1 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Arsitektur Pura Agung Besakih: Menjaga Tradisi

Nyoman Gde SuardanabyNyoman Gde Suardana
April 6, 2020
inEsai
Arsitektur Pura Agung Besakih: Menjaga Tradisi

Gambar Perspektif Pura Agung Besakih (Sketsa Made Widnyana Sudibya)

202
SHARES

Tentu sudah dimaklumi bersama bahwa upacara “Betara Turun Kabeh” di Pura Agung Besakih, puncaknya berlangsung pada ‘Purnama Sasih Kedasa’, hari ini, Selasa, 7/4/2020. Berikut prosesi “nyejer” dilaksanakan hingga 14/4/2020. Serangkaian dengan penyelenggaraan upacara tersebut, ada baiknya pula mengetahui sisi arsitektur Pura Agung Besakih. Apa saja yang bisa disimak dari Pura terbesar di pulau Bali ini?.

———————————————————

Pura Agung Besakih (Foto N.G. Suardana, 2019)

Pura Agung Besakih berlokasi di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali. Belum ada data pasti, entah kapan Pura Agung ini mulai dibangun. Konon, berdasarkan lontar “Markandya Pura”, awal berdirinya dikisahkan sejak kedatangan Hyang Rsi Markandya bersama para pengikutnya datang dari Jawa Timur ke pulau Bali. Diperkirakan sekitar abad ke-delapan. Mereka melangsungkan upacara penanaman pancadatu (lima jenis logam mulia) seperti emas, perak, tembaga, timah, besi, dengan maksud agar tak tertimpa petaka atau marabahaya. Penataannya disesuaikan dengan tatanan kosmologis (pengider-ider) jagat. Nah, tempat penanaman pancadatuitulah akhirnya dinamakan Basuki/Basukian, yang punya arti rahayu (diberi keselamatan). Konon, di areal Pura Basukian inilah pertama kalinya tempat diterima wahyu Tuhan oleh Hyang Rsi Markendya. Lantas para ahli memperkirakan tempat itu sebagai Pura Agung Besakih.

Beberapa abad kemudian, Mpu Kuturan datang, melakukan penataan kembali Pura Agung Besakih sekitar tahun 929 Saka (1007 M), semasa pemerintahan Raja Udayana. Penataan itu bertitik tolak atas penghayatan beliau secara spiritual. Mencermati, menata dan menyempurnakan tempat penanamanpancadatu yang pernah dilakukan Rsi Markandya sebelumnya. Berangkat dari penataan itulah mulai ada kejelasan adanya area pokok atau inti, area penyangga (diwujudkan dalam konsep Catur Lawa, seperti Pura Penyarikan, Pande, Ratu Pasek, Seganing), dan area penunjang.

Pada area inti antara lain terdapat candi bentar, bale pegat, bale kulkul, bale pelegongan, bale pegambuhan, bale ongkara, kori agung, bale pawedan, bale agung, bale pesamuan agung, bale tengah, bale papelik, beberapa meru tumpang 11, tumpang 9, tumpang 7, tumpang 5, tumpang 3, sanggar agung, bale tengah, bale paruman alit, bebaturan,bale kembang sirang, bale gong, gedong bale panggungan, dan bale kampuh. Area inti disebut sebagai sapta petala (area tujuh lapis) atau kerap pula disebut area luhuring ambal-ambal.

Pembagian ini bercermin dari adanya teori tujuh pelapisan alam. Area ini juga dibagi berdasarkan konsep Tri Loka — alam bawah (bhur), tengah (bwah), atas (swah) yang dalam bahasa keilmuan semesta disebut lapisan hidrosfer, litosfer dan atmosfer. Konsep tersebut di ataslah kemudian melahirkan konsep sapta mandala (dibagi tujuh ruang) dalam area inti, dari hulu hingga jaba sisi.

Era Kerajaan Gelgel

Periode berikutnya berlanjut pada zaman kerajaan Gelgel, khususnya pada era pemerintahan Dalem Waturenggong. Lontar Raja Purana “Pangandika ring Gunung Agung” menyebutkan bahwa keberadaan Pura Besakih kian memperoleh perhatian besar pada jaman keemasan kerajaan Gelgel di bawah pemerintahan Dalem Waturenggong. Disebutkan pula, Pura Besakih, selain berfungsi sebagai sthanaDewa Sambu di timur laut pangider bhuwana, dalam ritualnya juga berfungsi sebagai titik sentral. Lantas Besakih dinyatakan sebagai parahyangan ‘Madyanikang Padma Bhuwana’, berstatus sebagai ‘Pura Sad Kahyangan’ (Padma Bhuwana) dan ‘Penyungsungan Jagat’.

