersampingan di meja resto yang dekat dengan kolam renang, udara Ubud memang selalu begitu, tak terlalu dingin, juga sebaliknya—suasana yang nyaman untuk ngobrol santai pada malam itu. Saya mengeluarkan catatan kecil yang sudah berisikan beberapa pertanyaan, dan Ela agaknya sedikit terkejut melihat rentetan pertanyan-pertanyaan itu, tapi saya hanya nyengir, dan terjadilah obrolan yang mengalir.

Ela Mutiara, rupanya lahir dari keluarga yang memang memiliki darah seni, Ayahnya menekuni seni musik. Ia sempat diarahkan untuk menggeluti bidang musik, mengikuti beberapa kejuaraan musik, dan vokal dasar saat dirinya masih duduk di bangku SD. Namun, seiring waktu berjalan, Ela semakin merasa bahwa musik ternyata bukan passion-nya.

Pengalaman-pengalaman selama menempuh pendidikan justru memperkenalkan Ela dengan seni tari. Tari tradisi—Jaipong, adalah basic dari bentuk-bentuk ketubuhannya. Berangkat dari jenis kesenian tersebut, kedua orang tuanya memberikan pertimbangan untuk mengembangkan bakat seni tari yang dimilikinya, hingga akhirnya Ela menempuh pendidikan di ISI Yogyakarta.

 “Apa aku akan berlanjut di jalan seni tari ini?” Ela mencoba mengulang pertanyaan yang katanya sempat muncul beberapa kali di benaknya. Keraguan terhadap diri sendiri masih sering hadir di tengah proses belajarnya. Hingga akhirnya ia menemui banyak orang-orang yang menginspirasi, terutama senior-senior yang beberapa di antaranya ia bantu dalam penyelesaian tugas akhir, menjadikannya mengenal konsep tari kontemporer dan mendalaminya hingga kini.

  • Baca artikel lain tentang Temu Seni Tari Indonesia Bertutur
  • Saat saya tanya siapakah yang mempengaruhi proses kreatifnya, Ela Mutiara langsung menjawab sembari celingak-celinguk mencari keberadaan orang yang ia sebut: “Ayu Permata Sari,” katanya. Ayu Permata Sari adalah salah satu peserta yang juga ikut dalam kegiatan Temu Seni Tari Indonesia Bertutur, dan Ela menjelaskan bahwa pengalamannya turut serta pada manajemen Ayu Permata membuat Ela semakin terimpuls untuk terus berkembang. Kesempatan dan kepercayaan yang diberikan untuk menggarap projek-projek yang ada, membuatnya semakin semangat untuk mengupas lebih dalam lagi tentang tari kontemporer.

    Krisna Satya (kiri) dan Ela Mutiara (Kanan) dalam persiapan pertunjukan

    Bukan hanya Ayu Permata Sari, Ela Mutiara juga menyebut Melati Suryodarmo sebagai salah satu orang yang merangsangnya untuk berkarya lebih baik lagi, “ Aku suka karya-karya Mbak Melati, dan sekarang aku mulai bisa paham tentang konsep-konsep pilihannya. Mbak Melati tidak lagi terfokus pada bentuk yang indah, melainkan beliau pintar memilih artistik dan ruang. Walau pementasan tunggal, tapi Mbak Melati bisa menguasai ruang dan membuat pementasan itu begitu hidup,” kata Ela Mutiara.

    Obrolan berlanjut begitu saja, dan saya mulai membenahi tempat duduk ketika Ela mulai bercerita tentang isu yang diangkat dalam proses penciptaan karyanya. Sebagai seseorang yang mengalami dan dekat dengan peristiwa yang ada, Ela Mutiara saat ini sedang tertarik menggarap karya dengan fokus isu stigma-stigma perempuan. Baginya, kebebasan terasa tidak lagi berpihak pada perempuan yang memasuki usia 25 tahun. Banyak tuntutan-tuntuan yang diberikan, seperti sudah harus memiliki pasangan hidup, juga momongan.

