17 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Memegati Cerita Kekalahan Tentang Desa

Ni Luh Sinta YanibyNi Luh Sinta Yani
May 17, 2022
inEsai
Memegati Cerita Kekalahan Tentang Desa

Foto ilustrasi: Don Rare

Cerita turun temurun tentang desa selalu identik dengan kekalahan, kemiskinan, kebodohan, dan ketinggalan zaman. Orang desa dipandang sebagai orang yang lugu dan mudah diolok-olok. Situasi desa dideskripsikan sempit, tidak ada jalan, tidak ada internet, dan jauh dari peradaban.

Kultur tradisional yang dibangun di desa selama berabad-abad semakin dianggap tak pantas berkembang pada era modern, karena kuno dan terkadang tidak masuk akal. Berbeda dengan kota yang dipersepsikan sebagai tempat kemajuan teknologi, industri, pemikiran, dan tempat yang paling ampuh untuk meraih kesuksesan.

Hantaman keras terhadap stigma tentang desa, menyebabkan banyak orang desa yang cenderung enggan tinggal di desa. Bahkan ironisnya, sebagian dari mereka malu mengakui kedesaannya. Mereka tak ingin dilabeli orang udik, sampai-sampai mereka harus merubah semua kebiasaan yang sering dilakukan oleh orang desa. Menghapus jati dirinya sebagai orang desa, dan berlagak ‘kekotaan’ ketika mereka memang terpaksa harus singgah ke desanya kembali.

Masyarakat menginginkan desa sama persis seperti kota. Kondisi inilah yang menyebabkan adanya modernisasi terhadap desa. Perbandingannya adalah kota, sehingga pembangunan hingga tumpuan perekonomian desa menyesuaikan dengan lidah orang kota. Dalil kuat yang digunakan adalah memajukan desa agar mampu mandiri dan sejahtera. Dalil ini tentunya ada dukungan yang kuat dari beberapa teori, semisal teori dari WW. Rostow.

Sapi dan Kesetiaan Petani – Cerita dari Posko Pengungsian di Desa Les

Dalam teorinya, Rostow menjelaskan secara gamblang bahwa karakteristik masyarakat desa lebih kepada penggunaan alat yang sangat sederhana sehingga pekerjaan menjadi sangat lama dan tingkat produktifitasnya masih sangat rendah. Karena demikian, masyarakat desa yang biasanya menggantungkan hidupnya dalam pertanian, dipaksa beralih ke industri yang memanfaatkan teknologi tinggi, meninggalkan cara-cara tradisional, dan menanggalkan identitas kearifan lokalnya. Tapi, yakin semua pembangunan tersebut semata-mata untuk kepentingan masyarakat desa? Lalu, apa yang sebenarnya salah dari desa? Mengapa desa mesti didiskreditkan seperti itu?

Selama ini, pembangunan-pembangunan yang dilakukan di desa hanya menjadikan orang desa sebagai objek semata. Pembangunan tersebut belum sepenuhnya mengakomodir kebutuhan masyarakat desa. Ini tidak bisa ditampikan, karena kebanyakan dari mereka tidak mengenyam pendidikan tinggi, tidak memahami makna sesungguhnya dalam pembangunan, dan hanya menjadi entitas bagi sang subjek pembangunan.

Yang lebih menyakitkan lagi, pembangunan yang dilakukan merupakan kebutuhan personal namun dipakai sebagai kebutuhan publik. Doktrin kuat yang ada dalam pikiran masyarakat desa mengenai pembangunan hanya sebatas pembangunan fisik. Pemimpin desa dinyatakan berhasil memimpin apabila dia mampu menciptakan prasarana di desa. Tidak ada yang salah dengan pembangunan infrastruktur karena itu bagian yang penting juga terhadap kemajuan desa.

Namun, ada satu hal yang lebih krusial untuk dibangun di desa, yakni pembangunan sumber daya manusianya. Membangun jalan di desa mungkin bisa dikerjakan hanya dalam rentang waktu beberapa bulan saja, tapi untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas butuh waktu yang bertahun-tahun. Lama, tapi sangat mungkin untuk dilakukan.

