22 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Sebuah Kesadaran Memaknai Penderitaan | Antologi Puisi “Sepanjang Jalan Kesedihan” Karya Hadiwinata

Wulan Dewi SaraswatibyWulan Dewi Saraswati
January 15, 2021
inUlasan
Sebuah Kesadaran Memaknai Penderitaan | Antologi Puisi “Sepanjang Jalan Kesedihan” Karya Hadiwinata
  • Judul Buku : Sepanjang Jalan Kesedihan
  • Penulis : Hadiwinata
  • Penerbit : Penerbit Kabisat
  • Cetakan I, Oktober 2020

Penderitaan adalah hal-hal yang melekat dan dilekatkan pada diri. Semisal identitas dan kewajiban. Identitas sebagai tulang punggung keluarga, identitas pekerja pabrik, atau kewajiban meninggalkan rumah demi upah kerap menjadi dilema. Bila diri rela berpusar terus pada hal itu, maka kesedihan sangatlah panjang. Liz Greene seorang astrolog menyebutkan bahwa manusia kerap mengejar penderitaan yang manipulatif. Kehadiran Hadiwinata telah memaknai bentuk penderitaan tersebut sebagai sebuah kesadaran agar tehindari bentuk-bentuk manipulatif. 

Membaca antologi puisi Sepanjang Jalan Kesedihan yang diluncukan Penerbit Kabisat ini, menceritakan tentang persimpangan antara perjuangan, kegigihan, dan kemelekatan terhadap kewajiban sebagai buruh pabrik. Hadiwinata saat luang waktu kerjanya di pabrik sebagai seorang akuntan, nampak tergugah batinnya membidik kegetiran pekerja yang membawa plywood, ada pula peluh dari buruh wanita, dan kepincangan kebijakan mandor pabrik. Seperti yang diungkapkan N.H Klienbaum we don’t read and write poetry because it’s cute. We read and write poetry because we are members of the human race. And the human race filled with passion. Dengan hasrat puisi itulah, maka kelahiran Sepanjang Jalan Kesedihan akan mampu menggiring pembacanya pada sebuah kesadaran kemanusiaan.

Membidik Pristiwa Psikis

Kecemasan-kecemasan kaum proletar ini disajikan dalam bentuk puisi dengan diksi yang bersahaja. Puisi-puisi ini tidak memaksa kita untuk menentang, protes, beraksi anarkis, atau hal-hal pergerakan lainnya. Puisi ini santun menyelami peristiwa psikis. Seperti puisi Hikayat Selepas Pembagian Upah Kerja (hal.50)


nasmirah, kau terduduk lemas di tepi kantor kilang ini di bawah

langit malam yang kelam

di bawah pepohonan falcata yang berbaju kesedihan seraya

menatap uang 900 ringgit di genggaman


di belakang kita

para pekerja masih menunggu nama

mereka untuk dipanggil untuk

dibagikan upah bekerja


dalam kepalamu kenangan

berputar ke hari-hari lampau


Kedalaman puisi ini terletak pada kekuatan penulis memilih peristiwa. Membidik detak yang bisa dipetak-petakan menjadi cerita. Gaya penuturan Hadi tidak menuntut kita untuk mengerutkan dahi, melainkan menuntun kita menyadari arti penderitaan pada ruang kantor kilang, pohon falcata, dan ringgit. Sering kita pikir bahwa bekerja adalah uang sedangkan Yuval Noah Harari mengartikan bahwa uang bukan suatu realitas material melainkan sebuah konstruksi psikologis. 

Apa yang bisa diharapkan dari menjalani rutinitas yang menjemukan? Apa yang bisa diperjuangkan saat bulir keringat tak setara upah? Tentu akan menyulut trauma-trauma saat kindo dan kama (ayah dan ibu dalam bahasa Mandar) gigih menjalani kewajibannya.


kau melihat kindo2mu memeras keringat

di bawah matahari menjual kue dan arang kayu

yang ia buat bersama adik-adikmu

juga singkong, sayur-mayur,

dan sesekali koral, bebatuan yang ia pungut dari

bukit di tepian kampung

o, nasmirah, lihatlah

airmata berjatuhan di cekung pipimu kau

melihat kama3mu yang tiada henti

memegang kemudi motor yang dijadikan bentor


Pembubuhan kindo, kama, dan bentor mampu menyejukan kepenatan peristiwa. Unsur-unsur lokalitas muncul beberapa kali pada antologi ini. Hadi sangat cermat mencatat hal-hal psikis yang terjadi disekitarnya lalu digubah dalam rima yang tepat. Tidak hanya itu, pengalaman perempuan dalam dunia buruh hadir secara estetis pada puisi Pekerja Perempuan (hal.27).


di tanah ini perempuan

bekerja serupa lelaki dari hari ke hari

yang dimulai sejak terbit matahari sampai ia

telah jauh meninggalkan pergi


seperti perempuan sulawesi itu yang

datang ke tanah ini

hanya untuk mengangkat

dan menyeleksi beribu plywood dan

menerima upah yang terkadang tak

sampai 1000 ringgit


hingga demam hampir tiap hari melanda

seluruh tubuh begitu kencang, keram

sakit di malam hari bahkan telat

menstruasi


Puisi ini bisa sebagai unggulan sebab penyuguhan kata plywood dan menstruasi tepat menggambarkan paradoks yang terjadi. Pada puisi ini, pembaca akan merasakan bahwa perempuan diberikan beban yang sama seperti laki-laki. Persamaan ini juga mampu merepresentasikan ketangguhan perempuan, bahkan saat tubuhnya terkoyak menstruasi. Biasanya dalam puisi, perempuan dihadirkan dalam bagian keindahan, berbanding terbalik pada puisi ini. Perempuan hadir dalam fitur-fitur tipografi tanah, hutan, dan plywood. Sejalan dengan pendapat Helen Cresse, bahwa wujud perempuan dan dunia alaminya merupakan elemen dari renungan. Sepanjang Jalan Kesedihan merupakan sebuah renungan atas hal-hal historis perempuan buruh.

