6 June 2025
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis
No Result
View All Result
tatkala.co
No Result
View All Result

BUCIN (Buku dan Cinta)

Ozik Ole-olangbyOzik Ole-olang
January 14, 2020
inEsai
BUCIN (Buku dan Cinta)
16
SHARES

Sudah lama saya tidak ke toko buku. Lalu di malam itu, kebetulan ada acara literasi di Malang yang ada bazar bukunya. Sekalian, pertama karena memang gabut gak ada pasangan kerjaan dan aktifitas. Ke dua, ya hitung-hitung untuk kembali meremajakan gairah membaca yang sudah mulai memudar beberapa tahun terakhir ini.

Nahas, setelah sampai di lokasi bazar buku, saya tiba-tiba bimbang. Bingung antara lihat-lihat buku atau malah lihat-lihat yang beli buku. Pasalnya, selain ramai karena banyak pengunjung, di sana juga ramai akan cewek-cewek cantik. Ampun, jadi salah niat saya waktu itu.

Bayangan saya ke sana adalah banyak buku-buku dengan judul yang luar biasa. Yang pas dengan selera saya yang sok-sokan indie meski suka tidur si sore hari. Paling tidak lah dua dari tiga syarat jadi anak indie sudah saya miliki. Puisi, kopi, dan senja. Puisi dan kopinya sudah sip, tinggal senjanya yang ketinggalan. Tak apa, aku jadi anak separuh indie juga tak masalah.

Awal ekspektasinya sih gitu. Lihat-lihat buku sastra yang bisa bikin mata manja dan hasrat membaca bisa semakin membara. Meski tak bisa memiliki semua, setidaknya bisa elus-elus kovernya sambil ngarep-ngarep ada yang ngisi rekening secara diam-diam biar bisa beli buku tanpa mengorbankan perut di akhir bulan.

Wuss, semua itu lenyap melayang setelah banyak ciwi-ciwi canteq berkeliaran di depan mata. Buku-buku itu kalah menarik dengan pengunjung-pengunjung yang datang. Mata saya pun tak jadi menelisik judul-judul buku yang sudah ditata di meja. Ya, sesekali menunduk pura-pura cari buku, setelah itu toleh kanan toleh kiri. Siapa tahu ada yang cantik yang bisa dinikmati mata. Sayang, hanya boleh dilihat tak boleh dibawa.

Sempat muncul bayangan bisa dapet kenalan di toko atau bazar buku. Siapa tahu bisa jadi seperti kata Limbong pada Rangga dalam film Ada Apa dengan Cinta: “Berawal dari buku, berlanjut ke malam Minggu.” Tapi apalah daya, imajinasi hanyalah imajinasi.

Saya pun pulang dengan tangan kosong tak bawa buku apa-apa. Yang ada hanya membawa rasa iri dan sakit hati melihat cewek-cewek itu bersama laki-lakinya masing-masing. Sementara saya ke sana bersama temen-temen sesama jenisnya. Yampun, segitu ngenesnya saya.

Parahnya lagi, kebanyakan dari teman cowok yang bersama saya itu telah menyimpan hubungan romantis dengan ceweknya masing-masing. Paling-paling yang senasib dengan saya, yang masih jomblo singgle bisa dihitung tangan. Untungnya mereka masih mau menemani kaum-kaum tuna asmara untuk jalan bareng atau sekedar mengusir kegabutannya.

Setelah sampai di rumah kontrakan, seorang teman memposting sebuah foto di Whatsapp yang berlokasi di bazar buku yang saya kunjungi tadi. Lalu saya komen status itu. Saya bilang dalam chat: “Situ ke bazar mau lihat-lihat buku apa lihat-lihat yang beli buku?” Ternyata dia menjawab dua-duanya. Paling tidak, bukan hanya saya yang ke toko buku untuk lihat-lihat pengunjungnya. Masih ada yang lain selain saya. Berarti saya masih normal. Untung lah kalo gitu.

Saya pun bilang pada teman saya itu: “Kalau dulu waktu masih semester-semester awal mungkin yang akan fokus diliatin ya buku-bukunya. Tapi kalau sudah hampir-hampir semester dua digit kayak gini, apalagi masih jomblosinggle, nunduk sejenak baca beberapa judul buku sudah untung. Sisanya ya jelalatan liatin anak orang.”

Memang, godaan romantisme-romantisme di saat muda ini begitu menggelora. Bila dituruti, bisa jadi bucin tulen kau. Budak cinta. Ke mana-mana pacaran ngedate bawa anak orang. Uang habis buat nyenengin anak orang. Padahal perut sendiri belum pernah disenengin. Dengan alasan cinta dan pengorbanan (katanya) banyak muda-muda yang meramu kemesraan dengan mudi-mudi. Jadi golongan bucin dan bucinah.

