6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berbagi Ekspresi Dalam Mewarna Gelap

Geg Ary SuharsanibyGeg Ary Suharsani
September 10, 2022
inUlas Rupa
Berbagi Ekspresi Dalam Mewarna Gelap

Yuliana Rara, merangkai bunga | Foto: Phalayasa Sukmakarsa

Sabtu, 20 Agustus 2022, Café Dalam Rumah Art Station yang terletak di Jalan Gatot Subroto VI C No. 1, Denpasar, dipenuhi oleh peserta workshop yang merupakan rangkaian pameran lukisan Mewarna Gelap dalam rangka mengenang Didon Kajeng, founder Yayasan Telaga Teratai Indonesia. Sejak pukul 14.30 WITA mereka mulai berdatangan, mengingat acara akan dimulai pukul 15.00 WITA.

Terdapat tiga kegiatan dalam workshop yang diselenggarakan dalam waktu yang bersamaan yaitu workshop papier machie atau clay dari bahan bubur kertas, kegiatan melukis pada baju kaos, tas kain dan patung terakota serta demo merangkai bunga. Para peserta bebas untuk memilih kegiatan yang akan diikuti. Dari pengamatan penulis, terdapat peserta yang selain melukis juga mengikuti kegiatan paper clay. Dengan sigap pihak penyelenggara meladeni keinginan peserta tersebut. Sepanjang bahan masih tersedia, aman.

Acara dimulai sesuai jadwal yang ditetapkan. Pembawa acara Adi Siput membuka acara dengan gayanya yang segar dan kocak. Pendiri Sanggar Seni Surapradnya – Tampaksiring ini mengajak Ketua Yayasan Telaga Teratai Indonesia, I Made Jery Juliawan, untuk menyambut peserta workshop sekaligus mempersilakan untuk memulai berkarya. “Selalu semangat,” ujar Jery dalam sambutannya.

Begitu dipersilakan, peserta yang telah memenuhi tempat acara langsung beraksi, menuangkan ekspresi mereka masing-masing. Selain ragam kegiatannya, yang menarik dalam workshop kali ini adalah para pesertanya yang beragam. Peserta workshop berasal dari berbagai kalangan yaitu dari rekan-rekan disabilitas netra Yayasan Telaga Teratai Indonesia, sahabat tuli (panggilan sesuai dengan keinginan dari rekan-rekan sanggar) dari Sanggar Seni Budaya Dharma Santi, pegiat film Minikino, Bali Bersama Bisa, rekan-rekan pelukis, serta anak-anak dari kalangan umum. Ramainya peserta membuat pihak panitia harus menambahkan beberapa meja dan kursi agar seluruh peserta dapat berkarya dengan nyaman.

Made Budhiana (paling kiri) dan Sanggar Seni Dharma Santhi (Sahabat Tuli) | Foto: Phalayasa Sukmakarsa

Beberapa peserta, di luar seniman pelukis, ternyata memang memiliki kemampuan melukis yang mengagumkan. Empat orang sahabat tuli yang hadir saat acara, merupakan remaja yang telah berprestasi dibidang melukis. Sesuai penjelasan dari pihak sanggar yang mendampingi, para remaja tersebut merupakan juara lukis di tingkat nasional dan salah satu dari mereka karyanya telah dikirim ke Jepang. Dan memang, media berupa tas kain yang menjadi pilihan mereka, menjelma indah begitu mendapat goresan dari tangan-tangan yang piawai tersebut. Semua dijalankan dengan santai dan sambil berkomunikasi dengan menggunakan bahasa isyarat, bersama beberapa peserta yang duduk di dekat mereka.

