Saat itu, kami lagi mengikuti workshop “Grand Strategic for Extreme Productivity” bersama Master G-Coach Darwis Darmadji Harsono, yang kerap dipanggil Abi Darwis. Sudah dua hari berlalu dan ini hari ketiga, hari penutupan.
Di hari terakhir workshop, para peserta sudah memprediksi bahwa hari ini akan berakhir seperti hari sebelumnya, tepat di jam 6 sore. Happy ending seperti umumnya yang terjadi di workshop bisnis.
Namun kali ini berbeda, Kawan. Kita lagi berhadapan dengan Abi Darwis, yang notabene Coach Bengis. Beliau dengan sesadar-sadarnya memperlakukan seluruh peserta workshop layaknya anak didik kesayangan. Kalau salah, diomelin, dan digojlok. Kalau masih ngeyel atau nggak mudeng, suasananya tiba-tiba berubah seperti interogasi penyidik di kepolisian. Semuanya ditanya, ini bagaimana, datanya mana, dan lainnya sampai kita benar-benar memahami intinya inti, core of the core problem-nya.
Senja sudah mendekat. Tak ada tanda-tanda bahwa workshop akan selesai.
Kemudian Abi Darwis berkata, “Karena ini belum selesai, kita lanjutkan sampai malam. Setuju?”
Tak ada yang berani membantah. Kita jeda makan malam sejenak. Selepas itu lanjut lagi pelajarannya. Makin malam makin dibongkar lini bisnis kita. Intensitas makin tinggi. Badan sudah gerah, entah sudah berapa kali merenggangkan tubuh. Walau lelah, tapi entah kenapa para peserta malah makin semangat. Karena sore telah dilewati, kami menebak ini akan berakhir larut malam.
Tapi kembali kami salah. Sekitar jam 11 malam, Abi memecah kesunyian dengan berkata, “Kalo ini ngga beres, kita ngga akan pulang. Subuh selesai, subuh Abi tunggu. Biar bisnis kalian benar-benar strong luar dalam. Perkasa di segala medan. Bertumbuh dengan urat-urat yang kuat”.
Asli. Ini uedaaaaaannn. Semangat dia sungguh luar biasa. Ini dopingnya pakai minum susu telor madu jahe apa nggak sih?
Kami melihat dia ini singa beneran. Otot beliau memang terlatih di gym, tapi endurance dalam mengajar pun seperti singa. Sangar dari hari pertama sampai akhir. Kami sadar, selaku pendidik, Abi nggak mau menyelesaikan workshop secara normatif. Goalnya jelas, para muridnya paham betul materinya. Beliau jelas. Kami yang tidak jelas. Hahhahaa…
Dan akhirnya.. Dengan susah payah kami menyelesaikan sekian banyak tugas yang diberikan. Workshop dinyatakan selesai dengan happy ending. Tahu jam berapa selesai? Pukul 02.55 Wita! Hahaha.. Gillaaaa…. Orang pada tengkurap dengan bantal guling. Pocong lagi keluar jalan-jalan. Kita sibuk belajar sampai subuh. Hahahaha.. Uedaannn tenan pokoke.
Ya Tuhan. Kami sangat lega akhirnya “pembantaian” pun berakhir, sekaligus kami tersenyum bahagia. Terlihat senyum lebar tergurat di wajah Abi Darwis. Begitu puas ia melihat anak didiknya sudah siap ‘dilepas’ lagi ke medan perang dan siap untuk jadi pemenang. Sang Raja Singa sudah menyiapkan singa-singa lainnya di Bali.
Walau hanya bertemu intens selama tiga hari, kami rasakan idealnya seorang konsultan bisnis itu seperti Abi Darwis yang memiliki kepribadian sangar dalam membentuk business mentality, sekaligus sebagai Ayah yang penuh kasih sayang untuk membantu anak didiknya. Rasanya kalau didampingi oleh konsultan bisnis sekelas Abi Darwis, bisnis kami bisa cepat melesat tinggi dengan pondasi yang kokoh.
BACA JUGA:
- Nama Supermarket Mirip Nama Koperasi, Apa Ada Pengaruhnya Terhadap Pelanggan?
- Ilmu Bisnis Ada di Mana-mana, Jika Hanya Rebahan Tak Bakal Ketemu
- “Bertumbuh atau Mati”, Pesan Singkat Penuh Makna untuk Pengusaha
Abi tidak hanya fokus menitikberatkan pada pertumbuhan bisnis semata. Tapi juga pada pendidikan karakter kita. Tidak selalu hanya bicara profit, tapi juga kemampuan leadership. Harus tough.
Di akhir kata, Abi berpesan, “Abi keras sama kalian karena Abi sayang kalian”.
Hati kami luluh. Legaaaaa banget rasanya. Baru pertama kali kami melihat sosok pendidik seperti beliau. Seorang konsultan bisnis yang berkelas. Terima kasih Abi untuk energinya yang begitu luar biasa. Semoga anak didikmu bisa bertumbuh kuat layaknya Singa. [T]