29 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Trilogi Jirah: Perspektif Mindfulness dan Reader Response Theory

Kadek Sonia PiscayantibyKadek Sonia Piscayanti
September 25, 2021
inUlasan
Trilogi Jirah: Perspektif Mindfulness dan Reader Response Theory

Novel "Trilogi Jirah" karya Cok Sawitri | Foto FB/IK Eriadi Ariana

Apa yang mesti dihindarkan dalam hidup? Ada yang tak terhindarkan dan ada yang menghindar tanpa kita hindari – Janda dari Jirah, Trilogi Jirah (Cok Sawitri, 2021)

Membaca karya sastra dengan pendekatan mindfulness dan reader response theory adalah sebuah cara saya menjaga jarak estetika antara karya yang saya baca dengan saya sebagai manusia yang kompleks dan absurd. Saya menempatkan diri sebagai audiens yang hadir secara total. Dalam konteks pertunjukan karya seni secara keseluruhan, audiens menempati peran utama sebelum yang lain. Kehadiran audiens tidak bisa dilepaskan dari unsur yang menopang kehadirannya, yaitu background, expectation dan imagination.

Dalam buku Edwin Wilson The Theater Experience (1988), disebutkan bahwa pengalaman audiens turut menciptakan pengalaman membaca. Semakin kaya pengalaman audiens, maka semakin kaya pula pembacaannya. Semakin beragam perspektif yang ia punya, semakin beragam pula sumber interpretasinya.

Saya tentu tak bisa melepaskan diri dari paling tidak tiga hal yang merupakan bagian dari peran saya sebagai audiens karya sastra yaitu background, expectation dan imagination. Berbicara soal background, saya tumbuh sebagai pencinta karya sastra dan saat ini saya juga adalah penulis karya sastra. Dalam konteks ulasan trilogi Jirah ini, saya adalah salah seorang pembaca karya Cok Sawitri sejak awal. Saya secara personal cukup mengenal sosok Cok Sawitri dalam pergaulan kreatif seni di Bali. Saya juga perempuan Bali dan hidup di Bali dengan background budaya yang kompleks.

Berbicara soal expectation, mengingat pertumbuhan saya dalam menulis turut diperkuat oleh proses belajar setiap hari, maka tentulah saya memiliki expectation tinggi terhadap karya ini, terlebih mengingat bentangan karya Cok Sawitri sebelum Trilogi Jirah ini. Expectation ini adalah sebuah keniscayaan bagi saya mengingat kekuatan Cok Sawitri adalah membangkitkan perspektif baru dari sebuah karya. Terakhir imagination. Merespon produk imajinasi tentu memerlukan imajinasi pula. Sebagai penulis, saya punya banyak stok imajinasi yang liar. Itu adalah salah satu bekal saya membaca karya sastra. Definisi imajinasi disini adalah semua yang hadir dan saya hadirkan di kepala sebagai bekal dalam merespon sebuah karya.

Dengan tiga bekal ini saja, saya belum mampu mencerna sebuah karya. Saya perlu alat membaca yang lebih dalam lagi untuk membuat saya menemukan esensi karya, dan saya memilih mindfulness dan reader response theory dalam konteks ini.

Trilogi Jirah adalah karya Cok Sawitri yang terdiri dari tiga novel yaitu Janda dari Dirah, Si Rarung, dan Manggali Kalki (Sawitri, 2021). Membaca ketiga novel ini bukanlah hal yang mudah, perlu nafas panjang dan mindfulness yang mendalam untuk mencernanya.

Mindfulness

Mindfulness adalah sebuah pendekatan psikologi pembelajaran yang digagas oleh ahli psikologi Ellen J Langer (1989) yang berkembang hingga kini dengan pesatnya di berbagai bidang ilmu. Langer adalah seorang profesor psikologi Harvard University, memperkenalkan konsep utama mindfulness adalah pada penemuan hal baru. Dengan menemukan hal baru, kita belajar menemukan konteks, sudut pandang dan pemahaman baru. Mindfulness adalah sebuah pilihan belajar yang selalu berusaha mencari tahu kebaruan dari setiap momen yang terjadi dalam proses ‘menemukan’. Dalam proses itu, peristiwa terjadi dengan segenap “kehadiran” kita baik secara fisik, emosional, dan seluruh rasa yang terlibat.

Mindfulness adalah sebuah versi lebih tinggi dari sekedar ‘sadar’ namun lebih masuk ke level mendalam, yaitu mengenali seluruh rangkaian proses mencerna, merabai seluruh proses memaknai, mencermati semua indra yang merespon, sekaligus menemukan perbedaan pada proses memaknai itu. Mindfulness tak hanya mengandalkan logika membaca, namun juga intuisi. Dalam konteks karya sastra, logika kadang tak cukup, sebab ia adalah produk estetika. Diperlukan intuisi untuk ‘menemukan’ makna.