    Istilah “dapur, sumur, kasur” begitu melekat pada keberadaan perempuan. Selain menjadi seorang ibu rumah tangga, perempuan mengambil peran sebagai kepala keluarga yang harus menghidupi keluarganya. Terkhusus lagi di tempat kelahirannya di Sukabumi, Ela menjelaskan bahwa Sukabumi adalah daerah industri yang memiliki banyak pabrik di sekitarnya. Keberadaan pabrik ini pada akhirnya menyerap lebih banyak tenaga kerja perempuan, karena perempuan dirasa lebih tunduk pada ketentuan yang berlaku. Istilahnya, perempuan itu tidak banyak protes.

    Melalui karya yang diciptakannya, Ela Mutiara Jaya Waluya ingin mengungkapkan bagaimana relasi sosial antara laki-laki dan perempuan bisa saja memiliki sebuah perspektif baru: tidak selamanya perempuan adalah korban, karena pada dasarnya tidaklah semua laki-laki ingin menjadi kepala keluarga, dan tidak semua perempuan ingin bekerja pada ruang domestik saja. Kesetaraan antara laki-laki dan perempuanlah yang sesungguhnya berusaha Ela sampaikan melalui karya-karyanya.

    Ela Mutiara dalam Sesi Sharing Method di halaman hotel Amatara Agung Raka Ubud

    Sebagai proses latihan, Ela kini sedang fokus pada sebuah pola latihan mata sebagai alat pemancing gerak tubuh. Munculnya teknik latihan mata ini, ia dapatkan dari kesadarannya dalam menarikan tari Bajidor. Ela sedikit menjelaskan Bajidoran yang merupakan tarian yang mengikutsertakan penonton di dalamnya. Bila dicari tari yang cukup serupa di Bali, Bajidoran ini semacam tari Joged Bumbung, yang mana penari berinteraksi langsung bersama dengan penonton yang dipilih. Melalui tarian Bajidor ini, Ela Mutiara mendapatkan sebuah kesadaran bahwa ternyata mata memiliki kendali penuh untuk bisa berinteraksi.

    Biasanya, penari dijadikan objek oleh penonton. Namun, pada kesadaran tertentu, sebenarnya penari dan penonton sama-sama merupakan subjek pada alur tarian tersebut. Keduanya saling mempermainkan satu sama lain ketika memberi atau menerima uang, ketika mata saling bertatapan. Melalui mata, keduanya saling memberikan tendesi untuk saling menguasai. Pergerakan yang terjadi seolah-olah saling mengikuti siapa yang memiliki kuasa yang lebih besar melalui interaksi antara mata keduanya. “Dengan mata, kedua-duanya bisa saling nge-direct dan di-direct,” kata Ela menyimpulkan penjelasannya yang cukup panjang.

    Dari kesadaran tersebut, pola latihan yang sedang ia gencarkan saat ini, selain ketubuhan, adalah pola latihan mata tersebut—dari latihan yang masih sederhana, semacam saling menatap penari satu sama lain, dan fokus pada siapa yang memiliki energi yang lebih besar untuk bisa mempengaruhi gerak yang terjadi dari penari yang ditatap.

    Bagi Ela, latihan ini juga sangat berguna ketika penari berada dalam sebuah pementasan yang juga memiliki banyak penonton. Bagaimana keberanian dalam menatap penonton itulah yang ingin dicari pada pola latihan saling tatap ini. Melalui tatapan bisa diketahui, apakah penari yang mampu menguasai penonton, atau malah penonton yang ternyata menguasai penari? Hal ini pada akhirnya memberikan sebuah kesadaran bahwa mata memiliki  kemampuan yang kuat untuk bisa mentransfer energi  diri sekaligus perasaan dalam sebuah pementasan.