Gede Suryantara dari Desa Les | Menganyam Bambu, Menganyam Hidup, di Pondok Kecil Tepi Hutan

Pegangan erat dalam pembangunan sumber daya manusia terhadap masyarakat desa adalah nilai-nilai adiluhung yang sudah diwariskan oleh para tetua. Terkesan usang, tapi jika dikaji lebih dalam, ajaran para tetua yang diturunkan melalui budaya menyimpan nilai-nilai kebajikan dalam kehidupan. Ini menjadi pagar kuat masyarakat untuk membentengi arus negatif dari globalisasi. Nenek moyang telah merumuskan nilai tersebut dengan begitu apik sesuai dengan karakteristik daerah dan kepercayaan.

Nilai tersebut yang mestinya dipegang teguh, bukan malah malu mengakuinya. Contoh nasihat kecil yang sering diajarkan oleh masyarakat di desa yaitu melepaskan alas kaki ketika memasuki ruangan. Bagi masyarakat kota yang melihat ini, mereka akan menertawakan dan dicap ‘ndeso’. Ternyata, hal kecil yaitu melepas alas kaki ketika masuk ke ruangan memiliki nilai yang sangat mendalam yakni nilai saling menghargai.

Alas kaki sangat identik dengan kotor, jadi ketika memasuki ruangan yang sudah bersih dengan alas kaki yang kotor, maka kita tidak menghargai orang yang membersihkannya. Sedalam itu para tetua terdahulu memikirkan nilai-nilai kehidupan. Masih banyak sekali tauladan yang diwasiatkan oleh anak-cucunya. Seharusnya, menjadi orang desa adalah anugerah karena telah diberikan bekal berupa nilai-nilai kebajikan.

Perlu menjadi perhatian pula, budaya yang diwariskan hingga saat ini jangan sampai membuat masyarakat desa menjadi kaku dan anti terhadap perubahan. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi tetap diikuti untuk kemajuan pemikiran dan peradaban. Yang paling penting, masyarakat desa harus menjadi pelaku dalam perkembangan tersebut.

Gerakan-gerakan dinamis mulai dibentuk dari kesadaran individu masyarakat, seperti pentingnya pendidikan di keluarga, pendidikan di sekolah, maupun pendidikan di masyarakat. Ketiga komponen ini terintegerasi dan saling mendukung satu sama lain dalam menciptakan generasi yang unggul. Generasi muda harapan desa mampu bersekolah tinggi bahkan sampai ke luar negeri, dengan kesadaran dan cita-cita nanti ketika mereka pulang, mereka telah membawa misi besar untuk membangun desa.

Mereka akan mengimplementasikan ilmu yang peroleh untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan di desa. Tentunya ini juga butuh dukungan kuat dari masyarakat desa. Jangan sampai ketika mereka pulang kembali ke desa, dianggap sebagai sebuah kegagalan, dianggap mereka tidak mampu beradaptasi di tempat lain, dan dianggap tidak mampu memperoleh pekerjaan yang baik di luar sehingga harus kembali ke desa. Kehadiran para diaspora desa adalah harapan untuk kemajuan desa serta bukti bahwa orang desa tidak bodoh dan mampu untuk bersaing.

Satu pihak yang juga berperan besar terhadap pembangunan sumber daya manusia untuk masyarakat desa, ialah pemerintah desa. Sebagai pembuat kebijakan publik, pimpinan desa memiliki wewenang untuk menciptakan program-program kerja yang mengarah pada pengembangan SDM. Kemampuan dasar yang menjadi bekal seorang pemimpin desa adalah mampu menentukan identifikasi permasalahan desa sehingga mampu menempatkan prioritas program.

Apalagi semenjak diberlakukan Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang desa. Desa diberikan ruang untuk berkembang (desentralisasi otonomi daerah), karena yang memahami terhadap desa adalah desa tersebut. Jadi melalui desentralisasi, setiap keputusan untuk pembangunan desa disepakati melalui musyawarah desa. Undang-Undang ini menjadi peluang besar untuk pemimpin desa dalam menyejahterakan masyarakatnya. Pemerintah desa harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dengan pendekatan berbasis hak dalam roda kehidupan di desa.

Pembangunan berbasis hak berarti memahami dan meletakkan hak-hak dasar (asasi) sebagai cara dan sekaligus tujuan pembangunan. Pendekatan ini menempatkan manusia sebagai komponen terpenting dalam pengambilan keputusan terkait sumber daya alam dan komunitas.