Dikisahkan, dalam masa kejayaan Dalem Waturenggong, Raja dikenal sangat arif bijaksana dalam memimpin pemerintahan. Pada saat inilah diperkirakan sejumlah padharmantumbuh di Bali. Pada zaman ini pula diceritakan datang seorang tokoh agama, Mpu Dwijendra (pada 1489 M) dari Jawa ke Bali yang diangkat oleh Raja sebagai ‘Bhagawanta’ Istana. Konon salah satu muridnya yang terkenal pada waktu itu adalah Rakryan Panulisan Dawuh Bale Agung yang berperan sebagai ‘Penyarikan Dalem’. Lantaran beliau memiliki keahlian di bidang kesusastraan dan filsafat. Di era kedatangan Mpu Dwijendra (Dang Hyang Nirartha) dari Majapahit inilah dibangun pula ‘Padmasana Tiga’ di Penataran Agung Besakih.

Kawasan Pura Besakih

Sesungguhnya, kawasan Pura Besakih memang sangat luas. Terdapat tak kurang dari 18 Pura Pakideh (pura yang tergolong pura umum), 13 Pura Pedharman dan lebih dari 15 pura paibon. Sebagaimana sudah disebut, ada area inti, penyangga dan penunjang, maka memasuki kawasan Pura Agung Besakih, dari bagian hilir/bawah (soring ambal-ambal) hingga ke hulu, terdapat beberapa gugus pura.

Paling depan dari kompleks pura itu adalah Pura Pasimpangan. Sesudahnya, ada Pura Tirta Sudamala. Berikutnya Pura Dalem Puri, Pura Tirta Empul dan Pura Manik Mas — terletak di seberang timur jalan dan sungai. Kelompok pura selanjutnya yang tempatnya paling berdekatan adalah Pura Bangun Sakti, Pura Tirta Tunggang, Pura Goa Raja, Pura Ulun Kulkul (Catur Lokapala-Barat). Tak jauh dari tempat itu, berdiri Pura Merajan Selonding, Pura Merajan Kanginan dan Pura Banua Kawan. Selain dijumpai pula adanya wantilan, Pura Mrajapati Hyangaluh dan Bancingah Agung.

Sebelum menapaki sejumlah tangga (undag), area terdepan dari kompleks Pura Penataran Agung, pemedek akan melewati sisi kanan dari Pura Basukian. Usai melewatinya, pemedek akan dapat melangkah di undag bagian tengah yang hendak menuju Pura Penataran Agung Besakih (sebagai pusat tengah) maupun melalui undag samping yang hendak menuju Pura Pasimpenan Dukuh Sedaning, Pura Ratu Pasek, kompleks pura pedharman, Pura Ratu Penyarikan, Pura Kiduling Kreteg, hingga ke Pura Gelap (Catur Lokapala-Timur), Pura Pangubengan dan Pura Tirta Pingit.

Di sayap kanan (sebelah barat laut) dari Pura Penataran Agung terhadap Perantenan Suci. Tak jauh dari tempat ini terdapat Pura Ratu Pande (Catur Lawa), Pura Batumadeg (Catur Lokapala-Utara), Pura Tirta Sangku, Pura Paninjoan dan Pura Dukuh Sedaning (Catur Lawa).

Jejak Historis, Fungsi dan Makna

Pura Basakih merupakan pura terbesar dan termegah di Bali serta sebagai jejak perjalanan sejarah panjang peradaban spiritual Bali. Maka pura ini merupakan salah satu warisan budaya leluhur nan adiluhung. Keberadaannya perlu terus dijaga dan dilestarikan untuk keberlanjutan kegiatan spiritual masyarakat Hindu di Bali maupun yang berada di luar Bali, dari generasi ke generasi kemudian.