Mindfulness adalah sebuah cara saya memasuki dunia karya sastra ini dengan hati-hati. Betapa tidak, begitu saya tidak hati-hati, saya bisa tergelincir dan kehilangan makna. Saya resapi kata demi kata dan saya menjalani praktik mindfulness yang sejenak membuat chaos saya berhenti lalu muncul chaos baru.

Dalam konteks psikologi, mindfulness adalah salah satu cara mengontrol chaos. Namun tidak serta merta chaos itu berubah menjadi kedamaian, atau keteraturan. Ia hanya berubah bentuk menjadi pertanyaan lain yang menyambut pertanyaan lainnya lagi. Dengan demikian meskipun kita berada dalam kondisi mindful, namun sesungguhnya chaos tidak serta merta hilang. Justru itulah yang memulai perjalanan pemahaman yang sesungguhnya. Keseluruhan ekosistem cerita di dalam Trilogi Jirah adalah jalinan mindfulness yang rapat dan ketat. Ada struktur yang ketat dijaga adalah unsur-unsur pembentuk ekosistem cerita itu, meliputi karakter, plot, dan bahasa yang membungkusnya.

Uniknya semua unsur ekosistem itu adalah unsur ‘hidup’, yang tak dapat diabaikan. Semua unsur, baik rumput, embun, daun-daun, pohon, burung, hingga seluruh saksi yang terlibat dalam cerita adalah unsur ekosistem yang hidup dan mindful. Mereka diciptakan untuk menyaksikan dan memberi pandangan bagi karakter dalam cerita, memberi makna bagi peristiwa, dan menjadi sebuah jembatan bagi cerita berjalan dengan organik.

Sekali lagi, semua unsur dalam ekosistem pembentuk cerita adalah mindfulness itu sendiri. Bagaimana pohon-pohon bercakap-cakap, bagaimana burung-burung menyuarakan pikirannya, bagaimana Cipi-cipi berdialog dengan elegan, bagaimana embun terbentuk, menjadi sebuah wacana bagi konteks cerita. Mereka menjadi bagian yang menghidupkan seluruh jalinan cerita.

Karakter juga tumbuh dalam keberagaman perspektif. Keberagaman perspektif yang menumbuhkan karakter itu memperkaya pemahaman pembaca tentang apa yang sesungguhnya terjadi pada cara berpikir karakter, dan bagaimana mereka tiba pada cara berpikir itu.

Saya mencontohkan karakter Jirah yang sangat kompleks dilihat dari beragam perspektif karakter lainnya. Demikian pula Ratna Manggali. Bagaimana Ratna Manggali tumbuh, berproses sebagai pemikir, merespon konflik, menyelesaikan konflik dan berdamai dengan konflik dapat dilihat dari karakter lain yang berbicara tentangnya.

Keberagaman perspektif adalah sebuah ciri dari mindfulness dimana semua kemungkinan dapat diterima, bukan sebagai kebenaran dan kesalahan, namun sebagai sebuah data bagi penemuan makna baru. Tidak ada penghakiman yang lahir dari proses mindfulness. Yang ada adalah pemahaman baru untuk meninjau pemahaman lama. Dalam konteks trilogi ini, kita mendapatkan perspektif baru tentang Jirah, bagaimana alur berpikirnya dan bagaimana penumbuhan karakternya berkembang sedemikian rupa sehingga hampir tak dapat lagi kita menghakiminya seperti cerita yang berkembang di masyarakat bahwa dia adalah perempuan dan Ibu dengan ilmu sihir yang jahat.

Reader Response Theory

Melalui pendekatan reader response theory dari Rosenblatt (1978) saya menemukan juga bahwa dalam konteks membaca, pembaca adalah entitas yang berinteraksi langsung dengan karya dengan total, penuh, utuh. Reaksi pembaca terhadap hasil bacaannya adalah hasil totalitas bergelut dengan karya itu. Seperti pelibatan mindfulness yang sudah saya paparkan, pelibatan respons ini adalah sebuah keniscayaan dalam membaca karya sastra.

Menurut Rosenblatt (1978) dalam pandangan transaksional, pembaca adalah pembentuk pengalaman baru dan teks adalah stimulus yang berperan sebagai penuntun jalan bagi tercapainya tujuan pengalaman itu. Lalu apa yang membedakan pembaca satu dengan lainnya? Tentu pengalaman pembaca itu, bahwa semua pembaca beranjak dari pijakan awal yang membantunya memahami peristiwa dalam karya sastra. Jika ia memiliki pijakan pengalaman yang kokoh, maka responnya terhadap karya sastra akan menghasilkan makna yang penting. Tentunya respon lahir dari mindfulness pula. Pembaca tidak serta bisa mengalami jika ia tidak masuk secara utuh ke dalam karya yang dibacanya. Kualitas pembacaan sangat bergantung kepada background, expectation dan imagination pembaca. Maka inilah mengapa interpretasi karya sastra sangat beragam dan sangat tidak dapat dihakimi sesederhana benar-salah atau hitam-putih.

