13 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Literasi Kritis | Kisah dari Sokola Institute

Doni Sugiarto WijayabyDoni Sugiarto Wijaya
March 1, 2021
inEsai
Literasi Kritis | Kisah dari Sokola Institute

Potongan gambar: Karya Ilustrasi berjudul Literasi Terapan yang dibuat oleh Oceu Aprista Wijaya sebagai salah satu pendiri Sokola Institue.

Pemberdayaan dari bawah haruslah bersama komunitas bukan didikte kepada mereka. Ini berarti tidak sekedar memberikan fasilitas dan modal agar menjadi mesin penggerak ekonomi melainkan harus terhubung dengan kondisi alam, budaya dan sejarahnya.

Kisah yang saya simak dari pameran seni dan diskusi buku berjudul Melawan Setan Bermata Runcing yang diselenggarakan di Kulidan Kitchen tanggal 12 Februari 2020 yang dibawakan oleh Butet Manurung sebagai pendiri Sokola Institute   memberikan wawasan penting mengenai pendidikan sebagai pemberdayaan dan gerakan akar rumput.

Dipandu oleh I Komang Adiartha sebagai pengelola Kulidan Kitchen, pembahasan itu menyajikan banyak hal yang relevan bagi public. Terkadang niat baik untuk membantu komunitas terpencil perlu ditimbang ulang. Karena bantuan itu boleh jadi kontra dengan hasil yang diinginkan.

Contoh yang dipraktekan pada komunitas terpencil seperti orang Rimba di Sumatera dan orang Kajang di Sulawesi antara lain pemberian ayunan dari LSM, pendirian rumah oleh pemerintah hingga standarisasi pendidikan yang meminggirkan nilai nilai budaya orang ini diantaranya pemaksaan seragam merah putih hingga pelajaran yang diterimanya tidak terhubungan dengan lingkungan dimana mereka berada   menyebabkan program itu berjalan tidak efektif karena komunitas dipaksakan untuk ikut tanpa berdialog secara partisipatif.  Ini adalah contoh niat baik yang jadi sia sia.

Paulo Freire menjabarkan kritiknya terhadap bantuan semacam ini yang tampak memberdayakan di permukaan esensinya ingin menundukan. Pertama, asistensialisme bertentangan dengan panggilan kodrat manusia sebagai subjek dengan memperlakukan penerima bantuan sebagai objek pasif yang tidak mampu ikut serta dalam proses pengembangan diri sendiri. Kisah di atas yang dialami oleh orang Rimba dan orang Kajang adalah contoh dimana dua komunitas itu menjadi objek untuk dibantu, bukan sebagai subjek yang mampu menentukan kebutuhan mereka sendiri.

Kedua asistensialisme melawan proses demokratisasi fundamental. Dua komunitas itu tidak dilibatkan dalam menentukan proyek pendidikan dan perumahan yang cocok dengan kondisi lingkungan , sejarah dan mata pencaharian yang membentuk budaya mereka. Bahanya paling buruk dari asistensialisme adalah sifat antidialognya karena si penerima menjadi bisu kepada si pemberi sehingga cenderung bungkam dan pasif, dan menolak peluang untuk membangkitkan kesadaran kritis karena sudah merasa tertolong.

Pendekatan yang dilakukan oleh Sokola Insitute berkebalikan dari asistensialisme. Pemberdayaan sejati haruslah bersama dengan komunitas dimana pihak luar menjadi fasilitator. Sokola institute mengibaratkan ini dengan mengajarkan komunitas membuat mata pancing dan menggunakannya daripada mengajari cara menangkap ikan. Frase Mata pancing ini menarik.

Mata pancing dan alat pancing itu berbeda beda sesuatu dengan jenis dan ukuran ikan yang akan ditangkap serta wilayah tempat memancing. Tangkai, senar dan mata pancing untuk ikan berat di laut lepas pasti lebih keras, kokoh dan besar dibanding dengan yang diperuntukan untuk ikan sungai dan danau dengan ukuran relatif lebih ringan. Jadi mata pancing itu adalah peralatan untuk menyelesaikan masalah.

Sokola institute membimbing komunitas untuk membuat peralatan yang sesuai dengan permasalahn untuk diselesaikan bukan sekadar teknik menyelesaikan masalah dengan jenis peralatan tertentu. Yang dipakai oleh Sokola Institut adalah peralatan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan beserta masalah yang ada.

Jika analogi Ini dibawa ke dalam pendidikan berarti literasi yang dirancang harus menyentuh permasalahan yang dimulai ketika komunitas membahas permasalahan di tempat mereka dan hubungan permasalahan itu dengan lingkungan yang mana mereka tinggal di dalamnya lalu merancang kurikulum untuk menyelesaikan masalah dan mencegah masalah yang sama muncul lagi. Kemudian memberikan sarana dan prasaran yang benar benar sesuai dengan kebutuhan komunitas serta membekali mereka menghadapi tantangan zaman karena selalu terhubung dengan dunia luar.