Beberapa jenis bangunan suci yang telah disebutkan tadi secara garis besar memiliki fungsi dan makna spesifik. Misalnya bangunan meru, menonjolkan keindahan dan keagungan atap bertumpang berbahan ijuk dengan dinding-dinding dari papan di belakang dan sisi-sisi samping. Jumlah tumpang yang selalu ganjil pada meru memiliki makna kalepasan. Konstruksi rangka atau kayu-kayunya tidak diperkenankan menggunakan kayu sembarangan, tapi memiliki kelas khusus untuk bangunan-bangunan pemujaan.

Fungsi meru sesungguhnya untuk tempat pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Dewa-dewa dan leluhur. Sebutan meru itu sendiri konon berasal dari nama gunung di surga yang salah satu puncaknya disebut Kailasa. Jadi meruboleh dikata sebagai replikasi Gunung Meru itu. Bentuk lain seperti gedong punya kemiripan dengan tugu. Bagian kepala gedong terbuat dari konstruksi kayu, atapnya ijuk (untuk di pura) atau disesuaikan dengan fungsinya. Denahnya bujur sangkar. Jika gedongitu atapnya bertumpang, disebut Gedong Sari untuk tempat pemujaan di pura-pura Kahyangan Jagat. Tentang dasar-dasar ukuran gedong, proporsi bebaturan dan rangka ruangnya berpatokan pada ketentuan tradisional Bali.

Ada bangunan yang dikategorikan sebagai bangunan pelengkap atau runtutan, disebut papelik. Bentuk dan konstruksinya mirip bangunan gedong, terbuka tiga sisi ke depan dan sisi-sisi samping. Memiliki fungsi untuk penyajian sarana dan perlengkapan upacara. Sementara bale pawedan menghadap ke timur, atau sesuai dengan orientasi bangunan pemujaan. Adanya bale kulkul, bale panggungan, bale gong, bale pegambuhan, dan lain-lain turut melengkapi bangunan-bangunan sucinya.

Maka, bagi masyarakat Hindu di Bali maupun di luar Bali, sejatinya keberadaan Pura Besakih memberi makna yang sangat mulia, yakni sebagai lambang “pemersatu umat”. Di dalamnya berbagai simbol kebudayaan religius berakar. Begitu pula gubahan arsitektur puranya yang indah dan terstruktur, teguh berdiri mengikuti kaidah ajaran agama Hindu serta memiliki nilai estetis religius. Arsitektur Pura Agung Besakih tak bisa dipisahkan dengan peristiwa bersejarah yang terjadi sebelumnya. Peristiwa senantiasa berhubungan dengan ruang dan waktu. Kedatangan para Mpu ke Bali (Besakih) dalam periode waktu tertentu dulu, membuktikan hal itu. Penataan secara arsitektural yang berlandaskan pada nilai-nilai falsafah agama, etika dan ritual adalah dalam upaya menuju “penyempurnaan” dari apa yang telah dibuat sebelumnya.

Sebagai salah satu jejak peradaban Bali, wujud arsitektur Pura Besakih tak dapat dipungkiri ada di belakang produk masa lalu. Namun roh penghubung pertalian antara masa lalu dengan masa depannya mewujud dalam karya agung arsitektur Pura Besakih masa kini. Keberadan peristiwa arsitektur di dalam ruang bisa diamati dengan indera dan referensi pemahaman kita terhadap historikal arsitekturalnya. Dengan kata lain, ada hubungan timbal balik. Waktu bisa diketahui eksistensinya dalam peristiwa arsitektur, sebaliknya peristiwa arsitektur yang di dalamnya ada tradisi akan menemukan maknanya secara utuh di dalam waktu.

Dalam hubungannya dengan tradisi, untuk dapat menghayati dan memahami tradisi dengan baik, manusia harus berada dalam kejernihan hati dan pikiran. Agar dapat “mendengarkan” apa yang “dikatakan” oleh tradisi luhur itu. Wujud arsitektur Pura Agung Besakih sebagai arsitektur warisan nan adiluhung berhulu dari nilai-nilai spiritual-religius. Merupakan suatu kenyataan yang mesti dihayati dan dipahami. Arsitektur Pura Agung Besakih boleh dikata sebagai wadah suci penghubung persembahan dan niat bakti tulus manusia ke hadapan Tuhan Yang Maha Pencipta, dengan segala manifestasinya. [T]

Tags: arsitekturPura BesakihTradisi
Previous Post

Pementasan “Kaukah Itu, Ibu?” Katarsis Aktor di Tengah Lingkaran Penonton

Next Post

Śraddha-Jñana-Wiweka: Tri Dharma Hindu Nusantara — Tiga Pilar Dasar Merumuskan Tradisi Hindu Nusantara