Sementara itu di sisi kanan panggung, tampak Yuliana Rara yang akrab dipanggil Rara, memandu demo merangkai bunga. Demo diikuti oleh beberapa peserta yang terlihat antusias bertanya tentang bahan-bahan yang digunakan serta bagaimana cara membentuk janur untuk menjadi bentuk-bentuk yang khas, yang kemudian akan menjadi bagian dari rangkaian bunga tersebut. Dengan sabar, Mb Rara yang merupakan Ketua DPC Denpasar Ikatan Perangkai Bunga Indonesia, mempraktekkan cara merangkai janur sembari menjelaskan bunga-bunga yang digunakan, salah satunya adalah bunga meduri ungu. Rangkaian bunga yang didemokan merupakan khas dari Didon Kajeng, yaitu mengutamakan bunga-bunga lokal, beberapa diantaranya merupakan bunga yang memang digunakan dalam kegiatan upacara agama di Bali.

“Saya berusaha menerjemahkan apa yang ingin diwujudkan oleh Didon,” ungkap Rara saat ditanyakan oleh Adi Siput mengenai proses kreatif dalam merangkai bunga. “Bunga, buah, posisi dan bentuk rangkaian diarahkan olehnya saat Didon sudah tidak bisa melihat. Begitu selesai, Didon akan memastikan apakah rangkaian tersebut sudah sesuai dengan keinginannya, dengan cara meraba rangkaian tersebut,” lanjut Rara yang merupakan floral designer yang sering diundang untuk memberikan workshop di berbagai acara.

Band Nirkala dengan MC Adi Siput | Foto: Phalayasa Sukmakarsa

Jika demo merangkai bunga berjalan dengan khidmat diselingi cara merangkai janur untuk membuat bentuk tertentu, maka workshop melukis pada kaos berjalan ekspresif. Begitu berhadapan dengan baju kaos putih polos yang telah dialasi karton coklat di bagian dalamnya, peserta langsung menggoreskan kuas dengan warna-warna yang telah disediakan dalam wadah-wadah bening di meja masing-masing. Beberapa seniman yang telah malang melintang di dunia seni lukis yaitu Made Budhiana, Nyoman Wirata, serta Gede Gunada turut andil dalam kegiatan tersebut. Dan tiga orang perupa outsider art yang pada waktu sebelumnya melakukan pameran lukisan di lokasi yang sama, juga ikut serta menuangkan ekspresi mereka, yaitu Wayan Jengki Sunarta, Bonk Ava dan Mediana Ayuning.

Dalam waktu singkat baju kaos yang awalnya berwarna putih polos menjelma menjadi baju yang “berbicara” sesuai dengan karakter masing-masing peserta. Baju kaos yang dilukis oleh Gede Gunada, menyuarakan tentang kelebihan dan kekurangan yang membentuk keseimbangan. Hal tersebut diutarakan oleh Gunada saat dikonfirmasi oleh Adi Siput. Tentu pesan ini sangat berhubungan dengan acara Mewarna Gelap yang secara tidak langsung memang ingin menyuarakan tentang keseimbangan tersebut.

“Jarang ada acara semacam ini, begitu egaliter dan kita bisa berbaur bersama tanpa harus melihat latar belakang masing-masing,” ungkap Jengki, penyair yang belakangan ini terlihat makin tekun dalan menyelami dunia lukis.

Di bawah panduan Adi Siput, acara berlangsung kocak nan segar, tak jarang Adi melontarkan guyonan kepada panitia yang sibuk memfasilitasi peserta. Termasuk saat proses pengeringan hasil karya papier machie atau clay, yang dilakukan dengan menggunakan oven. Penjelasan dari Diandra Raditya, mentor workshop papier machie, proses pengovenan ini dilakukan untuk mengganti proses pengeringan menggunakan sinar matahari yang tentunya akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

“Jika menggunakan oven, maka clay akan lebih cepat kering. Paling pas dalam waktu tiga hari clay sudah betul-betul kering dan keras. Jika sudah kering clay siap untuk diwarnai,” terang alumni ISI Denpasar yang saat ini bergelut di bidang seni patung.