 Demikian pula Komponen amat penting dari pemberdayaan adalah literasi terapan karena dengan hal tersebut komunitas terpencil mengenal diri mereka dan lingkungan berserta permasalahan di tempat mereka berada. Kemudian dari hal tersebut dikembangkan keterampilan yang dipadukan dengan ilmu ilmu dari luar komunitas untuk menyelesaikan masalah dan memperkuat kedudukan mereka supaya berdaya di tanah sendiri.

Tugas penting seorang pendidik adalah mengajar komunitas agar mampu menolong dirinya sendiri, menempatkan mereka agar secara kritis dan penuh kesadaran menghadapi masalah. Inilah esensi dari demokrasi sehingga dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial untuk pemberdayaan dan penyelesaian masalah.

  • Gambar: Karya Ilustrasi berjudul Literasi Terapan yang dibuat oleh Oceu Aprista Wijaya sebagai salah satu pendiri Sokola Institue.. Pada pameran seni di Kulidan Kitchen, di bawah ilustrasi itu tertulis paragraph berikut ini dari Fawaz yang merupakan rekan Butet Manurung. “Pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi terkini di komunitas dan bersama dengan komunitas tempatan”.

Anggota komunitas yang terdidik ini akan menjadi kader untuk memperjuangkan hak mereka dan kelestarian wilayah mereka tinggal dalam berhubungan dengan dunia luar. Kader berasal dari bahasa Perancis Cadre yang berarti kekuatan terorganisasi dalam sebuah kerangka kerja yang juga terorganisasi yang bertugas menjaga wilayah.

Para kader ini akan membentuk suatu wadah untuk menyelesaikan persoalan yang ada di lingkungannya. Harus diingat bahwa sekalipun organisasi  itu penting , keberadaannya seperti Baju. Baju dapat langsung dibeli di toko sesuai keinginan pemakainya dengan model model yang terpampang di media tanpa mempertimbangkan kesesuaian dengan badan atau kecocokan dengan kondisi alam mereka tinggal sehingga saat digunakan dapat menjadi tidak nyaman karena terlalu longgar atau terlalu tipis.

Sebaliknya orang yang sudah memahami kebutuhan dirinya akan datang ke penjahit meminta baju dengan model yang ia butuhkan dan dengan ukuran yang pas. Sama seperti komunitas yang sudah memahami persoalan dan menyepakati kebutuhannya , maka akan otomatis mengorganisasi diri untuk mencapai tujuan bersama.

Seluruh proses pendidikan Sokola dari membimbing untuk mengenali permasalahan yang ada hingga membentuk kader yang memperjuangkan hak haknya secara mandiri merupakan rangkaian proses yang mengandalkan kekuatan komunitas :

Pertama , tahap penyadaran yang mengajak komunitas untuk mengetahui dan menyadari konteks persoalan mereka sendiri; kedua , tahap pengorganisasian yakni mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi komunitas melalui representasi organisasi yang dibentuk beradarkan kebutuhan dan kesepakatan komunitas; dan ketiga, tahap aksi berupa upaya upaya untuk mempertahankan ekosistem kehidupan atau upaya lain untuk menjaga kehidupan.

Literasi Kritis

Ada tiga macam pendekatan literasi dalam masyarakat saat ini termasuk di Pulau Bali yang mana menjadi tempat Sokola Institute menyelenggarakan pameran seni dan bedah buku berjudul Melawan Setan Bermata Runcing pada bulan Februari 2020 yaitu literasi fungsional, literasi liberal dan literasi kritis. Menurut konsep literasi fungsional, seorang disebut melek huruf dan angka jika dia mendapat pengetahuan dan keterampilan yang membuatnya mampu melaksanakan semua kegiatan yang menekankan pentingnya aksara dan angka dalam kegitana itu di dalam masyarakat dan terus menggunakan keterampilan tersebut untuk membangun komunitasnya. Literasi fungsional paling banyak dipraktekkan di sekolah sekolah saat ini.

Literasi liberal memandang literasi sebagai kegiatan untuk membantu kelompok masyarakat terbelakang untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat yang lebih luas dengan kemampuannya. Literasi liberal menekankan pada perkembangan pribadi dan harapan individu. Ini juga mencakup kemampuan membaca dan menulis sebagai cara untuk kreatif dan berasosiasi dengan masyarakat lain di luar masyarakatnya sendiri. Literasi ini bertujuan untuk membangkitkan daya kreatifitas.