Gak ada salahnya sih mau jadi bucin apa tidak, tapi coba dipikir kembali. Apa tidak percuma kalau waktu cuman dihabiskan untuk hal-hal yang berbau cinta-cintaan? Ok, bikin-bikin alasan kalau Si Do’i bisa membangkitkan semangat belajar dan mengerjakan tugas kuliah? Ok, boleh juga. Nggak-nggak, tak akan saya gunakan dalil halal-haram agama untuk membantahnya. Agama bukan cara instan untuk menang kawan.

Tapi mari pikir lagi. Tokoh nasional atau bahkan internasional mana yang besar namanya karena pacaran? Pak Habibi? Itu karena ilmunya, tapi kebetulan punya kisah romantis sama bininya dulu lalu diangkat sebagai film. Tapi yang lebih dianggap sama orang kan tetap ilmunya, bukan kisah romantisnya. Sekali lagi, tokoh siapa yang besar namanya karena pacaran? Tapi kalau tokoh yang besar dan terkenal nama serta perjuangannya karena buku itu banyak. Contohnya, Tan Malaka. Ya, dia adalah  imam jomblo seindonesia kawan.

Jadi pilih menghabiskan waktu dengan pacaran atau bergelut dengan buku? Ok, terserah anda. Mungkin akan banyak yang jawab: menghabiskan waktu dengan pacar sambil baca buku. Ok, jawaban sip itu. Jawaban aman. Tapi yakin bisa pacaran dan kencan sambil baca buku? Kok saya kurang yakin kalo ada cewek yang mau diajak kencan ke toko buku selain Cintanya Rangga ya. Dan saya pun kurang yakin ada laki-laki yang pede mau ajak pacarnya kencan ke toko buku selain Rangganya Cinta.

Aduh, kayaknya saya terlalu menggebu untuk mendebat orang yang pacaran ya. Baik, itu mungkin karena perjalan asmara saya yang kurang mulus. Sehingga saya sensitif dengan kata-kata pacar, kekasih, cinta, atau apalah macam-macam. Toh, pacaran itu ada gunanya juga meski tak sebanyak manfaat baca buku. Hehe. Masih mau bantah? Nulis artikel dulu lah biar adil kita orang.

Makanya, ketika orang nanya ke saya kenapa gak pacaran, maka jawaban saya adalah: alangkah percumanya kalau energi dan gelora yang menggebu di masa muda ini dihabiskan untuk main cinta-cintaan. Toh belum pasti juga bakal jadi pasangan selamanya. Bisa jadi putus tengah jalan atau bahkan bisa saja nahas ketika hampir menuju pelaminan, duh. Tapi kalau dihabiskan untuk baca buku, dijamin gak bakal rugi kalian-kalian.

Dak usah serius-serius membandingkan besar mana manfaat cinta-cintaan sama baca buku. Toh meski yang banyak baca buku juga belum tentu sukses. Tapi ingat, yang banyak baca saja belum tentu sukses, apalagi yang gak baca. Kan gitu?

Memang, melewati hidup tanpa cinta itu serasa hambar, abu-abu, gersang. Tapi plis, rasa cintanya itu memang gak salah, tapi cara mengungkapkannya yang sering kali salah. Kalau bisa cinta-cintaan sambil baca buku sih boleh saja, mantab itu. Dibawa nulis-nulis sajak biar kayak penyair-penyair gagah gitu. Ya bagus lah. Kalo bisa, sekali lagi kalo bisa.

Saya bukan orang yang anti pacaran-pacaran club. bukan anggota gerakan ITP (Indonesia Tanpa Pacaran). Toh dalam hati paling dalam saya juga pengen kok (tapi gagal), hiks hiks. Tapi mari buka mata lebar-lebar, alangkah baiknya kan kalau energi dan gelora muda kita itu dicurahkan untuk hal-hal yang lebih positif semisal membaca. Bisa maju melesat kalau gitu Indonesia. Sebab saya kurang yakin negara ini akan maju oleh orang-orang yang pacaran.