    Udara malam semakin dingin, saya tentu ingin mendengar lebih banyak cerita dari Ela Mutiara. Tapi ia mesti istirahat, begitu pula dengan saya. [T]

  • Baca artikel lain tentang Temu Seni Tari Indonesia Bertutur
  • Tags: Indonesia Bertuturseni tariTeater KalanganTemu Seni Tari
    Previous Post

    Penerjemahan Roman “Mlantjaran ka Sasak” dan Gugatan Terhadap Pujangga Baru

    Next Post

    Wayan Nursini Temukan Bakteri Lokal Penghasil GABA Pencegah Hipertensi Hingga Diabet

    Dian Ayu Lestari

    Dian Ayu Lestari

    Lahir di Singaraja, 22 Juni 2000 dan sedang menempuh pendidikan di Undiksha Singaraja dengan prodi Manajemen. Kini aktif di Teater Kampus Seribu Jendela

    Next Post
    Wayan Nursini Temukan Bakteri Lokal Penghasil GABA Pencegah Hipertensi Hingga Diabet

    Wayan Nursini Temukan Bakteri Lokal Penghasil GABA Pencegah Hipertensi Hingga Diabet

    Please login to join discussion

    ADVERTISEMENT

    POPULER

    • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

      “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

      23 shares
      Share 23 Tweet 0
    • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

      0 shares
      Share 0 Tweet 0
    • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

      0 shares
      Share 0 Tweet 0

    KRITIK & OPINI

    • All
    • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik

    Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

    by Petrus Imam Prawoto Jati
    May 31, 2025
    0
    Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

    Read more

    Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

    by Pandu Adithama Wisnuputra
    May 30, 2025
    0
    Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

    Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

    Read more

    Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

    by Mansurni Abadi
    May 30, 2025
    0
    Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

    SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

    Read more
    Selengkapnya

    BERITA

    • All
    • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
    Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

    Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

    May 29, 2025
     Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

    Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

    May 27, 2025
    911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

    911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

    May 21, 2025
    Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

    Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

    May 17, 2025
    Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

    Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

    May 16, 2025
    Selengkapnya

    FEATURE

    • All
    • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
    Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
    Panggung

    Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

    MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

    by Dede Putra Wiguna
    May 31, 2025
    ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
    Panggung

    ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

    MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

    by Sonhaji Abdullah
    May 29, 2025
    Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
    Panggung

    Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

    LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

    by Komang Puja Savitri
    May 28, 2025
    Selengkapnya

    FIKSI

    • All
    • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
    Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

    Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

    May 31, 2025
    Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

    Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

    May 31, 2025
    Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

    Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

    May 29, 2025
    Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

    Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

    May 25, 2025
    Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

    Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

    May 22, 2025
    Selengkapnya

    LIPUTAN KHUSUS

    • All
    • Liputan Khusus
    Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
    Liputan Khusus

    Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

    SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

    by Jaswanto
    February 28, 2025
    Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
    Liputan Khusus

    Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

    SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

    by Made Adnyana Ole
    February 13, 2025
    Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
    Liputan Khusus

    Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

    BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

    by Jaswanto
    February 10, 2025
    Selengkapnya

    ENGLISH COLUMN

    • All
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
    Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

    Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

    March 8, 2025
    Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

    Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

    November 30, 2024
    The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

    The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

    September 10, 2024
    The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

    The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

    July 21, 2024
    Bali, the Island of the Gods

    Bali, the Island of the Gods

    May 19, 2024

    TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

    • Penulis
    • Tentang & Redaksi
    • Kirim Naskah
    • Pedoman Media Siber
    • Kebijakan Privasi
    • Desclaimer

    Copyright © 2016-2024, tatkala.co

    Welcome Back!

    Login to your account below

    Forgotten Password?

    Retrieve your password

    Please enter your username or email address to reset your password.

    Log In
    No Result
    View All Result
    • Beranda
    • Feature
      • Khas
      • Tualang
      • Persona
      • Historia
      • Milenial
      • Kuliner
      • Pop
      • Gaya
      • Pameran
      • Panggung
    • Berita
      • Ekonomi
      • Pariwisata
      • Pemerintahan
      • Budaya
      • Hiburan
      • Politik
      • Hukum
      • Kesehatan
      • Olahraga
      • Pendidikan
      • Pertanian
      • Lingkungan
      • Liputan Khusus
    • Kritik & Opini
      • Esai
      • Opini
      • Ulas Buku
      • Ulas Film
      • Ulas Rupa
      • Ulas Pentas
      • Kritik Sastra
      • Kritik Seni
      • Bahasa
      • Ulas Musik
    • Fiksi
      • Cerpen
      • Puisi
      • Dongeng
    • English Column
      • Essay
      • Fiction
      • Poetry
      • Features
    • Penulis

    Copyright © 2016-2024, tatkala.co