Literasi yang jarang diajarkan di sekolah adalah literasi kritis yang menurut Paulo Freire bertujuan untuk membaca dunia tidak hanya kata dan gambar. Orang juga harus membaca realita dan hubungan hubungan yang ada di dalamnya.  Ini bertujuan agar peserta didik memahami dunianya dalam kaitan dengan keadilan dan ketidakadilan, kekuasaan dan penindasan , lalu dengan demikian dapat mentransformasi dunianya. Menurutnya literasi itu politis dalam arti tidak terpisahkan dari relasi kuasa.

Kurikulum sekolah, buku dan media itu tidak lepas dari relasi kuasa pemerintah, penerbit dan pemilik  yang punya kepentingan tersendiri. Saya pikir jarangnya masyarakat mendapat pengetahuan soal ini termasuk yang belajar di lembaga formal adalah karena itu akan mempertanyakan sistem pendidikan dan tatanan sosial yang sudah dirancang saat ini.  Literasi melibatkan refleksi kritis dari para pembelajar tentang lingkungan sosial mereka dan posisi yang mereka ambil di dalamnya. Yang terpenting dalam literasi kritis adalah orang mempelajari kata dan pada saat yang bersamaan terlibat dalam analisis  kritis tentang lingkungan sosial di mana ia berada sehingga terbentuk kesadaran kritis.

Freire mengatakan jika murid terlepas dari rasa ingin tahu untuk menelisik dan terpisah dari praksis ia tidak akan benar benar jadi manusia. Pengetahuan hanya berkembang  melalui pencarian yang tanpa lelah , tanpa henti dan terus menerus di dalam dunia, bersama dunia dan satu sama lain.  Kritis yang dimaksud merupakan analisis yang berusaha membongkar masalah masalah sosial yang ada, yang tersembunyi di dalam teks, gambar dan praktik sosial yang diamati.

Paulo Freire mengatakan bahwa belajar membaca dan menulis merefleksikan secara kritis proses itu sendiri dan merupakan hal hal mendasar dari bahasa karena bahasa itu ada berkat pemikiran dan pemikiran itu ada karena dunia yang menjadi acuannya, maka bahasa itu merupakan kata dan aksi. Pendidikan yang sejati adalah praktik pembebasan karena membebaskan pendidik dan yang terdidik dari kebisuan. Keduanya dibebaskan ketika mereka mulai belajar, yang satu belajar berdialog meski masih dibayang-bayangi oleh peranan pendidik sebagai mana biasanya , dan yang satu menganggap diri cukup berharga.

Paulo Freire mengungkapkan bahwa seseorang hanya dapat mengetahui bila realitas alam, budaya dan sejarah yang melingkupinya. Jadi fenomena sosial termasuk masalah yang ada itu terhubungan dengan kondisi bentang alam, kebudayaan masyarakat dan sejarah masyarakat.  Penyelesaian  Permasalahan seperti itu adalah kebalikan dari apa yang disebut oleh teknokrat sebagai problem-solving (penyelesaian masalah). Jika pendekatan problem solving, seorang ahli mengambil jarak dari realitas, menjelaskan menjadi bagian bagian, memikirkan cara cara plaing efisien untuk menyelesaikan kesulitan dan mendiktekan kebijakan.

Cara seperti itu menurutnya meminggirkan manusia sebagai totalitas dengan menjabarkannya semata mata kepada dimensi dimensi yang dapat diperlakukan sebagai objek  seakan akan hanya berupa masalah yang harus dipecahkan. Baginya, penyelesaian masalah ini berarti melibatkan seluruh rakyat dalam himpunan realitas total menjadi simbol simbol yang dapat menggubah kesadaran kritis serta mendorong mereka untuk mentransformasi hubungannya dengan alam dan kekuatan sosial.

Dengan begitu rakyat tidak menjadi objek tapi subjek atas dirinya sendiri. Aksi sosial tanpa refleksi kritis akan menjadi aktivisme kacau. Teori tanpa tindakan sosial adalah idealisme yang bersifat melarikan diri. Bila seseorang menggnakan metode yang mendorong dialog dan  hubungan dua arah maka pertama tama dia harus menganut ideologi persamaan derajat manusia, penghapusan hak istimewa , dan  tidak melestarikan  kepemimpinan  elitis   meskipun menuntut kualifikasi tertentu.

Paulo Freire menuntu agar mereka yang membawa pengetahuan dari luar untuk melibatkan diri dalam dialog bersama dengan para penduduk setempat untuk mempelajari bagaimana menerapkan pengetahuan luar yang sifatnya parsial kepada totalitas situasi pedesaan yang dijadikan masalah dialog. Ini yang dipraktekkan oleh Sokola Institute dalam memberikan komunitas pengetahuan dari luar seperti matematika, bahasa Indonesia dan tekonologi yang mana disesuaikan dengan kehidupan dan permasalahan yang dihadapi orang Rimba sebagai contohnya. Ciri seorang pendidik sejati bukanlah persuasi, melainkan kemampuan berdialog dengan para terdidik dalam suatu hubungan dua arah.

