Penulis: Arief Billah
________
Pariwisata Bali perlahan mulai kebangkitan pariwisata mulai tumbuh di bangkit setelah sempat mati suri sejak Bali. Bulan Maret 2020 lalu. Itu ditunjukkan. Tidak bisa dibantah, selama ini dengan upaya Pemprov Bali membuka pariwisata Bali memang banyak akses pariwisata domestiknya pada 31 Juli memberdayakan tenaga kerja dan 2020 dengan harapan mulai ada menggerakkan ekonomi.
Namun geliat kunjungan tamu-tamu untuk berlibur ke sektor pariwisata mendadak menurun Bali, meski dilapangan banyak hotel atau setelah pandemic Covid-19 muncul. Objek pariwisata yang merumahkan Promosi destinasi pariwisata perlahan karyawannya. Rasa optimisme untuk mulai terhenti, program wisata, revitalisasi fasilitas pariwisata, hingga akselerasi sektor-sektor wisata daerah seketika redup.
Berdasarkan data Pemprov Bali, per Agustus 2020 pekerja yang dirumahkan sebanyak 73.631 orang. Sedangkan yang di PHK 2.667 orang. Sementara dari segi pendapatan, Bali kehilangan Rp 9,7 triliun setiap bulannya. Tekanan berat bagi pariwisata Bali juga tercermin dari kedatangan wisatawan mancanegara ke Bali pada Juni 2020. Berdasarkan data BPS Bali kunjungan wisatawan hanya tercatat 32 kunjungan atau turun 99,99 persen dibandingkan dengan kedatangan pada Juni 2019 yang sebanyak 549.516 kunjungan. (Harian Bali Express 11 September 2020)
Melihat kondisi ini, pemerintah bergerak cepat dan berusaha membangkitkan dunia pariwisata secara bertahap. Saat ini yang sedang berjalan adalah pembukaan wisatawan nusantara atau domestik ke Bali. Pembukaan Bali bagi wisatawan domestik ini tentunya harus diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, sehingga langkah ini tidak menimbulkan cluster Covid-19 baru (Paramita, 2020). Pembukaan pariwisata Bali bagi wisatawan domestik merupakan bentuk sinergitas kebijakan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah. Perlu menjadi catatan bahwa hingga saat ini masih berlaku peraturan Menteri Hukum dan HAM RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Pelarangan Sementara Orang Asing Masuk ke Wilayah Negara Republik Indonesia.
Pariwisata Bali perlahan mulai mengalami kebangkitan pariwisata mulai tumbuh di bangkit setelah sempat mati suri sejak Bali. Bulan Maret 2020 lalu. Itu ditunjukkan. Tidak bisa dibantah, selama ini dengan upaya Pemprov Bali membuka pariwisata Bali memang banyak akses pariwisata domestiknya pada 31 Juli memberdayakan tenaga kerja dan 2020 dengan harapan mulai ada menggerakan ekonomi. Namun geliat kunjungan tamu-tamu untuk berlibur ke sektor pariwisata mendadak menurun Bali, meski dilapangan banyak hotel atau setelah pandemic Covid-19 muncul. objek pariwisata yang merumahkan Promosi destinasi pariwisata perlahan karyawannya. Rasa optimisme untuk mulai terhenti, program wisata, revitalisasi fasilitas pariwisata, hingga akselerasi sektor-sektor wisata daerah seketika redup.
Gayung bersambut, upaya membangkitkan dunia pariwisata Buleleng di tengah pandemi Covid-19 juga dilakukan Pemkab Buleleng. Kebangkitan pariwisata ditandai dengan peluncuran program The Spirit of Sobean pada tanggal 27 Agustus 2020 lalu. Dalam peluncuran itu, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana seperti dikutip media Harian Nusa Bali menjelaskan The Spirit of Sobean menjadi branding untuk potensi unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten Buleleng untuk menarik minat wisatawan datang ke Bali Utara.
Selain ditunjang dengan akomodasi pariwisata berupa 4 ribu jumlah kamar hotel, Kabupaten Buleleng juga ditopang sebanyak 86 Daya Tarik Wisata (DTW) yang tersebar di sembilan kecamatan. Pemerintah akan melakukan pemteaan terhadap bebragai potensi lokal yang terbaik bisa dijual ke wisatawan. Potensi lokal yang terpilih juga bisa dijadikan sarana untuk mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Buleleng di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19.
Spirit Of Sobean Sebagai Paradigma Perubahan Menuju Lahirnya Destinasi Baru
The Spirit of Sobean akan membranding hasil-hasil pertanian terbaik, destinasi wisata terbaik yang mengutamakan keasrian lingkungan, tradisi dan budaya adiluhung khas Bali Utara yang ada di seluruh desa di Buleleng. Termasuk perilaku masyarakat sekitar yang bisa dijadikan sumber perekonomian di masyarakat.