Nyoman Gde Suardana

Nyoman Gde Suardana

Lahir di Desa Jagaraga, Buleleng, Bali, 21 September 1956. Anak ketiga pasangan I Ketut Taram (alm) dan Ni Nyoman Paitja (alm) ini memperoleh gelar sarjana arsitektur (Ir) dari Fakultas Teknik Universitas Udayana, Bali, 1988 dan Magister Teknik (MT) Jurusan Arsitektur FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 2002. Hobi, selain melukis, main musik dan menulis puisi, juga gemar menulis artikel di beberapa media cetak, terutama yang berhubungan dengan arsitektur, seperti di surat kabar “Bali Post”, “Nusa Bali”, Majalah “INDONESIA design”, Jarrak Pos, dll. Buku pertamanya bertajuk “Arsitektur Bertutur” terbit pada 2005, buku keduanya, “Figur-Figur Arsitektur Bali” pada 2011, dan buku yang ketiga, Rupa Nir-Rupa Arsitektur Bali (2015). Saat ini masih aktif sebagai dosen pada Prodi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Dwijendra, Denpasar.

Next Post
Śraddha-Jñana-Wiweka: Tri Dharma Hindu Nusantara — Tiga Pilar Dasar Merumuskan Tradisi Hindu Nusantara

Śraddha-Jñana-Wiweka: Tri Dharma Hindu Nusantara — Tiga Pilar Dasar Merumuskan Tradisi Hindu Nusantara

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    “Muruk” dan “Nutur”, Belajar dan Diskusi ala Anak Muda Desa Munduk-Buleleng

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Film “Mungkin Kita Perlu Waktu” Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Tulak Tunggul Kembali ke Jantung Imajinasi

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tembakau, Kian Dilarang Kian Memukau

by Petrus Imam Prawoto Jati
May 31, 2025
0
Refleksi Semangat Juang Bung Tomo dan Kepemimpinan Masa Kini

PARA pembaca yang budiman, tanggal 31 Mei adalah Hari Tanpa Tembakau Sedunia. Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan...

Read more

Melahirkan Guru, Melahirkan Peradaban: Catatan di Masa Kolonial

by Pandu Adithama Wisnuputra
May 30, 2025
0
Mengemas Masa Silam: Tantangan Pembelajaran Sejarah bagi Generasi Muda

Prolog Melalui pendidikan, seseorang berkesempatan untuk mengembangkan kompetensi dirinya. Pendidikan menjadi sarana untuk mendapatkan pengetahuan sekaligus mengasah keterampilan bahkan sikap...

Read more

Menjawab Stigmatisasi Masa Aksi Kurang Baca

by Mansurni Abadi
May 30, 2025
0
Bersama dalam Fitri dan Nyepi: Romansa Toleransi di Tengah Problematika Bangsa

SEBELUM memulai pembahasan lebih jauh, marilah kita sejenak mencurahkan doa sembari mengenang kembali rangkaian kebiadaban yang terjadi pada masa-masa Reformasi,...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Perayaan Penuh Kelezatan di Ubud Food Festival 2025

MEMASUKI tahun ke-10 penyelenggaraannya, Ubud Food Festival (UFF) 2025 kembali hadir dengan semarak yang lebih kaya dari sebelumnya. Perayaan kuliner...

by Dede Putra Wiguna
May 31, 2025
ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”
Panggung

ft. moreNarra di Acara “ASMARALOKA”—Album Launch Showcase dari Arkana: “Ya, Biarkan”

MENYOAL asmara atau soal kehidupan. Ada banyak manusia tidak tertolong jiwanya-sakit akibat berharap pada sesuatu berujung kekecewaan. Tentu. Tidak sedikit...

by Sonhaji Abdullah
May 29, 2025
Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025
Panggung

Sulaman Sejarah dan Alam dalam Peed Aya Duta Buleleng untuk PKB 2025

LANGIT Singaraja masih menitikkan gerimis, Selasa 27 Mei 2025, ketika seniman-seniman muda itu mempersiapkan garapan seni untuk ditampilkan pada pembukaan...

by Komang Puja Savitri
May 28, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [16]: Genderuwo di Pohon Besar Kampus

May 22, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co