Walaupun bidang medis itu sangat ilmiah, namun di sana tetap ada hal-hal yang aneh dan juga hal-hal yang berbau mitos. Itulah kenapa pendekatan terapi medis pun bersifat science dan art, sains dan seni. Fenomena seperti ini memang kadang membingungkan, namun di lain pihak justru menjadi sisi menarik dunia kedokteran yang kerap dianggap menakutkan. Dan ini menjadi sebuah realita bahwa sesungguhnya tak satu pun hal di dunia ini yang bersifat absolut. Mari kita bahas beberapa hal menarik dalam dunia medis.
Cacar ular yang tak pernah melewati garis tengah tubuh
Orang tua kita sering mengatakan, jika cacar ular tersebut sampai melewati garis tengah tubuh, akan bisa membunuh penderitanya. Serem kedengarannya, namun ini benar, karena secara patologis (ilmu penyakit), cacar ini memang tak bisa melewati garis tengah tubuh. Orang tua kita, mungkin cerdas dalam keluguannya. Atau tanpa belajar ilmu kedokteran, mereka mengetahui “rahasia” ini melalui cara lain, mungkin dari pengalaman mengamati dengan teliti atau pengetahuan turun-temurun. Itu mirip dengan pernyataan, seorang lelaki bisa hamil jika matahari terbit dari barat. Artinya, kita berani mengatakan sesuatu yang mustahil akan terjadi namun dengan syarat yang mustahil pula.
Cara lain untuk mengatakan, seorang lelaki takkan pernah bisa hamil. Cacar ular/cacar api, di Buleleng ada yang menyebutnya dengan dengan “kuambit’ atau “tilas naga”, dalam terminologi medis dikenal dengan Herpes Zoster. Satu penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, virus yang juga menyebabkan penyakit cacar air. Infeksi pertama virus ini menyebabkan cacar air, memberi gejala bintil-bintil berair di seluruh tubuh yang kemudian dapat sembuh sendiri. Setelah sembuh, pada umumnya virus ini menjadi tak aktif (dorman) namun bertahan dalam organ saraf selama bertahun-tahun.
Sekali seseorang menderita cacar air maka untuk selanjutnya ia mendapat kekebalan seumur hidupnya sehingga tak akan dapat menderita penyakit itu lagi. Itulah kenapa di kampung saya dan sekitarnya, seseorang yang mengalami penyakit ini punya istilah “nunas paica” (menerima berkat). Nah pada beberapa orang, virus ini bisa aktif kembali, maka terjadilah cacar api tersebut. Lepuhan atau bintil merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan membentuk pola seperti pita pada area kulit pada satu sisi tubuh, kanan atau kiri, sesuai di mana virus itu berdiam. Itulah kenapa cacar api tak pernah melewati garis tengah tubuh.
Kanker payudara tidak cuma milik wanita
Meski sangat jarang, kanker payudara juga bisa terjadi pada laki-laki. Jadi tak betul kalau ada yang beranggapan hanya pada wanita dapat terjadi kanker ini. Jika payudara berukuran besar mungkin memang hanya punya wanita, tidak dimiliki lelaki. Itu pun baru mungkin, karena saat ini tak sedikit lelaki membuat payudaranya menjadi lebih besar juga, yaitu pada mereka kelompok transgender.
Kenapa lelaki bisa mengidap kanker payudara? Jawabannya sederhana saja, karena lelaki pun punya payudara, itulah ia disebut sebagai mahluk mamalia (mama=payudara). Kanker payudara pada lelaki umumnya terjadi pada usia dekade ke-6 atau lebih. Sering dikaitkan dengan faktor risiko kegemukan atau jika menjalani terapi hormonal untuk penyakit kanker prostatnya. Pengobatan kanker payudara pada lelaki akan sama saja dengan terapi pada kanker payudara wanita meliputi pembedahan, penyinaran dan kemoterapi.
Penyakit lelaki
Jika kanker payudara dapat terjadi pada lelaki, maka penyakit hemofilia justru hanya terjadi pada lelaki. Setidaknya untuk hemofilia yang terkait faktor genetik, yang dalam terminologi medis dikenal sebagai penyakit gen resesif terpaut kromosm X. Secara etimologi hemofilia punya makna hemo=darah dan filia=suka, suatu keadaan di mana penderitanya mudah mengalami pendarahan dan sulit membeku. Keadaan disebabkan karena kekurangan salah satu komponen pembeku darah dalam tubuhnya akibat kelainan genetik pada kromosom X-nya, kromosom yang bertanggung jawab dalam pengaturan pembekuan darah yang diwariskan dari ibunya.
Jadi, penyakit ini diwariskan dari seorang ibu yang memiliki kelainan kromosom X kepada anak lelakinya. Sementara si ibu sendiri tak pernah menderita penyakit ini, itulah ia disebut cuma sebagai pembawa (carrier). Maka jika seorang wanita mau bolos dan berbohong, jangan sekali-sekali mengatakan dirinya sedang sakit hemofilia. Pasien hemofilia seumur hidupnya mesti menghindari pendarahan akibat luka maupun cedera dan menerima komponen pembekuan darah yang disuntikkan ke dalam tubuhnya sekali dalam sebulan. Satu-satunya cara mencegah penyakit ini adalah menghindari kawin dengan seorang wanita yang merupakan seorang pembawa gen hemofilia. Namun masalahnya adalah, haruskah cinta sejati dua sejoli akan menjadi puing kesedihan karena hemofilia? [T]