Kawasan wisata Mandalika, Pujut, Lombok, NTB, memasuki babak baru, dengan diresmikannya oleh Presiden Joko Widodo, Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina, Mandalika, beberapa hari lalu.
Sebagaimana diberitakan Kompas, Sabtu, 20 November 2021, pembukaan sirkuit internasional ini, diikuti oleh kejuraan dunia Super Bike, Super Sport dan Asia Talent Cup. Diberitakan pembalap terbaik dunia, seperti: Toprak Razgatlioghi dan Scott Redding, hadir. Hotel-hotel dan losmen-losmen di kawasan Pantai Kuta Mandalika, penuh sejak tiga pekan lalu.
International events ini, menjadi momentum baru tidak saja bagi pengembangan industri pariwisata NTB., tetapi juga bagi pengembangan wisata nasional, yang begitu terpuruk akibat pandemi.
Jika disimak, strategi pengembangan pariwisata pemerintah di luar Bali, beyond Bali, menyebut beberapa; Mandalika, Borobudur, Danau Toba, Raja Ampat, trobosan kebijakan dalam bentuk program kongkrit yang telah dilakukan di Mandalika, patut diapresiasi.
Pengembangan kawasan wisata Mandalika ke depan, jika merujuk ceramah manajemen dari pakar manajeman pemasaran dunia Philips Kotler, tentang pemasaran pariwisata, di awal tahun 1990’an di sebuah hotel di kawan Legian, dihadapkan kepada dua tantangan: pertama, pengelolaan pencitraan, image management. Kedua , pengeloaan realitas, reality management.
Dalam pandanngan Kotler, pengelolaan image, pencitraan dalam rangka membangun brand, dan bahkan equity brand, harus sejalan dengan realitas yang ada. Realitas yang ada mencakup: seluruh realitas pelayananan bagi para wisatawan menginjakkan kaki pertama di Bandara Mandalika, totalitas pelayanan di semua resorts yang ada dan atau costumers services centres, sampai kembali ke bandara.
Realitas pelayanan yang dirasakan para wisatawan ini, harus cocok, tune ini dengan image yang masuk ke benak wisatawan, sebagai hasil dari image management di atas. Ketidak-cocokan antara citra dan realitas, akan berdampak serius terhadap masa depan kawasan wisata itu.
Tantangan bagi para pelaku wisata dan juga masyarakat di seputaran Mandalika: pantai Kuta Mandalika, Pujut dan sekitarnya; kemampuan beradapsi untuk merespons perubahan, dan belajar berkelanjutan dalam pengembangan budaya pelayanan.
Jika Mandalika ingin dikembangkan sebagai integrated tourist industry, beyond Bali, maka kebijakan investasi pemerintah dan kebijakan investasi swasta harus terus didorong, dengan tetap memberikan perhatian terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.
Bali sangat berkepentingan agar kawasan wisata Mandalika berkembang dan terus bertumbuh, yang diharapkan dapat mengurangi tekanan ruang dan tekanan kependudukan yang selama ini dihadapi Bali akibat pertumbuhan pariwisata yang relatif tidak terkandali.
Kesempatan usaha dan kesempatatan kerja yang diharapkan terus bertumbuh di Mandalika, akan memberikan kesempatan bagi para profesional pariwisata Bali bisa berkontribusi bagi pengembangan Mandalika. [T]