Menurut Rosenblatt ada dua cara merespon karya yaitu asthetic reading dan efferent reading. Aesthetic reading dicapai dengan jalan mencari estetika karya dari segi bahasa, intuisi dan emosi. Sementara efferent reading dicapai dengan jalan menemukan hubungan antara peristiwa di dalam karya dengan pengalaman nyata.

Saya membaca Trilogi Jirah dengan respon estetika ketika menyadari secara mindful bahwa ekosistem bahasa dalam karya ini adalah bahasa yang didominasi oleh metafora, personifikasi, dan imagery. Metafora karena saya menemukan simbol-simbol bahasa untuk mewakili makna. Demikian pula personifikasi, dimana benda-benda menjadi ‘manusia’ karena diberi ‘suara’ dan ‘pilihan’. Lalu imagery karena  ia memberikan sebuah gambar peristiwa yang imajinatif namun realis dalam konteks cerita. 

Sedangkan secara pengalaman, saya mencoba mengaitkan peristiwa tertentu di karya dengan pengalaman saya yang terkait dan relevan. Meskipun tidak serta merta saya mendapatkan relevansi dengan pengalaman nyata, namun saya dapat menghadirkan pengalaman imajinatif dan spiritual dalam mencerna peristiwa di karya.

Intinya saya simpulkan, membaca Trilogi Jirah ini adalah sebuah pengalaman menikmati perjalanan ke dalam diri. Inward journey ini adalah praktik mindfulness dan reader response theory yang saling melengkapi. [T]

References

  • Langer, E.J. (1989). Mindfulness. A Merloyd Lawrence Book. Perseus Books.
  • Rosenblatt, L.M. (1978). The Reader, the Text, the Poem: The Transactional Theory of the Literary Work. Carbondale, IL: Southern Illinois University Press.
  • Sawitri, C. (2021). Janda dari Jirah. Penerbit Lingkup dan Self-Love Bali.
  • Sawitri, C. (2021). Si Rarung. Penerbit Lingkup dan Self-Love Bali.
  • Sawitri, C. (2021). Manggali Kalki. Penerbit Lingkup dan Self-Love Bali.
  • Wilson, E. (1988). The Theater Experience. McGraw-Hill Book Company.

BACA jUGA:

  • Trilogi Jirah | Terasa Sekali Jungkir Balik Perasaan Itu; Kecamuk Kepedihan, Polemik Kekuasaan, Ambisi, Luka…
Tags: Cok SawitrinovelsastraTrilogi Jirah
Previous Post

Pembungkaman | Cerpen Teddy C. Putra

Next Post

Strategi Propaganda di Kemelut Pro Kontra Mahasabha Luar Bisa PHDI

Kadek Sonia Piscayanti

Kadek Sonia Piscayanti

Penulis adalah dosen di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja

Next Post
Tatkala Pandemi, (Bali) Jangan Berhenti Menggelar Ritual Seni dan Budaya

Strategi Propaganda di Kemelut Pro Kontra Mahasabha Luar Bisa PHDI

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

by Bayu Wira Handyan
May 28, 2025
0
Sunyi yang Melawan dan Hal-hal yang Kita Bayangkan tentang Hidup : Film “All We Imagine as Light”

DI kota-kota besar, suara-suara yang keras justru sering kali menutupi yang penting. Mesin-mesin bekerja, kendaraan berseliweran, klakson bersahutan, layar-layar menyala...

Read more

Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

by Hartanto
May 28, 2025
0
Karya-karya ‘Eka Warna’ Dollar Astawa

SALAH satu penggayaan dalam seni rupa yang menarik bagi saya adalah gaya Abstraksionisme. Gaya ini bukan sekadar penolakan terhadap gambaran...

Read more

Waktu Terbaik Mengasuh dan Mengasah Kemampuan Anak: Catatan dari Kakawin Nītiśāstra

by Putu Eka Guna Yasa
May 28, 2025
0
Pawisik Durga, Galungan, dan Cinta Kasih

DI mata orang tua, seorang anak tetaplah anak kecil yang akan disayanginya sepanjang usia. Dalam kondisi apa pun, orang tua...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud
Pameran

Memperingati Seratus Tahun Walter Spies dengan Pameran ROOTS di ARMA Museum Ubud

SERATUS tahun yang lalu, pelukis Jerman kelahiran Moskow, Walter Spies, mengunjungi Bali untuk pertama kalinya. Tak lama kemudian, Bali menjadi...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space
Pameran

Pameran “Jaruh” I Komang Martha Sedana di TAT Art Space

ANAK-ANAK muda, utamanya pecinta seni yang masih berstatus mahasiswa seni sudah tak sabar menunggu pembukaan pameran bertajuk “Secret Energy Xchange”...

by Nyoman Budarsana
May 27, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co