sebuah desa di bali 1
pulau ini tetap menawan hati terutama pelosok tersembunyi tidak terjamah dan terjual
luput dari agenda perjalanan wisata
saat senja sebuah desa terpencil memulai ritus.
gerimis selalu menjadi bagian senja
membasahi batu-batu jalan desa
ritus menembus tengah malam bersama kesetiaan orang-orang desa
lampu minyak
sudut pura dinaungi cemara gongseng api dinyalakan
asap membumbung meraih bulan
ketika wisatawan lelap di Kuta, Sanur, Ubud, Candi Dasa, Nusa Dua, Lovina, Pemuteran, Tulamben
ritus purba berjalan di balik gelap tanpa terusik
luput dari orang-orang asing yang singgah di pulau
tiba di sebuah desa di bali
di desa ini ia terdampar
bali hanya bermerek turis
tapi ini tanah yang berdenyut
dengan mata air abadi
subak
kebun kopi
organisasi kuno
ia jatuh cinta
malam sendiri di sebuah desa di bali
Pada suatu malam yang sepi dan dingin bulan Agustus
Ia tatap rembulan dua hari purnama
sayup-sayup slonding ditabuh
sepi mengisi jiwanya
jeritan dari masa silam itu sepertinya bangkit kembali
menghirup aroma kopi
menatap dinding membaca kembali cerita hidup
sepi tebal pada malam di dadanya
menyudahi bayangan masa silam
malam datang membawa sunyi
di beranda mencuri lirikan rembulan desa
waktu melewati semak
angin menggerakkan menara-menara cemara
membenturkan daun-daun di jendela
pernikahan dan kebahagiaan
ia perkasa otot dan tenaga
napasnya badai jari kekar telapak kasar
laki-laki pelacur
ia menutup pintu kamar terbenam di balik selimut
sepi tersenyum dingin untuk semak yang menjepit setiap tetesan embun dan kilau rembulan
pernikahan dan kebahagiaan
sebuah desa di bali 2
banyak cerita sepanjang zaman mana fakta dan fiksi itu kurang penting
desa ini menutup pintu pura mereka yang suci bagi yang sumbing
cerita 1
kita pernah satu kelas berpisah setelah tamat
duduk sebangku belajar merokok
menunggu cerita bu sundari soal perang puputan
kebersamaan ini siksaan
aku tidak punya pilihan menghindarimu
luka masih kubawa cukup kuat menahan perih
bersamamu rindu dan siksa
detak jantung keringat irama napas
aku beku
terjebak di tengah persahabatan
di kantin pagi lapangan basket laboratorium komputer trotoar taman pantai
arena skateboard
pantai pasut
Pantai Pasut tempat para nelayan melabuh perahu
gempuran ombak Samudra Hindia
aku membaca warna senja
lekuk tubuhmu palung laut terjal
kopi suara cemara
menyiapkan kopi dari tungku-tungku
ditumbuk dalam lesung batu abad lalu
harum
terbelenggu keasingan jalan buntu
asbak terakota lolongan anjing suara cemara gongseng
cerita desa 3
ilalang pematang takikan bukit ketika leluhur desa mulai mencetak tebing dan lembah jadi sawah
panen pergi jerami kusam di antara kisah suci pada drama tari arja sanghyang jaran
praktik ilmu hitam
bambu
dingin lumut di antara tumpukan batu megalitikum titipan masa silam
roh batu
buleleng 1
Kota Singaraja
senja merah tua membentur dinding gudang Belanda Pelabuhan Buleleng
kelam matahari merayap di muara
tak ada bayangan kota di atas air keruh plastik
jembatan tua melengkung
buleleng 2
pelabuhan Belanda diujung dermaga
heroisme Den Bukit
monumen ini
irama cahaya dari puncak mercu suar
seorang laki-laki gelisah diujung dermaga
di antara lampu dan musik
hanya yang suntuk menunggui laut
taman nasional bali barat 1
tatapan mereka bertubrukan bagai anak-anak panah Arjuna dan Mahaguru Bisma di padang perang
ingin membasuh gerah di telapak kaki
bening bola mata danau hutan lindung
milik serangga dan burung kemarau
saat cahaya membakar humus hutan
segerombolan rusa singgah menggamit rumput mencelupkan kaki ke lumpur meneguk isi danau.
bola mata pantai lovina
bola mata ceruk dalam dan panjang ada kerlip cahaya abadi di sana
misteri yang datang dari masa silam
terasa lengang janji seribu harapan
sebagaimana senja Lovina, anggun, tenang
di bola mata itu terpantul bukit daun-daun jati kering dan rapuh