Saya kembali menulis tentang panyakit kanker, kali ini dengan harapan kesembuhan yang semakin besar. Beberapa hari lalu, mantan presiden bapak Susilo Bambang Yudhoyuno (SBY), mengumumkan dirinya didiagnosis penyakit kanker prostat stadium awal dan akan menjalani terapi intensif dan mutakhir di Amerika Serikat. Saya sendiri, memiki beberapa keluarga yang menderita penyakit kanker, saat ini ada yang sudah sembuh dan ada yang sedang menjalani pengobatan.
Pada kasus Pak SBY, saya menuliskan dua hal penting, yaitu penyakit stadium dini dan terapi mutakhir. Secara medis, kedua keadaan ini memang memberi kontribusi yang besar untuk kesembuhan pasien. Tentu saja masih ada berbagai variabel lain yang juga berperan, seperti jenis dari penyakit kanker itu sendiri. Kanker darah golongan leukemia akut myeloid misalnya, sampai saat ini angka kesembuhannya masih sangat rendah. Kecuali di sejumlah negara maju yang telah melakukan terapi standar cangkok sumsum tulang atau terapi sel induk, tingkat kesembuhannya sudah meningkat secara signifikan.
Sementara leukemia akut limfoblastik, terutama pada anak-anak, dengan kemoterapi standar penyembuhannya saat ini bisa mencapai 90%. Bahkan leukemia kronik, berkat pemberian terapi target, hasilnya sangat menggembirakan. Obatnya pun sudah bisa kita berikan di tingkat kabupaten dengan jaminan BPJS. Begitu pula, penyakit kanker payudara dan getah bening dengan terapi optimal penyembuhannya semakin baik.
Deteksi Dini
Meskipun kita berharap dapat menemukan penyakit kanker pada stadium dini, namun tidak semua jenis kanker selalu bisa dideteksi sejak dini. Fakta baiknya, semakin banyak jenis penyakit kanker saat ini bisa diantisipasi sejak awal. Kanker leher rahim (karsinoma serviks) misalnya, selain bisa ditemukan saat baru saja ada gelagat pertumbuhan sel abnormal (atipik) juga bisa dicegah jika penyebabnya adalah sejenis virus, dalam hal ini human papilloma virus (HPV) dengan pemberian vaksinasi.
Deteksi kanker leher rahim dengan sangat mudah dilakukan melalui pemeriksaan sederhana yang dikenal dengan pemeriksaan pap smear, yaitu mengambil sampel sel leher rahim untuk diperiksa di bawah mikroskop. Demikian juga kanker payudara, dengan pemeriksaan mammografi, akan dapat ditemukan pada tahap yang masih sangat dini. Di samping itu, saat ini semakin banyak ditemukan petanda tumor (tumor marker) yang dapat menjadi petunjuk awal kita untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Jika tak bisa dicegah, sebisa mungkin penyakit kanker disadari dan kemudian diterapi sedini mungkin. Meskipun kesembuhan selalu memerlukan restu dari Tuhan sang pencipta, namun setidaknya kita telah melaksanakan upaya medis terbaik. Dan memang itulah tugas kita, dokter, pasien dan keluarganya.
Terapi Optimal
Hal terberat yang dihadapi dan sering kali menjadi hambatan untuk kemudian semangat berobat adalah rasa syok dan hati gentar menghadapi penykit kanker. Penyakit ini faktanya telah menghadirkan horor dan persepsi kemustahilan untuk sembuh. Wajar saja kemudian penderita dan keluarganya belum apa-apa sudah menyerah secara medis dan cenderung beralih kepada pilihan-pilihan terapi alternatif, padahal secara medis tingkat kesembuhan terapi penyakit kanker semakin baik saat ini.
Memang jika dibandingkan dengan metode terapi penyakit lain, pengobatan penyakit kanker memerlukan ekstra daya tahan, kesabaran dan kebesaran jiwa. Namun itulah yang harus dijalani untuk mendapatkan kesembuhan. Terapi kanker yang disebut kemoterapi, memang memliki jadwal sangat fix dan ketat, oleh karenanya pasien, keluarganya dan tim medis harus kompak dan selalu saling mendukung. Jangan lupa di samping kemoterapi, kadang kala pasien juga harus menjalani terapi kombinasi pembedahan dan penyinaran.
Saat ini sudah semakin banyak ditemukan metode pengobatan yang dikenal sebagai terapi target yaitu obat yang bekerja fokus dalam menghambat mutasi kelompok sel yang salah dan mencegah terbentuknya sel-sel ganas. Selain cara pemberiannya lebih praktis, efek sampingnya juga lebih minimal. Dan seperti telah disebutkan di atas, di sejumlah negara maju dan modern, terapi penyakit kanker sudah lebih paripurna dan mendasar dengan diterapkannya terapi cangkok sumsum tulang dan sel punca atau sel induk (stem cell).
Dukungan Keluarga
Dukungan pemerintah untuk penderita penyakit kanker sangat terasa manfaatnya dari tanggungan BPJS. Fasilitas RS pun terus bertambah guna meningkatkan optimalisasi pengobatan penyakit kanker dalam pelayanan penyakit kanker terpadu yang melibatkan berbagai disiplin ilmu. Yang tak kalah pentingnya dalam penyembuhan penyakit kanker pasien adalah dukungan keluarga. Tidak hanya dalam menyetujui skema terapi yang disarankan, pun dukungan psikologis yang penuh kehangatan agar pasien dengan tetap semangat dan penuh harapan mengikuti prosedur pengobatan yang cukup melelahkan itu.
Sering kali yang terjadi justru psikologis keluarga yang ikut hancur dan hal ini tentu saja menghambat langkah-langkah tegar dan semangat untuk mendampingi pasien yang memerlukan terapi. Kita sangat meyakini, pikiran itu memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap energi yang menjadi roh tubuh manusia. Dan vibrasi energi positif maupun negatif dengan mudah bisa menyebar kepada orang-orang terdekat.
Untuk itu, modal utama keluarga saat mendampingi pasien penyakit kanker adalah energi positif yang mesti selalu terjaga. Ada elemen kebesaran jiwa, rasa ikhlas dan semangat untuk berhasi dalam energi positif tersebut. Rohaniwan Ajahn Brahmn menuliskannya dengan sangat baik, “Saat raga sakit, biarlah pikiran kita tetap sehat.” Pikiran yang baik, tak hanya dapat membantu sistem organ tubuh dapat bekerja lebih baik, namun tidak menutup kemungkinan juga mampu mengembalikan mutasi sel yang salah kembali ke jalan yang benar.[T]