Catatan Harian Sugi Lanus, 19 Januari 2020
WHO mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional.
FAO menambahkan komponen keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
Apakah Bali punya panduan tertulis tentang ketahanan pangan?
Jawabannya adalah ‘subak’.
Adakah naskah yang menyajikan bagaimana tanaman di subak ditanam, dirawat, dijaga dan diupakari?
Ada. Lontar ini berjudul LONTAR DHARMA PAMACULAN.
LONTAR DHARMA PAMACULAN berisi pengaturan masa bercocok tanam, upakara dan siklus perjalanan bertani di sawah. Sementara itu, berbagai LONTAR USADA berisi ratusan bahkan sampai beribu pohon yang harus dibudidayakan untuk pengobatan herbal. Bukan hanya khasiat herbal sebagai obat yang kita peroleh kalau kita menanamnya, tapi beribu pohon tersebut kalau ditanam akan memberi hasil berlimpah untuk meningkatkan ketahanan pangannya.
Berikut adalah daftar lontar di Bali yang berisi nama tanaman dan gunanya dalam kehidupan orang Bali:
- Aji Janantaka
- Aji Pangintar Padum Lumbung
- Aji Pari
- Aksara Swara Wianjana
- Asta Kosali
- Astakosala/Astakosali
- Bangkruk
- Banyu-awang
- Buda Kecapi (Usada Kacacar)
- Çri Purana Tatwa
- Darmaning Asta Kosali
- Darmaning Usada Cemeng
- Dasa Nama
- Dasanamaning Taru
- Dharma Pamaculan
- Dharma Sangging
- Dharma Usada
- Dharma Usada Kling
- Dharmalaksana Undhagi
- Dharmaning Asta Koçala
- Dharmaning Hasta Kosali
- Dharmaning Pamakuhan
- Dharma-Usada
- Gring Hanut Oton
- Hasta Kosala
- Hasta Kosala Kosali
- Husada Rare
- Husada Wisnu Japa
- Indik Makarya Badhe
- Janantaka
- Kanda Pat Rare
- Kap. Punggung Tiwas
- Kapi Usadha
- Kawisesan & Husada
- Kawisesan/Usada
- Kep. Taru Pramana
- Kertta Bhasa
- Klimosada-cemeng
- Kreta Basa Taru
- Kutipan Indik Linggih Bhatara
- Mendem Hari-Hari
- Osadi
- Pacaron Pratiti
- Padedewaning Pratiti
- Pagelaran Tenung
- Pamelaspas
- Panawar Gringsing Wayang
- Panengeran Kusta
- Pangancingan Babahi
- Pangukuran Karang
- Parisuddhan Taru Salah Pati
- Patatiwan/Hasta Kosala Kosali
- Patenungan Lara
- Pawadonan
- Pawatekan/ Hanut Pancawara
- Pawurung Pantun
- Pratiti Samutpada
- Prembon Kaputusan
- Prembon Usada
- Puja Kosala-Kosali
- Punggung Tiwas
- Pupulaning Usadha
- Purwaning Gagulitan
- Rarajahan Pakakas
- S. Hyang Klimosada
- Sarwa Daging Wadah
- Sarwa Usada
- Sarwwa Daging Wadah
- Sikut Paduraksa
- Sikut Sasaka
- Sikut Wadah
- Sri Tatwa
- Suksmaning Punggung Tiwas
- Swa-Karma
- Swakarma Kosala Kosali
- Swakarma/Kosali
- Tanyalara Hanut Paweton
- Tapel Rangdha
- Taru Pramana
- Tataning Aji Janantaka
- Tatenger Agring
- Tenung Manut Oton
- Tenung Pancawara
- Tenung Pawacakan
- Tenung Pawetuan
- Tenung Pawetuan Mwang Pawacakan
- Tenung Prawerti Janma
- Tenung Sapta Tanya
- Tenung Saptawara
- Tenung Saptawara Jati
- Tenung Tanya Lara
- Tenung Tri Wara
- Tenung Wuku Carik
- Tingkahing Paribasa
- Tingkahing Paribasa/Usada
- Tuntunan Gunan Ing Masasawahan
- Tuntunan Ngwangun Karang Paumahan
- Tutur Asta Kosali
- Tutur Dwijodah
- Tutur Hasta Kosali
- Tutur Madwakama
- Tutur Taru-Pramana
- Unggwan Usada Rare
- Usada
- Usada Aswinodewa
- Usada Aswinodewa, Rare, Hireng
