Pendiam
dalam gelap hitam tanpa cahaya
ruang kosong tak berteman
sendiri saja selamanya?
kembali
dengar
suara itu memanggil lagi
samar bisik daun kasna
di sini tak seorang pun
tak seorang pun
Tertahan
hamba merindumu dari kejauhan
sejauh mata kanak kehilangan bayang
sewaktu kematian duduk di ruang tamu
ketuk pintu dimana tuan membeku
hamba dapati diri jadi asing
ini kepala bukan milik lagi
semua nafas gelisah
terengah di tabir
terakhir
Jelaga
di puncak gunung yang tinggi
aku menyebut namaku berulang kali
nama adalah mantra
oleh moyangku menata
di darahku aksara tereja
mereka jadi dewa
lihatlah api
yang berkelip dari rongga rambutmu
siapa kau dan aku?