Goal dari The Spirit of Sobean ini adalah melahirkan destinasi baru di Buleleng selain 86 Daya Tarik wisata (DTW) di Buleleng. Penetapan 86 DTW ini merujuk pada peraturan yang dikeluarkan oleh bupati Buleleng No. 51 tahun 2017 tentang perubahan kedua atas peraturan bupati nomor 32 tahun 2014, maka pada tanggal 18 Agustus 2017 Pemulihan pariwsata di Bumi Panji Sakti di tengah pandemic Covid-19 melalui The Spirit of Sobean dijadikan sebagai kompas atau pedoman untuk menggali potensi lokal yang dimiliki seluruh desa di Buleleng. Potensi ini kemudian didokumentasikan untuk dipilih yang terbaik. Bahkan, Dinas Pariwisata Buleleng menarget ada 400 destinasi baru dari pengejawantahan sobean ini yang lahir di masa jeda ini.
Dokumentasi ini juga memetakan profile desa yang mencakup produk komoditas, mata pencaharian, kerajinan, arsitektur, budaya dan seni, kuliner, loloh dan obat tradisional serta sistem kemasyarakatan. Hal inipun sejalan dengan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan No 5 Tahun 2017, tindakan yang dilakukan terhadap objek pemajuan kebudayaan yakni inventarisasi, pengamanan, pemeliharaan, dan penyelamatan. Diantaranya:
- Tradisi Lisan
Tradisi Lisan adalah tuturan yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat, antara lain sejarah lisan, dongeng, rapalan, pantun, cerita rakyat, atau ekspresi lisan lainnya.
- Manuskrip
Manuskrip adalah naskah beserta segala informasi yang terkandung di dalamnya, yang memiliki nilai budaya dan sejarah, seperti serat, babad, kitab, dan catatan lokal lainnya.
- Adat Istiadat
Adat Istiadat adalah kebiasaan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus-menerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, tata kelola lingkungan dan tata cara penyelesaian sengketa.
- Ritus
Ritus adalah tata cara pelaksanaan upacara atau kegiatan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terusmenerus dan diwariskan pada generasi berikutnya, antara lain, berbagai perayaan, peringatan kelahiran, upacara perkawinan, upacara kematian, dan ritual kepercayaan beserta perlengkapannya.
- Pengetahuan Tradisional
Pengetahuan Tradisional adalah seluruh ide dan gagasan dalam masyarakat yang mengandung nilai-nilai setempat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dikembangkan secara terus menerus dan diwariskan lintas generasi berikutnya. Pengetahuan tradisional antara lain kerajinan, busana, metode penyehatan, jamu, makanan dan minuman lokal, serta pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta.
- Teknologi Tradisional
Teknologi Tradisional adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang atau cara yang diperlukan bagi kelangsungan atau kenyamanan hidup manusia dalam bentuk produk, kemahiran, dan keterampilan masyarakat sebagai hasil pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan lingkungan, dan dikembangkan secara terus menerus serta diwariskan kepada generasi berikutnya. Teknologi tradisional antara lain arsitektur, perkakas pengolah sawah, alat tranportasi, dan sistem irigasi.
- Seni
Seni adalah ekspresi artistik individu, kolektif, atau komunal, yang berbasis warisan budaya maupun berbasis kreativitas penciptaan baru yang terwujud dalam berbagai bentuk kegiatan dan/atau medium. Seni terdiri atas seni pertunjukan, seni rupa, seni sastra, film, dan seni media.
- Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi antarmanusia, baik berbentuk lisan, tulisan, maupun isyarat, misalnya bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
- Permainan Rakyat
Permainan Rakyat adalah berbagai permainan yang didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan kelompok masyarakat yang bertujuan untuk menghibur diri. Contoh permainan rakyat antara lain permainan kelereng, congklak, gasing, dan gobak sodor.
- Olahraga Tradisional
Olahraga Tradisional adalah berbagai aktivitas fisik dan/atau mental yang bertujuan untuk menyehatkan diri dan meningkatkan daya tahan tubuh, didasarkan pada nilai tertentu dan dilakukan oleh kelompok masyarakat secara terus menerus, dan diwariskan lintas generasi. Contoh olahraga tradisional antara lain bela diri, pasola, lompat batu, dan debus.
Kata Sobean bagi orang Buleleng memiliki arti ‘kualitas terbaik’. Kata sobean kemudian diadopsi oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana sebagai sebuah paradigma branding baru di tengah pandemi Cocid-19 sebagai upaya untuk mempromosikan Pariwisata Buleleng dengan segala potensi lokal yang dimiliki Bumi Panji Sakti. Potensi itu diantaranya destinasi wisata terbaik, hasil pertanian terbaik, tradisi budaya di desa bali aga, rumah adat, ritus, permainan tradisional dan segala potensi yang dimiliki Buleleng akan dibranding untuk dipromosikan kepada wisatawan.
Goal dari The Spirit of Sobean ini adalah melahirkan destinasi baru di Buleleng selain 86 Daya Tarik wisata (DTW) di Buleleng. Potensi ini kemudian didokumentasikan untuk dipilih yang terbaik. Bahkan, Dinas Pariwisata Buleleng menarget ada 400 destinasi baru dari pengejawantahan sobean ini yang lahir di masa jeda ini. Dokumentasi ini juga memetakan profile desa yang mencakup produk komoditas, mata pencaharian, kerajinan, arsitektur, budaya dan seni, kuliner, loloh dan obat tradisional serta sistem kemasyarakatan.[T]
- Arief Billah, mahasiswa S2 Ilmu Manajemen Undiksha Singaraja