Kostra | Foto: Phalayasa Sukmakarsa

Workshop papier machie sendiri menghasilkan bentuk-bentuk yang unik. I Wayan Mudrayana, yang merupakan rekan disabilitas netra dari Yayasan Telaga Teratai Indonesia, membuat bentuk keris, yang sebelumnya telah dibuatkan rangka dari kawat. Dari rangka tersebut, perlahan Mudra mulai membuat bentuk dari bahan bubur kertas yang telah disiapkan. Sementara itu beberapa peserta lainnya membuat bentuk sesuai keinginan mereka, seperti kepala manusia dengan taring, rumah jamur, rangkaian bunga, dinosaurus serta bentuk abstrak. Sesudah selesai di oven, kurang lebih dua puluh menit, karya tersebut kemudian diberi warna.

Beberapa peserta lainnya memilih untuk melukis patung terakota, berbentuk badan atau torso dan kepala manusia. I Putu Yogantara, anggota Yayasan Telaga Teratai Indonesia, merupakan salah satunya. Yoga mewarnai torso dengan menggunakan jarinya tanpa kuas, yang dengan lincahnya memoles torso tersebut menggunakan cat berwarna ungu tua. Lalu dengan panduan rekan lainnya, Yoga melukis di beberapa bagian, sehingga menghasilkan torso dengan lukisan bunga. Dalam berkarya rekan-rekan disabilitas netra didampingi oleh pendamping yang penglihatannya normal, mereka membantu pada proses pengambilan warna agar tidak keliru.

“Mewarna Gelap”, Lukisan-Lukisan Mengenang Didon Kajeng

Tepat pukul 18.00 WITA, acara workshop pun ditutup, seluruh karya kemudian di pajang di venue, dan ke depannya akan dilelang ke khalayak umum. Acara kemudian ditutup dengan penampilan dari band Nirkala, yang pesertanya terdiri dari tiga orang disabilitas netra. Seluruh peserta tampak gembira dan larut dalam lagu-lagu berbahasa Bali yang dilantunkan oleh sang vokalis, beberapa hadirin pun turut bernyanyi, saat dilantunkan lagu-lagu yang memang sudah familiar.

Tak terlihat adanya kecanggungan dari seluruh peserta untuk berbaur dan berbagi ekspresi. Sehingga tepat jika Pande Mahardika, yang selama ini membimbing rekan-rekan Yayasan Telaga Teratai Indonesia dalam melukis, mengatakan dalam pesan singkatnya bahwa tidak ada perbedaan antara yang bisa melihat dengan yang tidak bisa melihat, semua bisa menghasilkan karya seni. Hal serupa dikatakan oleh Nyoman Wirata, seniman lukis, bahwa ekspresi seni dapat disampaikan melalui berbagai media, termasuk baju kaos dan tas kain.

Nyoman Wirata melukis kaos | Foto: Phalayasa Sukmakarsa

Pameran Lukisan “Mewarna Gelap” masih berlangsung sampai dengan tanggal 27 Agustus 2022. Sehingga khalayak umum masih bisa menikmati karya seni dan hasil workshop diantaranya berupa baju dan tote bag yang telah dilukis antara lain oleh pelukis yang hadir saat acara. Karya-karya yang dihasilkan oleh peserta workshop sangat beragam dan unik, sehingga tak salah rasanya menyimpulan workshop Mewarna Gelap merupakan salah satu sarana untuk berbagi ekspresi. [T]

Tags: Pameran Seni RupaSeni Rupa
Previous Post

Ni Wayan Latri, Legenda Mantri Manis Arja Keramas

Next Post

Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A.: Etnomusikolog, Mantan Rektor, Pernah Jualan Pisang Goreng

Geg Ary Suharsani

Geg Ary Suharsani

penulis karya jurnalistik dan sastra

Next Post
Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A.: Etnomusikolog, Mantan Rektor, Pernah Jualan Pisang Goreng

Prof. Dr. I Wayan Rai S, M.A.: Etnomusikolog, Mantan Rektor, Pernah Jualan Pisang Goreng

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co