Salah satu anjuran gizi seimbang adalah makanlah aneka ragam makanan. Anjuran ini didasari atas pertibangan bahwa tidak ada satu makanan pun di bumi ini yang mengandung zat gizi secara lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan manusia. Karena itu untuk dapat memenuhi kebutuhan zat gizi maka kita harus memperoleh dari berbagai jenis makanan yang kita makan.
Nah apa kaitannya dengan mesayut tipat di tilem kawulu? Mari kita ulas bersama..
Bagi kami di Desa Adat Kawan Bangli dan juga desa pekraman lainnya tradisi mesayut tipat selalu dilaksanakan setiap tahun, yaitu di sasih Kawulu (tilem bulan ke delapan). Upacara mesayut tipat yang dilaksanakan setiap tahun ini disamping bersifat penyucian buana alit juga persembahan kepada para Dewa (Dewa Yajna) dan juga pada sesama mahluk (manusa yajna) dengan sarana utama tipat sirikan yang jumlahnya disesuaikan dengan jumlah urip dari panca wara maupun sapta wara kelahiran.
Mesayut tipat mempunyai beberapa fungsi, antara lain Fungsi religius yaitu sebagai persembahan kepada Tuhan yang Mahaesa atas dorongan rohani manusia dari lubuk hati yang suci, Fungsi Sosiologi adalah pengunaan sesayut sebagai sarana upacara karena keyakinan masyarakat sesayut dapat memberikan kerahayuan terhadap umat yang melaksanakannya, Fungsi Etika yaitu persembahan yang dilakukan hendaknya tidak mengikat, tetapi harus tetap disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki serta dengan rasa suci dan bhakti yang mendalam, Fungsi Estetika yaitu keindahan perwujudan cita, rasa dan karsa untuk memuja Tuhan dan Fungsi edukatif dalam hal ini adanya transfer pengetahuan yang baik dari orangtua kepada generasi mereka selanjutnya untuk keajegan budaya dan tradisi ini.
Satu hal yang menarik dari sayut tipat di tilem kawulu ini adalah banyaknya jenis bahan pangan yang digunakan didalamnya. Namun sebagian besar adalah produk nabati (bersumber dari tumbuhan). Hal ini cukup berbeda dengan tataban nasi labaan yang dilakukan setiap banyupinaruh yang lebih banyak komponen protein yang bersumber dari hewani.
Dalam tataban sayut tipat ini, seperti yang telah disebutkan di awal tadi komponen utamanya adalah tipat sirikan. sebagaimana kita pahami bersama, tipat sirikan (ketupat) ini menggunakan beras sebagai bahannya. Tapi bukan berarti beras ini satu-satunya sumber karbohidrat dalam komponen sayut ini, sebab biasanya akan kita temukan jagung, keladi, ketela rambat dan labu kuning yang semuanya dalam bentuk direbus. Karbohidrat adalah sumber zat tenaga bagi tubuh kita. Dengan kearifan local ini, orang bali sudah diajarkan bahwa sumber zat tenaga bukan hanya beras, tetapi ada beragam pilihan lainnya yang dapat kita dapatkan dengan mudah.
Bagaimana dengan sumber proteinnya? Protein sebagai sumber zat pembangun dalam upacara ini umumnya menggunakan bebean (pepesan dengan bahan dasar kacang-kacangan dan kelapa). Bebean ini ada beberapa jenis tergantung jenis kacang yang digunakan yaitu bebean kacang barak, kacang undis dan kacang ucu. Selain itu biasanya dilengkapi dengan kacang komak dan saur.
Komponen sayur dan buah-nya dalam sayut tipat ini juga sangat lengkap dan biasanya dibuat sebagai sayur urap dengan menggunakan beberapa sayuran baik sayuran daun maupun sayuran buah seperti Paku (pakis), daun singkong, kacang panjang, mentimun dan lainnya. Bahkan menurut penuturan orangtua di masa yang lalu jumlah sayuran yang digunakan sebanyak 8 (mungkin terkait dengan sasih kawulu ini) dan jenis sayuran yang disebutkan, bahkan ada yang tidak penulis kenali. Jenis sayuran yang disebutkan yaitu : Don canging, don bulun baon, don paku, don sele, don tunjang langit, don kayu manis, don kacang, don yang anti.
Sedangkan buahnya menggunakan buah-buahan lokal yang biasanya musimnya jatuh di sasih kaulu ini. Buah-buahan yang biasa digunakan antara lain: pisang, salak, rambutan, jerungga (jeruk bali) dan yang lainnya. Yang cukup unik biasanya juga dilengkapi dengan buah buni yang disajikan dalam bentuk rujak. Buah buni yang sudah siap untuk dipanen memiliki ciri-ciri warna yang keungu-unguan pertanda buah buni sudah menghasilkan kadar Antosianin yang tinggi. Antosianin sendiri merupakan sebuah senyawa yang memiliki manfaat sebagai penjaga kesehatan di pembuluh darah, kandungan gizi di buah buni juga sangat banyak, mulai dari Vitamin C, Vitamin E, Vitamin B1, Vitamin B2, provitamin A, mineral besi dan lain sebagainya.
Selain beragam buah sumber zat gizi pokok, banten sayut tipan ini juga dilengkap dengan aneka jajanan local seperti : jaja gina, kaliadrem, sumping klepet dan lainnya yang merupakan aneka cemilan yang dapat dinikmati setelah metataban.
Dari sayut tipat ini kita banyak belajar tentang makanan sehat yang bersumber dari kekayaan agraris kita yang demikian berlimpah. Ritual mesayut tipat di tilem kawulu ini juga merupakan pengalihan pengetahuan (transfer of knowledge) tentang penganekaragaman pangan sebagai salah satu kearifan lokal budaya bali. Jadi menurut hemat penulis masalah gizi tidak terjadi jika kita menerapkan dalam keseharian konsumsi beraneka ragam dengan jumlah yang cukup sebagaimana disampaikan melalui pesan sayut tipat tilem kawulu ini.[T]