Datangi pasar buku, toko buku, bazar buku meski pada akhirnya malah jelalatan liatin anak orang. Itu adalah upaya kita untuk membentuk kecintaan pada buku. Kata Mbak Nana kan: “Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cuma satu buku. Cari buku itu. Mari jatuh cinta.” Ya, mari jatuh cinta. #ngodekamu

Maka setelah saya pulang ke kontrakan sehabis dari bazar buku itu, keesokan harinya saya kembali lagi. Mencoba memperbaiki niat yang rusak karena mata jelalatan saya. Saya cari buku meski sesekali masih lirik sana lirik sini liatin cewek cantik. Akhirnya saya putuskan untuk pulang membawa buku meski hanya satu. Pulang dengan bawa buku dan pikiran-pikiran yang tak menentu tentang cinta. Lalu saya nulis artikel dengan judul BUCIN (Buku dan Cinta). Bukunya didapat, cintanya entah ke mana. [T]

Tags: Bukucinta
Previous Post

“Teli Sempi Nyengket”, Canda Rasis, dan Taruhan Inferior Orang Nusa Penida

Next Post

Rias Pengantin Puluhan Juta? Ah, Santai, MUA Punya Rincian…

Ozik Ole-olang

Ozik Ole-olang

Pemuda asal Madura yang lahir di Lamongan dan berdomisili di kota Malang.

Next Post
Rias Pengantin Puluhan Juta? Ah, Santai, MUA Punya Rincian…

Rias Pengantin Puluhan Juta? Ah, Santai, MUA Punya Rincian…

Please login to join discussion

ADVERTISEMENT

POPULER

  • Covid-19 dalam Alam Pikir Religi Nusantara – Catatan Harian Sugi Lanus

    Sang Hyang Eta-Eto: Memahami Kalender Hindu Bali & Baik-Buruk Hari dengan Rumusan ‘Lanus’

    23 shares
    Share 23 Tweet 0
  • Hari Lahir dan Pantangan Makanannya dalam Lontar Pawetuan Jadma Ala Ayu

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Ini Sumbangan Ketut Bimbo pada Bahasa Bali | Ada 19 Paribasa Bali dalam Album “Mebalih Wayang”

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Lonte!

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

KRITIK & OPINI

  • All
  • Kritik & Opini
  • Esai
  • Opini
  • Ulas Buku
  • Ulas Film
  • Ulas Rupa
  • Ulas Pentas
  • Kritik Sastra
  • Kritik Seni
  • Bahasa
  • Ulas Musik

Tidak Ada Definisi untuk Anak Pertama Saya

by Dewa Rhadea
June 4, 2025
0
Tawuran SD dan Gagalnya Pendidikan Holistik: Cermin Retak Indonesia Emas 2045

KADANG saya mencoba menjelaskan kepada orang-orang seperti apa anak pertama saya. Tapi jujur saja, saya tidak tahu bagaimana harus mendefinisikannya....

Read more

The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

by Wulan Dewi Saraswati
June 4, 2025
0
The Voices After Cak!: Keriuhan di Balik-balik Tubuh yang Diguncang

MALAM di taman kuliner Ubud Food Festival sangat menggiurkan. Beberapa orang sudah siap duduk di deretan kursi depan, dan beberapa...

Read more

Susu dan Tinggi Badan Anak

by Gede Eka Subiarta
June 3, 2025
0
Puasa Sehat Ramadan: Menu Apa yang Sebaiknya Dipilih Saat Sahur dan Berbuka?

KALSIUM merupakan mineral utama yang diperlukan untuk pertumbuhan tulang kita, tepatnya untuk pertumbuhan tinggi badan. Kandungan kalsium tertinggi ada pada...

Read more
Selengkapnya

BERITA

  • All
  • Berita
  • Ekonomi
  • Pariwisata
  • Pemerintahan
  • Budaya
  • Hiburan
  • Politik
  • Hukum
  • Kesehatan
  • Olahraga
  • Pendidikan
  • Pertanian
  • Lingkungan
  • Liputan Khusus
Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

Gede Anta Wakili Indonesia dalam “International Visitor Leadership Program” di AS

June 5, 2025
Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

Perpres 61 Tahun 2025 Keluar, STAHN Mpu Kuturan Sah Naik Status jadi Institut

May 29, 2025
 Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

Haul Buya Syafii Maarif : Kelas Reading Buya Syafii Gelar Malam Puisi dan Diskusi Publik

May 27, 2025
911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

911—Nomor Cantik, Semoga Nomor Keberuntungan Buleleng di Porprov Bali 2025

May 21, 2025
Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

Inilah Daftar Panjang Kusala Sastra Khatulistiwa 2025

May 17, 2025
Selengkapnya

FEATURE

  • All
  • Feature
  • Khas
  • Tualang
  • Persona
  • Historia
  • Milenial
  • Kuliner
  • Pop
  • Gaya
  • Pameran
  • Panggung
Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025
Panggung

Abraham dan Cerita Sebotol Lion Brewery di Ubud Food Festival 2025

IA bukan Abraham Lincoln, tapi Abraham dari Lionbrew. Bedanya, yang ini tak memberi pidato, tapi sloki bir. Dan panggungnya bukan...

