15 May 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Berkendara di Jakarta: Tak Berani, Tak akan Jalan – Tak Siaga, Tabrakan!

PanchoNgacobyPanchoNgaco
June 8, 2020
inEsai
Sop Kaki Kambing
16
SHARES

Mendekati tengah hari, berada di bawah Jembatan Penyeberangan di bilangan Grogol dan terjebak lampu merah, tentunya bukan hal yang bisa disebut menyenangkan. Jarak antar kendaraan begitu intim sampai-sampai tidak jelas yang kita injak itu aspal atau kaki pengendara sepeda motor lain. Saya perhatikan, para pengendara sepeda motor sibuk melindungi hidung dan mulut mereka dari asap knalpot, sementara orang lain yang berada di dalam mobil tanpa AC, sibuk kipas-kipas.

Kendaraan-kendaraan umum, yang dikatakan aktivis lingkungan bisa menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi dampak buruk pemanasan global, pada kenyataannya semakin memperparah pemanasan setempat. Kondisi kendaraan yang sudah tua dan tak terawat terlihat pada warna gas buangannya yang semakin pekat dan menyesakkan paru-paru orang sekitar.      Belum lagi dengan suara knalpotnya.

Pengamen dan pengemis mulai muncul. Mereka tidak lagi memasang wajah memelas seperti biasa, melainkan menatap dengan penuh ancaman. Saya lebih baik berpura-pura tidak melihatnya. Untung saja, tak satu pun dari mereka menuju ke arah saya.

Selagi menunggu lampu lalu lintas yang tak kunjung menyalakan warna hijaunya, saya memandang ke dalam mobil Mercedez-Benz C-Class yang berada persis di sebelah kiri saya. Betapa nyamannya mereka bisa merasakan hawa sejuk dari AC sembari mendengarkan lagu untuk menghindari bisingnya kendaraan.

Yah, selagi merasa nyaman di dalam sana, mereka sama sekali tidak menyadari bahwa jarak kendaraan di sekitar mobilnya semakin dekat dan bergesekan dengan kulit mobil itu. Begitulah kira-kira, tidak ada yang sepenuhnya beruntung saat terjebak lampu merah.

Keadaan menyesakkan seperti ini, membuat saya tidak lagi menganggap kewajiban lemburan yang menumpuk di kantor dari semalam sebagai hal yang menyebalkan. Bahkan saya malah berharap lemburan tadi seharusnya lebih banyak, sehingga saya tidak perlu pulang di tengah hari begini. Sekalian saja menginap di kantor dua hari! Sudah menyesakkan, lama pula si lampu merah ini berganti jam kerja dengan si hijau.

Tiiiinnnn!!!tiinn…!!!…teeet…toooot…teeet….toooot!!!!!doooong…doooongggg!!!!

Aduh! Begitu lampu merah berubah jadi hijau, keadaan ternyata berubah menjadi seperti Pasar Tanah Abang. Semua orang tidak ada yang mau mengalah. Mulai sodok sana-sini, selip kanan-kiri, serempet depan-belakang. Rasanya seperti berada pada medan perang, di mana peluru ditembakkan bertubi-tubi dari semua arah. Kendaraan muncul dari sana-sini dan hampir semua nyaris bertabrakan.

Saya masih sempat memperhatikan jalan, namun bingung sekali menentukan sisi mana yang sebenarnya mendapat giliran jalan. Mau melanggar atau tidak, semua terus membunyikan klakson. Gendang telinga saya seperti meminta tolong karena tidak kuat lagi menerima suara klakson bercampur knalpot kendaraan-kendaraan itu.

Saya pun jadi ikut-ikutan main sodok dan selip agar bisa menyelamatkan gendang telinga saya secepat mungkin. Dengan modal spion kiri saja, saya tidak ada waktu memperhatikan daerah kanan jalan dan akhirnya melaju menuju jalan yang lebih kecil.

Begitu berbelok ke jalan yang lebih kecil, ternyata ada rintangan lain menunggu saya. Sepanjang jalan yang kanan-kirinya berdiri komplek pertokoan itu dihiasi dengan bopeng-bopeng seperti bekas jerawat pada wajah kakak sepupu saya. Saya pun terkejut dan langsung menurunkan laju kecepatan motor hingga nyaris terjatuh.

Sekarang giliran motor saya yang mual karena menghajar jalanan berlubang itu. Sungguh, kendaraan yang dirawat dengan apik pun akan bobrok juga jika harus menghadapi jalanan Jakarta yang seperti ini.

Saya pikir bopeng itu hanya ada di sekitaran komplek. Kenyataannya, kondisi itu masih terus menghiasi hingga Tanjung Duren Barat berakhir. Selama perjalanan, saya melihat beberapa orang nyaris terjatuh karena menghindari bopeng tersebut. Akhirnya saya pun memilih untuk memperhatikan jalan saja, agar tidak celaka karena keasyikan memperhatikan orang lain.

Memasuki daerah Jalan Patra, saya akhirnya bisa mengistirahatkan tangan saya yang sedari terjebak lampu merah tadi, terus memasang rambu siaga pada rem. Jalanan yang cukup hijau dan sejuk itu agak lebar dan sepi. Saya menikmati perjalanan pulang sambil menenangkan kedua mata, yang juga sedari tadi siaga memelototi kendaraan dan jalan di sekitar saya.

