6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Desa Adat jadi Panglima Perang Hadapi Corona

I Nengah SuarmanayasabyI Nengah Suarmanayasa
April 8, 2020
inEsai
Desa Adat jadi Panglima Perang Hadapi Corona

Ilustrasi tatkala.co/Nana Partha

72
SHARES

Kita masyarakat Bali sejatinya adalah warga (krama) adat. Sebagai krama adat, kita tidak memiliki KTP tetapi cukup terdaftar saja di desa adat. Sehingga banyak kasus terjadi, alamat KTP dimana dan alamat desa adatnya dimana. Artinya antara alamat KTP dengan alamat desa adat bisa dan sering berbeda. Banyak anak rantau, karena alasan formal terpaksa harus pindah domisili dengan mengubah alamat KTP. Tetapi tidak berlaku untuk status kramaadat. Status krama adat tetap tercatat utuh di tempat kelahirannya yakni di kampung halaman. Dalam konteks ini, masyarakat Bali lebih “setia” kepada desa adatnya. Terbukti lebih sedikit orang pindah desa adat daripada pindah desa dinas.

Era kepemimpinan Pak Koster sebagai Gubernur Bali juga menempatkan desa adat sebagai fokus perjuangannya. Bali era baru dimulai dengan menata ulang dan menata kembali desa adat. Ini dibuktikan dengan diterbitkannya Perda Nomor 4 tahun 2019 tentang desa adat. Pemerintah Provinsi Bali juga membentuk  Dinas Pemajuan Desa Adat yang khusus mengurus segala hal yang berkaitan dengan desa adat.

Disamping itu, Majelis Desa Adat yang ada di masing-masing kabupaten/kota dan pusatnya di provinsi dijanjikan untuk dibuatkan kantor yang representatif oleh Gubernur Bali. Mulai tahun 2020, tiap desa adat juga diberikan dana sebesar 300 juta per tahun untuk pemberdayaan desa adat. Intinya keberadaan desa adat sangat penting peranannya sehingga benar-benar diperhatikan oleh pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi.  

Sejak dahulu, Bali sudah dikenal secara nasional. Beberapa kali nama Bali muncul di tingkat nasional karena sukses melaksanakan program pemerintah pusat. Peran desa adat sudah terbukti dalam mensukseskan program pemerintah pusat. Seperti 1) program Keluarga Berencana (KB) sangat berhasil di Bali karena sistem banjar; 2) Program wajib belajar 9 tahun dalam bidang pendidikan juga bisa berhasil karena adanya pendekatan adat melalui sistem banjar; dan 3) dalam bidang pertanian, subak diakui oleh dunia internasional karena sistem pertaniannya yang efektif dan efisien.

Jasmerah, demikian ungkapan besar dari Bung Karno. Untuk itu penting menengok kembali proses awal pendirian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di tahun 1984. Kenapa saat itu dipilih desa adat sebagai basis LPD? Kenapa bukan desa dinas? Apa keistimewaan desa adat? Pertanyaan itu perlu dijawab oleh generasi muda sebagai generasi penerus. Jawaban atas pertanyaan itu terdapat dalam buku “30 tahun LPD Bali” yang diterbitkan oleh LPLPD.

Buku itu menjelaskan bahwa, dipilihnya desa adat sebagai basis pendirian LPD karena 1) Desa adat merupakan lembaga yang telah mengakar dan dihormati oleh krama-nya; 2) Desa adat telah mempunyai aturan baik secara tertulis maupun tidak tertulis; 3) Desa adat merupakan suatu lembaga tradisional dan bersifat kelompok yang didasarkan pada geografis adat, dimana terdapat interkasi sosial yang terjadi sehari-hari sehingga mengakibatkan tumbuhnya rasa kesatuan dan kerjasama alamiah sebagai perwujudan gotong royong; dan 4) Desa adat mempunyai kewajiban dan beban tanggung jawab yang cukup besar bisla dibandingkan dengan hak yang dimiliki.

Saat tini, tanpa terasa, masyarakat Bali sudah mengkarantina diri dengan diam di rumah lebih dari 14 hari. Sesuai informasi yang beredar di berita online maupun di media sosial bahwa untuk memutus penyebaran virus corona dibutuhkan waktu 14 hari. Harusnya virus itu sudah pergi dari Bali. Karena masyarakat Bali sudah diam di rumah lebih dari yang disyaratkan.

Benarkah virus itu sudah pergi dari Bali? Saya rasa belum, hal ini perkuat oleh data bahwa jumlah ODP yang makin bertambah serta adanya perubahan status, dari status siaga darurat dinaikkan menjadi tanggap darurat. Artinya virus ini masih berada di sekitar kita. Penyebaran virus akan terhenti jika semua masyarakat Bali tanpa terkecuali benar-benar diam di rumah.

Faktanya masih banyak masyarakat yang beraktivitas di tempat keramaian, seperti di pasar tradisonal. Masyarakat datang ke pasar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Pertanyaannya, sampai kapan kita harus diam di rumah? Apakah harus menyelesaikan 14 hari sesi kedua?.

Jika hal yang tidak diinginkan terjadi, yakni penyebaran virus corona kian ganas, maka saatnya benteng terakhir pertahanan Bali yaitu desa adat tampil sebagai “panglima perang” menghadapi virus ini. Desa adat sudah terbukti berhasil sebagai benteng dalam menjaga budaya, dan adat Bali.

Saat ini desa adat harus tampil di depan untuk  menyelamatkan krama Bali dari virus corona. Caranya, masing-masing desa adat melakukan semacam “nyepi desa” selama 14 hari. Krama adat dipastikan tunduk dengan adat. Dalam konteks ini, paruman desa adat jauh lebih bertaring daripada surat imbauan dari pemerintah. Sehingga bisa memberi garansi bahwa karantina diri selama 14 hari akan berhasil dilakukan.

Berikutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana caranya agar krama adat tidak kelaparan? Lagi-lagi desa adat hadir sebagai solusi. Saatnya desa adat bergerak dengan cara menggunakan kas desa adat. Seperti diketahui, salah satu sumber dana desa adat adalah dari laba LPD  berupa 20% untuk dana pembangunan desa dan 5% untuk dana sosial.

Dana ini bisa digunakan untuk menjamin kehidupan dan untuk membiayai kebutuhan pokok kramanya selama 14 hari. Saatnya Bendesa adat berani membuat keputusan. Untuk sementara waktu, lupakan dana yang dimiliki untuk pembangunan fisik. Utamakan untuk kebutuhan pokok krama adat. Beberapa desa adat sudah melakukan, diantaranya desa adat Panjer, Denpasar Selatan, Desa adat Selulung Kintamani, dan desa adat Wanagiri, Tabanan. Semoga banyak lagi desa adat yang benar-benar hadir sebagai pahlawan bagi krama adatnya. Astungkara. [T]

Tags: covid 19desa adat
Previous Post

Korona, Belajar di Rumah, dan Matinya Belajar Hapalan

Next Post

Kami Pun Karantina Dalam Kamar

I Nengah Suarmanayasa

I Nengah Suarmanayasa

Staf pengajar di FE Undiksha-Singaraja

Next Post
Kerja di Kapal Pesiar, “Macolek Pamor” Dianggap Kaya

Kami Pun Karantina Dalam Kamar

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co