Manusia tidak hanya ada di dalam lingkungan tapi ada bersama dengan lingkungan. Misalnya, seseorang , saat berada di hutan, berarti dia bersama dengan hutan dan biota yang ada di situ serta saling mempengaruhi satu sama lain entah itu memperbaharui dan merawat atau merusak. Manusia berperan dalam dimensi kreatif, maka dapat memasuki realitas dan mengubahnya. Tidak seperti hewan yang tidak dapat mengubah realitas melainkan beradaptasi saja, manusia punya daya untuk mengubah realitas sesuai yang dia inginkan.  

Pemecahan masalah diadakan bersama dengan komunitas bukan dengan memaksakan komunitas atau solusi itu diberikan untuk komunitas. Pada bagian terakhir yang berbunyi untuk komunitas ini mengacu pada asistensialisme dimana merupakan praktik itu dapat menimbulkan masalah baru seperti pada bagian awal artikel ini. Pendidikan hadap masalah harus membangkitkan kesadaran kritis yang ditandai oleh kematangan menafsirkan masalah, keterangan yang dianggap magis atau fatalis digantikan dengan sebab akibat dengan menguji penemuan seoseorang dengan keterbukaan pada pembaharuan, menghindari prasangka sewaktu menganalisis , menolak pemindahan tanggung jawab dengan berperan aktif, lebih mengutamakan dialog dan mencegah polemik, menerima sesuatu yag baru bukan karena dia baru dan tidak menolak sesuatu yang lama karena sudah lama.

Dapat membaca berarti menguasai teknik membaca dalam mengembangkan kesadaran, mengerti apa yang dibaca dan menulis apa yang dimengerti. Mampu membaca berarti mampu berkomunikasi secara tertulis. Baca tulis tidak hanya menghafalkan kata-kata atau kalimat-kalimat tetapi lebih mengembangkan kecenderungan mencipta ke arah niat untuk menangani lingkungan sendiri.

Maka peranan para pendidik pada dasarnya ialah memasuki dialog dengan orang-orang buat huruf mengenai situasi mereka yang konkret dan menyediakan perangkat bagi mereka agar mereka dapat mengajar dirinya sendiri membaca dan menulis. Pendidikan ini hanya dapat dijalankan dari dalam ke luar oleh komunitas yang bekerja sama dengan para pendidik. Berarti disini pihak pendidik dan terdidik salling belajar satu sama lain bukan mendikte dan kedua belah pihak adalah rekan yang setara.

Sumber Bacaan:

  • Manurung, Butet Dkk. 2019. Melawan Setan Bermata Runcing. Jakarta. Sokola Institute
  • Freire,P. 2001. Pendidikan yang Membebaskan. Terjemahan oleh Martin Eran. Jakarta, MELIBAS
Tags: LiterasiSokola Rimba
Previous Post

Mari Menyambut Nyepi dengan Obor di Hati

Next Post

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

Doni Sugiarto Wijaya

Doni Sugiarto Wijaya

Lulus Kuliah tahun 2017 dari Universitas Pendidikan Nasional jurusan ekonomi manajemen dengan IPK 3,54. Mendapat penghargaan Paramitha Satya Nugraha sebagai mahasiswa yang menulis skripsi dengan bahasa Inggris. Sejak tahun 2019 pertengahan bulan Oktober, Doni mulai belajar menulis di blog secara otodidak. Doni menulis untuk bersuara kepada publik mengenai isu isu lingkungan hidup, sosial dan satwa liar.

Next Post
Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

Di Nusa Penida, Ada Gadis Menikah dengan Halilintar

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Duel Sengit Covid-19 vs COVID-19 – [Tentang Bahasa]

    11 shares
    Share 11 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more

Refleksi Visual Made Sudana

by Hartanto
May 12, 2025
0
Refleksi Visual Made Sudana

JUDUL Segara Gunung karya Made Sudana ini memadukan dua elemen alam yang sangat ikonikal: lautan dan gunung. Dalam tradisi Bali,...

Read more

Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

by Sonhaji Abdullah
May 12, 2025
0
Melihat Pelaku Pembulian sebagai Manusia, Bukan Monster

DI Sekolah, fenomena bullying (dalam bahasa Indoneisa biasa ditulis membuli) sudah menjadi ancaman besar bagi dunia kanak-kanak, atau remaja yang...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery
Pameran

Fenomena Alam dari 34 Karya Perupa Jago Tarung Yogyakarta di Santrian Art Gallery

INI yang beda dari pameran-pemaran sebelumnya. Santrian Art Gallery memamerkan 34 karya seni rupa dan 2 karya tiga dimensi pada...

by Nyoman Budarsana
May 10, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co