by Dede Putra Wiguna
June 6, 2025
Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali
Khas

Buku “Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali” Memperkaya Perspektif Kajian Sastra di Bali

BUKU Identitas Lintas Budaya: Jejak Jepang dalam Teks Sastrawan Bali karya Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt., memperkaya perspektif kajian sastra,...

by tatkala
June 5, 2025
Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas
Khas

Sederhana, Haru dan Bahagia di SMPN 2 Sawan: Pelepasan Siswa, Guru Purnabakti dan Pindah Tugas

“Kami tahu, tak ada kata maaf yang bisa menghapus kesalahan kami, tak ada air mata yang bisa membasuh keburukan kami,...

by Komang Sujana
June 5, 2025
Selengkapnya

FIKSI

  • All
  • Fiksi
  • Cerpen
  • Puisi
  • Dongeng
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [18]: Bau Gosong di “Pantry” Fakultas

June 5, 2025
Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

Lengkingan Gagak Hitam | Cerpen Mas Ruscitadewi

May 31, 2025
Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

Puisi-puisi Eddy Pranata PNP | Stasiun, Lorong, Diam

May 31, 2025
Kampusku Sarang Hantu [1]: Ruang Kuliah 13 yang Mencekam

Kampusku Sarang Hantu [17]: Wanita Tua dari Jalur Kereta

May 29, 2025
Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

Menunggu Istri | Cerpen IBW Widiasa Keniten

May 25, 2025
Selengkapnya

LIPUTAN KHUSUS

  • All
  • Liputan Khusus
Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan
Liputan Khusus

Kontak Sosial Singaraja-Lombok: Dari Perdagangan, Perkawinan hingga Pendidikan

SEBAGAIMANA Banyuwangi di Pulau Jawa, secara geografis, letak Pulau Lombok juga cukup dekat dengan Pulau Bali, sehingga memungkinkan penduduk kedua...

by Jaswanto
February 28, 2025
Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan
Liputan Khusus

Kisah Pilu Sekaa Gong Wanita Baturiti-Kerambitan: Jawara Tabanan Tapi Jatah PKB Digugurkan

SUNGGUH kasihan. Sekelompok remaja putri dari Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, Tabanan—yang tergabung dalam  Sekaa Gong Kebyar Wanita Tri Yowana Sandhi—harus...

by Made Adnyana Ole
February 13, 2025
Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti
Liputan Khusus

Relasi Buleleng-Banyuwangi: Tak Putus-putus, Dulu, Kini, dan Nanti

BULELENG-BANYUWANGI, sebagaimana umum diketahui, memiliki hubungan yang dekat-erat meski sepertinya lebih banyak terjadi secara alami, begitu saja, dinamis, tak tertulis,...

by Jaswanto
February 10, 2025
Selengkapnya

ENGLISH COLUMN

  • All
  • Essay
  • Fiction
  • Poetry
  • Features
Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

Poems by Dian Purnama Dewi | On The Day When I Was Born

March 8, 2025
Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

Poem by Kadek Sonia Piscayanti | A Cursed Poet

November 30, 2024
The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

The Singaraja Literary Festival wakes Bali up with a roar

September 10, 2024
The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

The Strength of Women – Inspiring Encounters in Indonesia

July 21, 2024
Bali, the Island of the Gods

Bali, the Island of the Gods

May 19, 2024

TATKALA.CO adalah media umum yang dengan segala upaya memberi perhatian lebih besar kepada seni, budaya, dan kreativitas manusia dalam mengelola kehidupan di tengah-tengah alam yang begitu raya

  • Penulis
  • Tentang & Redaksi
  • Kirim Naskah
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
  • Desclaimer

Copyright © 2016-2024, tatkala.co

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Feature
    • Khas
    • Tualang
    • Persona
    • Historia
    • Milenial
    • Kuliner
    • Pop
    • Gaya
    • Pameran
    • Panggung
  • Berita
    • Ekonomi
    • Pariwisata
    • Pemerintahan
    • Budaya
    • Hiburan
    • Politik
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Olahraga
    • Pendidikan
    • Pertanian
    • Lingkungan
    • Liputan Khusus
  • Kritik & Opini
    • Esai
    • Opini
    • Ulas Buku
    • Ulas Film
    • Ulas Rupa
    • Ulas Pentas
    • Kritik Sastra
    • Kritik Seni
    • Bahasa
    • Ulas Musik
  • Fiksi
    • Cerpen
    • Puisi
    • Dongeng
  • English Column
    • Essay
    • Fiction
    • Poetry
    • Features
  • Penulis

Copyright © 2016-2024, tatkala.co