Oleh: Kadek Ari Anggarini – SMAN Bali Mandara
“Hei, bagaimana kau bisa sampai di sini?” ucap seseorang dengan cangkul di bahunya, yang berdiri tak jauh dariku.
Aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas, namun aku dapat melihat dengan jelas bentuk tubuhnya yang kerdil dan bungkuk. Tempat apa ini? Mengapa aku berada disini? Apa yang aku lakukan disini? Siapa dia? Pikiranku dibanjiri pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri pun tak mampu menjawabnya.
“Rik…rik….!”
Pandanganku kemana-mana, aku seperti mendengar suara seseorang memanggilku. Aku telusuri arah suara itu, “Rikkk…, Rikkkk…” suaranya makin keras tapi aku tak melihat siapa pun.
Tiba-tiba “bruuugh”, sebuah handuk hinggap tepat di wajahku. Aaahhh ternyata ibu. Aku masih setengah sadar dari mimpi membingungkanku.
“Ayo bangun, mandi…, ini udah jam 09.00,” ujar Ibu.
Aku terkejut dan segera bangun, kulirik jam di dinding kamarku. “Haaahhh…., pukul 04.00,” kejutku sembari tergeletak kembali diatas kasur.
Tak terasa menit demi menit berlalu, aku masih tetap dengan posisi enakku saat ini. Dan aku mendengar suara langkah kaki seseorang dengan sandal yang diseret saat berjalan. Tampaknya itu Ibu. Aku segera memulihkan kesadaranku dan begegas menuju kamar mandi, “ahhh tidakkk” ucapku dalam hati.
Nampaknya semesta pun tak mendukung perjalanan ku untuk merasakan nikmatnya guyuran air gayung kamar mandi pagi ini, karna aku harus mengantri untuk mendapat giliran. Aku tinggal di salah satu desa di Kecamatan Gianyar dengan 5 kepala keluarga di satu pekarangan rumah, pemandangan seperti ini sudah biasa aku alami.
Hari ini adalah hari ke-5 aku mengikuti kelas maya dari rumah karena pandemik corona “covid-19” saat ini. Bagiku rumah merupakan satu-satunya nya istana yang membuatku nyaman, ketapa tidak?
Aku bisa meluapkan perasaanku disini, aku bisa menghancurkan dapur hanya untuk memasak makanan ataupun camilan kesukaanku, aku juga bisa mengekpresikan diriku dalam bernyanyi dan bahkan mempersiapkan naskah untuk projek drama angkatanku.
Dan yang paling penting dengan d irumah ini aku bisa berkumpul dengan keluarga sekaligus bisa membantu pahlawan-pahlawan Indonesia di dunia kesehatan dalam memberantas penyebaran covid-19 ini dengan tetap berdiam diri dirumah.
Aku memilih untuk fokus mengerjakan Unit Kegiatan Belajar Mandiri di bidang Geografi kali ini, karna di dalamnya terdapat 3 bab penting yang harus aku kerjakan yaitu Litosfer, Atmosfer, dan Hidrosfer.
Sesekali aku mengistirahatkan diriku dengan melihat gadget miliku, mungkin saja ada informasi penting mengenai daring kelas maya, ataupun notifikasi kabar dari teman-temanku.
Selain itu, update mengenai covid-19 pun banyak disiarkan di siaran-siaran televisi, pemerintah pun sudah menghimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun dan mengenakan masker apabila sakit. Semoga saja dengan hal itu penyebaran virus ini tidak marak lagi ditengah masyarakat.
Kelihatannya matahari sudah tidak sabar berganti peran dengan bulan, hari juga sudah semakin gelap . Aku mengabiskan 3 jam kedepan dengan memasak sedikit kentang goreng untuk camilan dan melanjutkan belajarku.
Namun ada sedikit pembeda kali ini, aku seperti mencium aroma yang tidak asing di hidungku, kutelusuri arah bau itu, ternyata ibu sedang menggoreng ikan , dan sungguh itu surga dunia terindahku di rumah. Dan ya, aku tak bisa lagi menahan gaya tarik gravitasi pada kasurku, aku terjun ke pulau kapuk dan bersiap untuk terlelap. [T]