Salah satu agenda dalam Bulan Bahasa Bali adalah Prasara (pameran). Bulan Bahasa Bali 2021 diisi Prasara Lontar Prasi bertajuk “Prasikala Nukilan Taru Mahottama”. Tempatnya di Gedung pameran Kriya Hall Art Center, Taman Budaya Provinsi Bali dan berlangsung sebulan penuh 1-28 Pebruari 2021.
Seniman yang terlibat dalam prasara ini datang dari lintas generasi berjumlah 60 orang, dengan menghadirkan total 89 karya lontar prasi. Prasi merupakan wajah atau lukisan yang dibuat pada daun lontar yang kemudian berisi cerita-cerita sesuai lukisan.
“Ini merupakan pameran seni prasi terbesar dan terlengkap di Bali. Pameran juga dilengkapi dengan tayangan video pameran virtual yang disebar melalui media sosial. Jadi masyarakat dapat menyaksikan pameran ini dengan protokol kesehatan Covid-19 dan melalui media virtual kanal Youtube DisbudProv Bali,” kata Kadis Kebudayaan Bali Wayan Kun Adnyana.
I Wayan Sujana Suklu mengatakan, koleksi Taman Budaya dan Pusat Dokumentasi Lontar Disbud Provinsi Bali juga dihadirkan dalam Prasara ini. Selain menampilkan lontar prasi yang terus mengalami perkembangan bentuk, tema, dan perlakuan medium, juga menghadirkan dua karya instalasi berjudul “Taru Manah” karya Made Ruta dan “Pula Kerti Anyar” karya Made Suparta. Kedua karya ini menggunakan daun ental sebagai elemen utama. Sementara “Megibung” adalah karya partisipatori pemirsa yang berkesempatan berkarya di ruang pameran, disediakan tiga site sebagai tempat pemajangan karya bersama.
Tiga generasi mewakili jamannya tampil bersama pada perhelahan prasara prasikala, yakni Gusti Bagus Sudiasta dari Bungkulan Buleleng. Selain sebagai penekun lontar prasi, ia juga seorang dalang, penembang, pembuat tapel (topeng), dan keterampilan lainnya yang dibutuhkan dalam adat dan budaya Bali.
Selanjutnya hadir karya Wayan Mudita Adnyana dari Tenganan, Karangasem selain sebagai perupa lontar prasi, ia juga seorang dalang, penembang, dan pemusik gender yang handal.
Prasara kali ini, juga menghadirkan perupa generasi baru, yang sebagian besar perupa akademis mengembangkan gagasan-gagasannya dalam upaya menjawab tantangan masa kini. Mereka melihat tradisi sebagai sejarah yang terus berkembang. Eksplorasi ide-ide dan keterampilan dalam menaklukkan material dan teknik terus dikembangkan, sehingga menemukan bahasa ekspresi lebih dinamis dengan meminjam pola lontar prasi. Komunitas pengembang lontar prasi yakni; “Komunitas Operasi” 14 anggotanya anak-anak muda energik dari alumnus Undiksha dan “Komunitas Amarasi” beranggotakan mahasiswa DKV FSRD ISI Denpasar.
Sementara perupa lebih senior Made Ruta dan Made Suparta menampilkan karya instalasi, daun ental bukanlah media ruang ilusi, daun ental dijadikan objek menjalar di ruang-ruang kongkrit, membangun penanda-penanda baru terhadap ruang. “Dinas Kebudayaan Provinsi Bali melalui event Bulan Bahasa Bali sangat tepat mengambil langkah memuliakan, mengembangkan dan menjangkar lontar prasi melalui presentasi ke ruang publik. Rupa serta akar dan makna lontar prasi juga akan dibincangkan melalui seminar dan workshop yang akan digelar serangkaian pameran,” ungkapnya.
Suklu yang juga Dosen ISI Denpasar ini menegaskan, Prasara “Prasikala Taru Mahottama” berambisi mengadirkan raga lontar prasi Bali yang mengalami dinamika dari musim ke musim. Cara pandang, sikap, dan kerja kreatif seniman yang beragam menunjukkan artikulasi sangat kaya yang tetap mengacu pada tradisi dan budayamasa lalu. Para perupa yang hidup pada kultur yang khas memberi jalan kreatif yang khas pula, kepiawaian aspek ketrampilan yang masih diyakini sebagai cara ungkap untuk menyampaikan pesan. Prasikala dalam pameran ini membaca lebih luas pentingnya gelagat perubahan lontar prasiabad lalu sampai masa kini baik bentuk, konsep, serta konteks.
Dibuka Gubernur
Sementara itu Gubernur Bali Wayan Koster secara resmi membuka gelaran Bulan Bahasa Bali 2021 yang memasuki edisi ketiga kalinya, lewat prosesi pembukaan yang digelar secara luring dan daring bertempat di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Art Centre Denpasar, Senin (1/2/2021) petang.
Pembukaan ditandai oleh penyerahan lontar Gita Prangastiti Pahayu Jagat oleh Gubernur Bali. Bulan Bahasa Bali untuk tahun ini mengangkat tema Wana Kerthi: Sabdaning Taru Mahottama yang bermakna Bulan Bahasa Bali sebagai Altar Pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Tertaut Jelajah Pemaknaan Hutan sebagai Prana Kehidupan.
Gubernur Koster menekankan, Bulan Bahasa Bali ini digelar dari 1-28 Februari 2021 sebagai bentuk pemuliaan, pelestarian hingga penguatan terhadap bahasa, aksara dan sastra Bali.
“Bulan Bahasa Bali ini merupakan implementasi dari Perda Provinsi Bali, Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pemajuan dan Penguatan Kebudayaan Bali serta Peraturan Gubernur Bali No 80 Tahun 2018 tentang Pelindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali,” kata Gubernur. “Semuanya menjadi landasan hukum atau regulasi, untuk memguatkan dan melestarikan bahasa dan sastra Bali, bahkan hingga tatanan desa adat,” Imbuhnya. [T] [***]