Selagi asyik merelaksasikan tubuh dan pikiran, tiba-tiba sebuah minibus keluar dari salah satu gang tanpa membunyikan klakson lebih dulu. Sontak saya mengerem mendadak dan tidak dipungkiri, saya berteriak memaki-maki sang supir. Ternyata setelah minibus tadi, masih banyak kendaraan lain yang serupa. Tiba-tiba saja moncong sebuah kendaraan muncul tanpa memberikan tanda pada pengendara di sekitarnya. Lagi-lagi membuat sadar, berkendara di Jakarta memang tidak bisa santai.

Sekitar 500 meter lagi, saya akan tiba di rumah. Saat terjebak di lampu merah (lagi), saya melihat beberapa sepeda motor berhenti jauh di depan garis putih, bahkan ada yang sampai berhenti tepat di tengah jalan. Saya jadi teringat pada perkataan kakak,
“Namanya juga Jakarta, enggak melanggar, ya enggak bakal nyampe! Garis putih itu cuma lukisan polisi lalu lintas aja tau.”

Saat lampu hijau menyala, lagi-lagi saya nyaris diserempet orang yang melanggar rambu-rambu.

Macet lagi, sodok-sodokan dan selip-selipan lagi. Kendaraan umum juga semakin liar. Mungkin karena merasa yang mempunyai jalan, mereka jadi bisa berhenti mendadak bisa di tengah jalan, di depan motor orang. Begitu dapat penumpang, bus umum itu langsung memotong jalan dan menyalib secepat angin, tanpa menyadari jika ukuran kendaraannya besar sekali.

Yah, berkendara di Jakarta memang “jika tidak berani, tidak akan jalan – jika tidak siaga, tabrakan!” [T]

Tags: DKI JakartaJakartalalu lintas
Previous Post

Covid-19: Sebuah Pandemi, Sebuah Cerita [1]

Next Post

Pandemi, Gubernur Koster, dan Gaya Komunikasi “Ketidakpastian & Kepastian”

PanchoNgaco

PanchoNgaco

Penikmat kopi pahit dan pekerja teks komersial yang masih gemar menikmati sastra dan menulis apa saja untuk tetap waspada. Menetap di Jakarta.

Next Post
Pandemi, Gubernur Koster, dan Gaya Komunikasi “Ketidakpastian & Kepastian”

Pandemi, Gubernur Koster, dan Gaya Komunikasi “Ketidakpastian & Kepastian”

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

    Apakah Menulis Masih Relevan di Era Kecerdasan Buatan?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ulun Pangkung Menjadi Favorit: Penilaian Sensorik, Afektif, atau Intelektual?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • ”Married by Accident” Bukan Pernikahan Manis Cinderella

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

by Hartanto
May 14, 2025
0
‘Puisi Visual’ I Nyoman Diwarupa

BERANJAK dari karya dwi matra Diwarupa yang bertajuk “Metastomata 1& 2” ini, ia mengusung suatu bentuk abstrak. Menurutnya, secara empiris...

Read more

Menakar Kemelekan Informasi Suku Baduy

by Asep Kurnia
May 14, 2025
0
Tugas Etnis Baduy: “Ngasuh Ratu Ngayak Menak”

“Di era teknologi digital, siapa pun manusia yang lebih awal memiliki informasi maka dia akan jadi Raja dan siapa yang ...

Read more

Pendidikan di Era Kolonial, Sebuah Catatan Perenungan

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 13, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

PENDIDIKAN adalah hak semua orang tanpa kecuali, termasuk di negeri kita. Hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak,  dijamin oleh konstitusi...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

Anniversary Puri Gangga Resort ke-11, Pertahankan Konsep Tri Hita Karana

May 13, 2025
“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

“Bali Stroke Care”: Golden Period, Membangun Sistem di Tengah Detik yang Maut

May 8, 2025
Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

Mosphit Skena Segera Tiba, yang Ngaku-Ngaku Anak Skena Wajib Hadir!

May 7, 2025
Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

Bimo Seno dan Dolog Gelar Pertandingan Tenis Lapangan di Denpasar

April 27, 2025
Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

Kebersamaan di Desa Wanagiri dalam Aksi Sosial Multisektor Paras.IDN dalam PASSION Vol.2 Bali

April 23, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati
Kuliner

45 Tahun Rasa itu Tak Mati-mati: Ini Kisah Siobak Seririt Penakluk Hati

SIANG itu, langit Seririt menumpahkan rintik hujan tanpa henti. Tiba-tiba, ibu saya melontarkan keinginan yang tak terbantahkan. ”Mang, rasanya enak...

by Komang Puja Savitri
May 14, 2025
Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila 
Khas

Pendekatan “Deep Learning” dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

PROJEK Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P-5) di SMA Negeri 2 Kuta Selatan (Toska)  telah memasuki fase akhir, bersamaan dengan berakhirnya...

by I Nyoman Tingkat
May 12, 2025
Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space
Pameran

Diskusi dan Pameran Seni dalam Peluncuran Fasilitas Black Soldier Fly di Kulidan Kitchen and Space

JUMLAH karya seni yang dipamerkan, tidaklah terlalu banyak. Tetapi, karya seni itu menarik pengunjung. Selain idenya unik, makna dan pesan...

by Nyoman Budarsana
May 11, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

Puisi-puisi Hidayatul Ulum | Selasar Sebelum Selasa

May 11, 2025
Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

Ambulan dan Obor Api | Cerpen Sonhaji Abdullah

May 11, 2025
Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

Bob & Ciko | Dongeng Masa Kini

May 11, 2025
Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

Selendang Putih Bertuliskan Mantra | Cerpen I Wayan Kuntara

May 10, 2025
Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

Puisi-puisi Pramita Shade | Peranjakan Dua Puluhan

May 10, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co