Konstruksi Pergolakan Batin

Pergolakan batin, melahirkan tema-tema yang sublim dan intim. Tidak seperti puisi bertema sosial lainnya yang menuntun kita turun ke jalan. Puisi ini lebih padam dalam gelap kesedihan. Namun di saat yang bersamaan juga, puisi ini mendekatkan pembacanya dengan harapan bahwa penerimaan terhadap kenyataan merupakan jalan hidup. Mereka melihat sebuah realita bukan untuk melarikan diri ataupun menyerah. Penggambaran tokoh-tokoh yang dihadirkan akan membuka mata pembaca terhadap pentingnya sebuah kebangkitan. Seperti puisi Hikayat Pekerja Sakit (hal. 39).


seorang pekerja di bintulu sarawak

sakit ketika ia tengah berada di shift malam

parasnya pucat

tubuhnya menggigil luar biasa


tetapi ia harus tetap bekerja

menikmati derita demi derita

yang semakin lama semakin menggila


bila ia bolos kerja

itu artinya ia mesti dicari-cari

oleh bosnya di bilik tempat ia beristirahat lalu

memilih: berangkat menuju pabrik dengan

keadaan yang pada akhirnya hanyalah

berujung pada keluhan

atau bersembunyi di tempat apa pun dan

gajinya tentu saja akan dipangkas 100

ringgit!


Puisi tersebut berbicara tentang ketimpangan relasi kekuasaan. Fenomena yang dipilih adalah stimulus bagi pembaca agar lebih jeli dan kritis. Masih banyak bergolakan buruh yang patut dibicarakan di ranah puitik. Kumpulan puisi ini mendokumentasikan perjalanan buruh di perbatasan negeri. Katrin Bendel meyakini bahwa sejatinya puisi membawa kesadaran semakin kritis akan relasi kekuasaan. Bentuk ketidakadilan yang disebabkan oleh penguasa global itu berhasil secara explisit diekspresikan oleh Hadiwinata.

Puisi ini akan lebih menggugah dengan tatanan idiom yang segar, serta upaya untuk menyajikan keberagaman diksi, sehingga pembaca semakin dekat pada kesadaran menjadi manusia. Bagi calon pembaca, antologi Sepanjang Jalan Kesedihan layak dipinang. Terlebih saat musim pandemi yang merekatkan kita pada kesepian dan kegelisahan. Nyatanya, penderitaan yang kita alami tidak seberapa bila dibandingkan keluh dan peluh pekerja plywood. Maka jenguklah kabar buruh untuk paham pergolakan batin yang tak kunjung redam, melalui pembacaan Sepanjang Jalan Kesedihan.[T]

Previous Post

Jarum Sudah Disuntikkan

Next Post

Subali || Cerpen Agus Wiratama

Wulan Dewi Saraswati

Wulan Dewi Saraswati

Penulis, sutradara, dan pengajar. Saat ini tengah mendalami praktik kesenian berdasarkan tarot dengan pendekatan terapiutik partisipatoris

Next Post
Subali || Cerpen Agus Wiratama

Subali || Cerpen Agus Wiratama

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Galungan di Desa Tembok: Ketika Taksi Parkir di Rumah-rumah Warga

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

HP Android dan Antisipasi Malapetaka Moral di Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 21, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

DALAM beberapa tulisan yang pernah saya publikasikan, kurang lebih sepuluh tahun lalu saya sudah memperkirakan bahwa seketat dan setegas apa...

Read more

Mari Kita Jaga Nusantara Tenteram Kerta Raharja

by Ahmad Sihabudin
May 20, 2025
0
Syair Pilu Berbalut Nada, Dari Ernest Hemingway Hingga Bob Dylan

Lestari alamku, lestari desaku, Di mana Tuhanku menitipkan aku. Nyanyi bocah-bocah di kala purnama. Nyanyikan pujaan untuk nusa, Damai saudaraku,...

Read more

PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

by Putu Eka Guna Yasa
May 20, 2025
0
PACALANG: Antara Jenis Pajak, Kewaspadaan, dan Pertaruhan Jiwa

MERESPON meluasnya cabang ormas nasional yang lekat dengan citra premanisme di Bali, ribuan pacalang (sering ditulis pecalang) berkumpul di kawasan...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum
Pameran

Menyalakan Kembali Api “Young Artist Style”: Pameran Murid-murid Arie Smit di Neka Art Museum

DALAM rangka memperingati 109 tahun hari kelahiran almarhum perupa Arie Smit, digelar pameran murid-muridnya yang tergabung dalam penggayaan Young Artist....

by Nyoman Budarsana
May 21, 2025
I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor
Persona

I Made Adnyana, Dagang Godoh Itu Kini Bergelar Doktor

“Nu medagang godoh?” KETIKA awal-awal pindah ke Denpasar, setiap pulang kampung, pertanyaan bernada mengejek itu kerap dilontarkan orang-orang kepada I...

by Dede Putra Wiguna
May 21, 2025
Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan
Panggung

Ubud Food Festival 2025 Merayakan Potensi Lokal: Made Masak dan Bili Wirawan Siapkan Kejutan

CHEF lokal Bali Made Masak dan ahli koktail Indonesia Bili Wirawan akan membuat kejutan di ajang Ubud Food Festival 2025....

by Nyoman Budarsana
May 20, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

Puisi-puisi Sonhaji Abdullah | Adiós

May 17, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [15]: Memeluk Mayat di Kamar Jenazah

May 15, 2025
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co