SEBUAH WAJAH YANG TAK PERNAH BISA KULUKIS
selalu bisa kusapu
gurat-gurat zaman di wajah
dengan segar warna merah
tabur bedak pada coklat noda-noda
dan tegas garis baru, yang menyulap akrab
jadi keasingan baru
yang mampu menyeret semua tatap
telah lama kudapati ruh ini menari di tanganku
tari yang tiap geraknya penuh yakin
hingga getarkan rasa percaya
pada sesiapa yang dipijak kulitnya
ruh itu telah menyatu dalam diriku
mencipta rupa-rupa baru
menyulap segala yang tak mungkin
tapi hanya parasmu
yang tak pernah bisa kulukis
walau telah kugali sumur ingatan
kucari nama dan wajahmu di kedalaman
kusandingkan dan kuhitung tiap jengkal kemiripan
tapi yang kujumpa selalu kosong
memenuhi tahun-tahun hampa pencarian
lalu apa arti ruh ini dalam diriku?
jika tak pernah bisa kucipta
waris wajah dan darah
yang melemparku
pada dunia penuh rahasia
IGAU BUNGA PADA CUACA
musim telah gugurkan kita jauh
dari seikat, putik dan mahkota
lalu kau mengembara diterpa angin dewasa
dan berhembus,
saat terbit matahari
bersama cahaya panas itu
kau pergi dan mengalun bagai nyanyian
tanpa tangga nada terhitung
kau menelusur selah-selah sulur
melewati tinggi dan rendah batang-batang
yang sesekali samar
tertangkap liar dedaunan
tapi merah warnamu tak sedikit pun pudar
gurat di tepimu adalah kesiapan
yang lebih dulu menerawang
bahwa hidup selalu setaktertebak gelombang
sebagaimana kita, tumbuh tanpa jaminan
sesegera itu pula cuaca memisah kita
menuju nasib yang tak bisa kita terka
maka kau pergi dengan pasti
aku tinggal dikoyak gigil
dan sari yang rontok setiap pagi
LIANG TAK BERDASAR
aku tak ingin memulai ini
dengan serba-keluh ketakpahaman
dan tanya yang meremas kepala sendiri
aku hanya ingin memulai ini
dari satu titik mula dan henti
sebuah dunia kecil tak terlihat
tapi riuh mencekam sangat padat
lalu tersesat di dalamnya
adalah hari-hari yang menguras habis
tubuh dan jiwa
ketika semakin kalut akar-cabang
meliar dan menelan habis seluruh ruang,
kendali jadi air dalam genggaman
___
KLIK UNTUK BACA PUISI-PUISI LAIN