- Usada Aswinodewa/ Rare
- Usada Babahi
- Usada Banyu
- Usada Cemengsari
- Usada Cetik
- Usada Dalem
- Usada Dewa
- Usada Gagemet
- Usada Handa Kacacar
- Usada Hireng/Prembon
- Usada Indrani
- Usada Kacacar
- Usada Kalimosada
- Usada Kaputusan Punggung Tiwas
- Usada Kawisesan
- Usada Kecacar
- Usada Klimosada Klimosadi
- Usada Kuranta Bolong
- Usada Kusta
- Usada Masa
- Usada Melayu
- Usada Meyong Garong
- Usada Paleleburan Gring
- Usada Paribasa
- Usada Paribasa/Dalem
- Usada Paribhasa
- Usada Raramputan
- Usada Rare
- Usada Rare/ Tan Panak
- Usada Sari
- Usada Siwa Budha
- Usada Tantri
- Usada Tatiwangan
- Usada Tengeran
- Usada Tiwang
- Usada Wong Gring Tan Waras
- Usada/Candra Mahamala
- Usada/Tenung
- Usada/Tenung Rare
- Usadaning Babahi
- Usadha Jati
- Usadha Paleleburan Gring
- Utara Kandaning Usada
- Utara Kandaning Usada Sari
- Wawatekan Wawaran
- Wisadha Sawah
Masing-masing lontar tersebut berisi puluhan sampai 200 lebih tumbuhan atau tanaman yang menjadi keperluan usada, pembuatan upakara, perumahan, parahyangan, dll. Kesemuanya itu menjadi pasokan pangan kita bersama jika ditanam seperti petunjuk lontar-lontar tersebut yang mengamanatkan kita untuk bercocok tanam untuk keperluan pasokan pangan, obat herbal, dan pelestarian lingkungan.
Dari sekitar 33 lontar usada saja, saya telah mendata tidak kurang dari sekitar 1000 tanaman yang perlu ditanam di Bali sebagai pasokan herbal atau bahan pengobatan. Sebagian dari jumlah 1000 tersebut adalah bumbu dapur dan panganan yang bisa menjadi makanan harian. Punya potensi dan nilai ekonomi yang tinggi. Namun demikian, situasinya yang terjadi di lapangan semua sumber pangan dalam lontar usada mulai langka. Sebagai contoh: Suweg (Amorphophallus campanulatus B) dan Biaung atau Gembili (Discorea esculenta) telah sangat mulai langka di Bali. Padahal di masa lalu ubi ini sangat penting sebagai pasokan pangan di desa di Bali.
Ada belasan ubi yang disebutkan sebagai bahan obat dalam lontar usada, yang sebenarnya tidak hanya bahan obat tapi bisa dikonsumsi menjadi pangan harian. Ada belasan tanaman rambat yang disebut sebagai bahan obat, sebenarnya bisa menjadi sayur harian, demikian juga dengan buah-buahan dan kacang-kacangan. Jumlahnya sampai ratusan varietas tumbuhan yang bisa menjadi bahan obat ada di sekitar kita tapi kita abai dan tidak tekun membudidayakan sebagai pasokan pangan harian kita.
Sebuah riset dilangsungkan di Buleleng Timur saja telah berhasil mendata 50-an lebih obat usada yang masih dipakai masyarakat sekaligus sumber pangan yang bisa menjadi bagian dari penguatan ketahanan pangan kita.
Tumbuhan tersebut masih akrab tumbuh sekitar kita tapi tidak dibudidayakan secara baik di pekarangan rumah atau teba (belakang rumah) atau tegalan kita, seperti:
- Sauropus androgynus Merrill. (Kayu manis)
- Blumea sp. (Sembung Hutan)
- Ubi Dara
- Phaleria macrocarpa Boerl. (Mahkota Dewa)
- Polanisia viscose L. (Buangit)
- Phyllanthus niruri Blanco. (Kemeniran)
- Silangjana
- Physalis angulata Heyne (Angket)
- Justicia gendarussa Burmf. (Sekling)
- Coccinia cordifolia Gogn (Paspasan.)