Pendekatan berbasis hak diperlukan karena pembangunan desa selama ini dilakukan tanpa menempatkan manusia desa sebagai subyek pembangunan yang terlibat atau dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kalaupun berbicara tentang manusia, pembicaraan itu condong dalam kerangka pendekatan amal/belas kasih atau sebatas memenuhi kebutuhan. Pendekatan tersebut jauh dari memadai karena tidak membuat warga berdaya hingga mampu terlibat dalam pengambilan keputusan di setiap tahap pembangunan.

Valentine, Menanam Pohon, dan Puisi Kasih Sayang dari Desa Pedawa

Pendekatan berbasis hak membantu pemegang hak dan pengemban kewajiban mengenali dinamika kekuasaan atas sumber daya dan proses pembangunan. Pendekatan ini tidak hanya mendorong proses pembangunan yang inklusif, tetapi juga membantu mengatasi ketidakadilan atau kesenjangan dan menjamin hasil pembangunan yang lebih berkelanjutan.

Pendekatan berbasis hak mendorong pengembangan program yang memberikan prioritas pada kelompok miskin, rentan, dan marjinal. Dengan pendekatan ini pengemban kewajiban didorong untuk tidak sekadar bertanya tentang apa yang harus dilakukan tetapi juga mengapa dan bagaimana itu dilakukan. Tidak sekadar menyediakan layanan dasar tetapi juga mengatasi ketidakadilan akibat minimnya akses.

Melalui kolaborasi antara masyarakat desa dan pemerintah desa yang kuat, maka segala cita-cita yang ingin dicapai bersama akan terwujud. Kesadaran dan rasa memiliki terhadap desa adalah factor utama yang mestinya mulai diterapkan pada masing-masing individu masyarakat desa. Berkembangnya desa akan berpengaruh besar terhadap perkembangan negara karena desa adalah basis terkecil dari negara. Pembangunan sumber daya manusia yang dimulai sejak dini, akan mengakhiri cerita kekalahan tentang desa di masa depan. [T]

Tags: desaPembangunanpembangunan desa
Previous Post

Konversi Agama, Jangan Anggap Biasa

Next Post

Buleleng Raih Opini WTP Kedelapan dari BPK RI | Bupati Suradnyana: Ini WTP Berkualitas

Ni Luh Sinta Yani

Ni Luh Sinta Yani

Perempuan dari Tejakula, Buleleng bagian timur. Aktivis KMHDI yang suka menulis

Next Post
Buleleng Raih Opini WTP Kedelapan dari BPK RI | Bupati Suradnyana: Ini WTP Berkualitas

Buleleng Raih Opini WTP Kedelapan dari BPK RI | Bupati Suradnyana: Ini WTP Berkualitas

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

by Gading Ganesha
May 17, 2025
0
Mencari Bali Menemukan Diri — Ulasan Buku “Dari Sudut Bali” Karya Abdul Karim Abraham

PULAU Bali milik siapa? Apa syarat disebut orang Bali? Semakin saya pikirkan, semakin ragu. Di tengah era yang begitu terbuka,...

Read more

‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

by Hartanto
May 16, 2025
0
‘Narasi Naïve Visual’ Ni Komang Atmi Kristia Dewi

KARYA instalasi Ni Komang Atmi Kristia Dewi yang bertajuk ; ‘Neomesolitikum’.  menggunakan beberapa bahan, seperti  gerabah, cermin, batu pantai, dan...

Read more

Suatu Kajian Sumber-Sumber PAD Menurut UU No. 1 Tahun 2022

by Suradi Al Karim
May 16, 2025
0
Ramadhan Sepanjang Masa

TULISAN ini akan menarasikan tentang pentingnya Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Karena  PAD adalah...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar
Panggung

Literasi Film untuk Keluarga: Anak-anak Menonton Sekaligus Belajar

AMFLITEATER Mall Living World, Denpasar, ramai dipenuhi pengunjung. Sabtu, 10 Mei 2025 pukul 17.40, Tempat duduk amfliteater yang bertingkat itu...

by Hizkia Adi Wicaksnono
May 16, 2025
Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa 
Kuliner

Sariasih dan Manisnya Jaja Sengait Gula Pedawa

ADA beberapa buah tangan yang bisa kalian bawa pulang untuk dijadikan oleh-oleh saat berkunjung ke Singaraja Bali. Salah satunya adalah...

by I Gede Teddy Setiadi
May 16, 2025
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co