5 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

Doa, Pada Siapa?

IGA Darma PutrabyIGA Darma Putra
March 17, 2020
inEsai
Swastyastu, Nama Saya Cangak
116
SHARES

Sudah lama kita tidak lagi menaruh hormat kepada tempat tinggal dewa gunung. Atas nama perut, kita lepaskan batu-batu dan tanah-tanah penyangganya. Lalu kita ganti dengan semen-semen yang seperti anugerah dan terkutuk itu. Jika keluar api dari gunung, kita ketakutan mengungsi kemana-mana. Kita tinggalkan gunung-gunung yang awalnya kita puja-puja sebagai palinggih batara. Meninggalkan gunung, sama dengan meninggalkan palinggih batara. Dimana letak pengabdian kita yang sudah terlanjur mengaku sebagai pemuja yang setia?

Meninggalkan palinggihsudah terjadi ratusan tahun lalu, dicatat oleh Mpu Tanakung. Entah karena apa palinggih-palinggih itu ditinggalkan. Banyak bangunan rusak, persada ditumbuhi rerumputan, patung penjaga tergeletak begitu saja di atas tanah tanpa tenaga. Burung-burung di dekatnya menjerit. Seperti hati perempuan yang ditinggal mati suaminya. Perempuan memang berarti kesetiaan. Ada banyak cerita yang bisa kita jadikan sumber bacaan, bahwa kesetiaan perempuan tidak perlu diragukan lagi. Saat seorang Raja mati, para istrinya menunjukkan kesetiaan dengan bunuh diri. Saya belum melihat atau membaca, ada raja yang bunuh diri untuk menunjukkan kesetiaan pada istrinya.

Ada banyak jerit kesedihan yang serupa dengan jeritan burung-burung di dekat palinggih yang dituturkan oleh Tanakung. Ada orang-orang yang menjerit karena tanahnya akan diambil oleh korporasi tertentu karena sesuatu dan lain hal. Ada jerit nelayan yang tidak bisa lagi melaut dengan tenang, karena lautnya berubah jadi tumpukan tanah. Ada pakaseh yang menjerit, karena aliran-aliran sungainya hendak dibanguni rumah-rumah mewah. Ada anak-anak kecil menjerit, karena tidak tahu rasanya memakai seragam sekolah. Ada juga pekik kecil dari para orang tua yang kesehatannya tidak bisa dijamin oleh negara. Jika beragam jeritan tangis ini kita catat, kertas panjang yang dibentangkan dari ujung ke ujung pulau Bali, tidak akan cukup.

Kita ini adalah pendosa yang pura-pura jadi pendoa. Mulut kita lebih tajam dari pisau-pisau yang menggorok leher binatang yang konon kita korbankan untuk keselamatan dunia. Mereka, binatang-binatang itu dikorbankan nyawanya, dan kita [manusia] hanya bisa bicara. Bicara dengan nada kasar, kita sebut demo. Bicara dengan nada halus, kita sebut doa. Demo dan doa sama saja, keduanya dihasilkan dari kristalisasi pemikiran atas sesuatu yang tidak bisa terselesaikan. Demo dan doa sama-sama dilahirkan dari situasi yang eksplosif.

Sudah lama kita tidak menaruh hormat pada tempat tinggal dewa dan dewi laut. Kita sebut laut dengan sagara. Sagara konon juga tempat tinggal batara. Batara di sagara kita sebut batara sagara. Kita yakini itu, meski tidak pernah sekalipun kita benar-benar melihatnya dengan mata terbuka. Kita tidak pernah bertanya, dari mana datangnya keyakinan itu. Yang kita tahu, sagara adalah wilayah yang mistis dan menjadi palinggih batara.

Karena kita yakini di sagara ada batara, maka kesana kita nunas tirtha. Ke sagara pula, kita hanyutkan sisa-sisa pembakaran moyang yang kita cintai. Untuk apa kita hanyutkan seseorang yang kita cintai, jika bukan karena keyakinan dan kepercayaan bahwa moyang akan baik-baik saja di sagara. Dia akan dijaga dengan baik oleh batara sagara sebelum kita pinta kembali dan kita dudukkan di rumah. Yang jelas, kita percaya bahwa sagaraadalah tempat penyucian segala kekotoran. Bayangkan betapa sucinya makhluk-makhluk yang berumah di sagara. Makhluk-makhluk suci mistik itu pula yang kita jerat dengan sampah-sampah plastik.

Ada-ada saja ulah kita manusia. Tapi kita tidak pernah malu mengutip kata-kata Sarasamuccaya, ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwwang juga wenang gumawayaken ikang subha asubha karma, kuneng panentasakena ring subha karma juga ikang asubha karma, phalaning dadi wwang [dari segala yang ada, hanya penjelmaan manusia ini yang dapat melakukan perbuatan baik dan buruk, sesungguhnya yang akan menyucikan hanya perbuatan baik (dari) perbuatan buruk itu, pahalanya lahir sebagai manusia].

Konon menjelma sebagai manusia adalah anugerah, karena dengan berbuat baik kita bisa menyucikan segala perbuatan buruk. Semoga kita adalah manusia yang tabah, jadi tidak tergoda untuk menguasai surga karena mendapat anugerah. Niwatakawaca jadi takabur karena anugerah yang diberikan kepadanya. Salah satu ciri takabur adalah lupa. Kita lupa sudah lama tidak menaruh hormat pada palinggih batara gunung dan laut. Kita juga lupa, sudah lama kita tidak menaruh hormat pada tempat tinggal dewa dan dewi di alam kecil: tubuh, badan. Kita sudah lupa rasanya memanusiakan manusia.

_______

KaCang:

Doa     : kita ucapkan tapi tidak mengerti kepada siapa

Tags: doarenungansastra
Previous Post

Jayaprana

Next Post

Tiada

IGA Darma Putra

IGA Darma Putra

Penulis, tinggal di Bangli

Next Post
Tiada

Tiada

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ritual Sebelum Bercinta | Cerpen Jaswanto

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

Meningkat, Antusiasme Warga Muslim Bali Membuka Tabungan Haji di BSI Kantor Cabang Buleleng

May 16, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Kopernik dan Jejak Timor di Ubud Food Festival 2025

“Hey, do you sell this sauce? How much is it?” tanya seorang turis perempuan, menunjuk botol sambal di meja. “It’s...

by Dede Putra Wiguna
June 5, 2025
Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Menjaga Rasa, Menjaga Bangsa | Dari Diskusi Buku “Ragam Resep Pangan Lokal” di Ubud Food Festival 2025

MATAHARI menggantung tenang di langit Ubud ketika jarum jam perlahan menyentuh angka 12.30. Hari itu, Minggu, 1 Juni 2025, Rumah...

by Dede Putra Wiguna
June 4, 2025
Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng
Kuliner

Lalapooh: Cinta, Crepes, dan Cerita di Tengah Pasar Senggol Pelabuhan Tua Buleleng

SORE menjelang malam di Pasar Senggol, di Pelabuhan Tua Buleleng, selalu tercium satu aroma khas yang menguar: adonan tipis berbahan...

by Putu Gangga Pradipta
June 4, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co