- Menuri Putih
- Jatropha gossypifolia Linn (Jarak iodium)
- Gossypium obstusifolium Roxb. (Kapas)
- Vitex trifolia Linn (Liligundi)
- Premna sp (Daluman)
- Acorus calamus Linn (Jangu)
- Begonia sp
- Kalanchoe pinnata Pers. (Kayu Urip)
- Elephantopus scaber Linn (Tapak liman)
- Syzygium aromaticum L. (Cengkeh)
- Curcuma domestica Val. (Kunyit putih)
- Melodius laevigatus Blume (Palit sedangan)
- Areca cathecu L. (Buah)
- Amomum cordamomum Willd (Kapulaga)
- Woodfordia floribunda Salisb (Sidowayah)
- Amomum cordamomum Willd Var. (Kapulaga merah)
- Piper betle L. (Sirih)
- Ehretia microphylla Lamk. (Kesinen)
- Morinda citrifolia Mengkudu
- Zingiber sp Jae merah
- Sambang darah
- Tinospora tuberculata Beume ex K. Heyne (Antawali)
- Dressing
- Citrus aurantifolia Sw. (Juwuk lengis)
- Averrhoa carambola Linn. (Belimbing Besi)
- Averrhoa blimbi Linn (Blimbing buluh)
- Jatropha curcas Linn (Jarak pagar)
- Hibiscus tiliaceus Linn (Waru taluh)
- Ocimum basilicum Linn. (Selasih)
- Ocimum sanctum Linn (Lampes)
- Vitis quadrangularis Cord. (Tikel Balung)
- Basella rubra Linn (Gendolo,)
- Zingiber officinale Rosc. (Jae pahit)
- Clinacanthus nutans Lindau (Dandang gendis)
- Alpinia galangal Willd (Laos)
- Polygonum chinense Houtt. (Padang alia)
- Cerbera odollam Gaertn (Bintaro)
- Alstonia scholaris R. Br. (Pule)
- Plumeria accuminata W.t Ait (Jepun putih)
- Strobilanthes crispus Bl. (Keji Beling)
Dari temuan 50 tanaman yang masih dipakai dalam pengobatan herbal di Buleleng ini, sebagian dari tumbuhan ini adalah pasokan buat ketahanan pangan kita, kesemuanya tumbuhan tersebut jika dibudidayakan punya nilai ekonomi, bisa di-supply ke pasar tradisional terdekat sebagai pasokan bumbu dan juga kebutuhan pengobatan herbal.
Tanaman dalam puluhan LONTAR USADA tidak memerlukan subak atau areal persawahan yang besar untuk dibudidayakan. Bisa menjadi tanaman pagar, rambat, pohon peneduh dan pohon penghasil buah, yang bisa tumbuh kita budidayakan di halaman rumah atau di lahan kosong milik desa yang bisa dikelola oleh masyarakat secara bersama.
LONTAR USADA sesungguhnya, jika kita baca dengan cermat, bukan hanya lontar pengobatan, tapi lontar yang merumuskan tanaman apa saja yang berguna untuk menjamin kesehatan dan sekaligus menyokong pangan harian yang menjadi penopang berjalannya kehidupan sehari-hari, baik dalam keadaan tanpa penyakit dan saat perlu pengobatan herbal atau usada.
Lontar Usada yang berlimpah daftar tumbuhan adalah pusaka kita bersama yang perlu dibuka untuk dirumuskan dan dibudidayakan agar kita mampu memperkuat diri dan keluarga dari serbuan berbagai makanan yang masuk Bali yang kebanyakan tidak sehat atau berlimpah bumbu penyedap kimia yang tidak asalinya dari Bumi Pertiwi Bali. Jika ingin mengukuhkan kesehatan lahir batin masyarakat Bali, ketahanan pangan keluarga kita, maka pustaka lontar Usada kita rujuk sebagai panduan bersama dalam memperkuat ketahanan pangan kita bersama.
LONTAR USADA bukan lontar klenik. Leluhur kita mewariskan lontar-lontar sebagai paduan menghadapi kehidupan nyata yang penuh tantangan, baik akibat kita lalai merawat diri, atau memang kia abai membiarkan sesuatu yang tidak organik yang berasal dari luar Bumi Pertiwi kita konsumsi secara serampangan.
Ancaman Bali hari ini memang bukan kelaparan. Tapi yang dikonsumsi harian oleh anak-anak di Bali sudah jauh apa yang semestinya dihasilkan secara swadaya dari Pulau Bali.
Celakanya, hampir sebagian besar makanan kudapan ringan yang dijual di gerai makanan tidak hasil dari tanah Bali itu tidak sehat, tidak sehat dengan berbagai MSG (micin) dan pewarna serta pengawet yang mencurigakan, sekaligus merongrong secara ekonomi akibat panganan harian tak lain adalah produk-produk luar yang tidak dihasilkan di Bali.
LONTAR USADA bukan hanya tabel mempersehat diri ketika sakit, tapi tabel pohon dan tumbuhan yang harus kita tanam untuk penguatan swasembada pangan atau lumbung pangan bagi keluarga kita. [T]