5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

“Luwan Têbén” | Sāstra dan Posisi Tidur Orang Bali

IG Mardi YasabyIG Mardi Yasa
April 23, 2021
inEsai
“Luwan Têbén” | Sāstra dan Posisi Tidur Orang Bali

Foto ilustrasi: Pementasan monolog Desi Nurani yang berjudul Mulut karya Putu Wijaya

Luwan têbén adalah konsep yang sudah ada sejak zaman dahulu kala. Keduanya digunakan dalam berbagai kegiatan dan berbagai bentuk. Kata luwan têbén berkaitan dengan kata hulu hilir. Keduanya memiliki arti yang sama namun penggunaannya kadang berbeda.

Hulu hilir biasanya digunakan dalam sistem aliran air. Air yang identik dengan pengaliran yang mana aliran air biasanya bersumber dari utara atau hulu dan mengalir ke selatan atau hilir. Selain konsep hulu-hilir ada juga konsep kaja kelod. Kaja kelod ini adalah petunjuk arah. Artinya arah yang ada di Bali itu memiliki  arti yang sama namun asal katanya yang berbeda atau bahasanya yang berbeda.

Luwan têbén, sejatinya istilah itu tengah kita gunakan dalam keseharian kita. Akan tetapi, jarang kita menayakan ke tetua kita apa sejatinya yang melatar belakangi adanya istilah itu. Salah satu contoh yang digunakan adalah adanya istilah luwan têbén yang digunakan dalam mengatur posisi tidur.

Selain posisi tidur, di Bali sejatinya banyak ada cakepan atau hal-hal yang termuat di dalam sebuah catatan. Catatan itu bisa berupa lontar dan buku. Hal yang diatur dalam catatan itu dari hal-hal yang bersifat individual sampai yang bersifat umum.

Hal-hal yang bersifat individual salah satu satu contohnya tidur. Tidur adalah kegiatan yang lazim bahkan dilakukan setiap saat.  Dengan tidur berarti kita telah mengistirahatkan badan serta pikiran kita. Setiap orang memiliki cara serta gaya tidur yang berbeda–beda. Tidur pun memiliki tata cara yang telah diatur oleh sumber-sumber yang dapat kita jumpai sampai saat ini.

Tidur Dalam Jejering Sastra

Dharmayuda, 1995:06-07, mengungkapkan bahwa orang Bali berguru kepada alam. Artinya ketika orang Bali melakukan suatu kegiatan apalagi kegiatan tidur, maka manusia berpegangan teguh terhadap suatu konsep yakni luan teben [hulu hilir]. Manusia Bali tidur kepalanya menghadap ke utara dan ke timur. Ketika kepala menghadap ke selatan dan ke barat dipercaya akan menemukan suatu permasalahan dalam dirinya.

Konsep luan teben ini sering dikatkan dengan istilah segara giri [nyegara gunung] atau pasir-wukir. Selain itu, manusia juga berguru kepada matahari, jika matahari muncul dari timur maka matahari ini menyimbolkan suatu sumber yang terang atau [widya, dengan terbitnya matahari berati terang dimulai sehinga timur adalah lambang kesadaran. Sedangkan di barat merupakan simbol tenggelamnya matahari yang diidentikkan dengan kegelapan [awidya] sehingga barat adalah simbol kebodohan.

Sastra sejatinya membahasa banyak hal sampai tidur pun di bahasa dalam sastra. Sastra yang membahas tentang tata letak kepala pada saat  tidur adalah Niti Sastra yang berbunyi:

Huluwanta ng supta juga hilingaken, ngwang majar tinging aji pituhumen, yan ring purwayusanira madawa, yapwan ring uttara dhana katemu,

[Perhatikan tempat letak kepalamu di waktu tidur, beginilah pelajaran dari sastra–sastra, jika letak kepalamu di timur akan panjang umurmu,  jika di utara, engkau akan mendapatkan kekayaan.]

 Dari kutipan di atas, kita ketahui bersama bahwa kita diajarkan untuk mematuhi sastra agar apa yang kita harapkan sedikit tidaknya dapat tercapai. Salah satunya dengan tidur, bahwa teks di atas sangat jelas menguraikan bahwa ketika kita tidur letak kepala berada di timur ataupun di utara. Karena dalam teks diuraikan bahwa letak kepala kita ketika tidur harus berada di utara ataupun di barat.

Dalam keseharian masyarakat Bali, banyak para tetua saya berpesan kepada generasi yang ada di sekeliling bahwa pesan yang disampaikan dalam sastra amat penting untuk kita implementasikan dalam keseharian kita. Kadang kala tetua memberikan  pesan–pesan dengan menggunakan suatu guyonan atau pun dengan menggunakan suatu istilah–istilah yang mungkin sukar untuk dicari artinya. Kadang juga tetua memberikan suatu pesan dengan menggunakan suatu metode tertentu dan sering mengungkapkan suatu dengan melihat realita yang terdapat di lapangan.

Dengan pernyataan di atas adakah dampak yang ditimbulkan ketika kita pada saat tidur tidak mengikuti anjuran tersebut? Untuk menjawab hal tersebut maka kita hendaknya membaca kembali sebuah sumber sastra yakni Niti Sastra yang berbunyi:

Paccat uhwan hulu patining asih, mitrantelik taya karananika, yapwan ring daksina pati maparek, mangde goka bhramarawilasita.

[Jika letak kepalamu di barat kehilangan cinta, engkau akan dibenci sahabat–sahabatmu, jika menghadap ke selatan pendek umurmu, menyebabkan rasa duka cita.]

Dari kutipan di atas sangat jelas diungkapkan bahwa jika kita tidur kepala menghadap ke barat maka kita akan kehilangan cinta dan dicaci oleh sahabat. Sedangkan ketika kita tidur kepala menghadap ke selatan maka kita akan menemukan rasa duka cita. Namun yang menjadi pertanyaan saya adalah, sampai kapankah ini berlaku di tengah arus perkembangan zaman? Dan apakah betul seperti itu? Untuk menjawab hal tersebut maka perlu untuk dilakukan sebuah telaah yang lebih dalam lagi. [T]

Tags: balisastra
Previous Post

Omah Apik, Tak Sekadar Penginapan | Ini “Hub” Bernuansa Berkelanjutan

Next Post

Refleksi Media Sosial dalam Karya Lukisan

IG Mardi Yasa

IG Mardi Yasa

Lahir dan besar dan tinggal di Bukit Tunggal, sekarang sedang menempuh pendidikan.

Next Post
Refleksi Media Sosial dalam Karya Lukisan

Refleksi Media Sosial dalam Karya Lukisan

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co