Bali tak terlepas dari kegiatan kebudayaan. Itu hal yang biasa terlihat di berbagai kegiatan di masyarakat. Berkesenian adalah bagian hidup orang Bali, seniman ujung tombak kegiatan berkesenian.
Tradisi menjadi kekuatan tema berkesenian para seniman. Keterbukaan event menyertakan pelaku dan penggiat pariwisata dalam ajang Festival Pasar Rakyat Denpasar 2019 yang bertemakan Harmony In Diversity.
Menurut Conceptor and Project Director, I Made Gede Surya Darma, latar belakang event ini lahir berkat diskusi lintas profesi diluar seniman. Aktivitas ekonomi yang tinggi sejalan citra Denpasar sebagai destinasi pariwisata kota budaya yang ramai dikunjungi wisatawan, dan saat ini pula Pasar Badung dengan adanya sungai Badung yang didandani sedemikian rupa, sebagai ruang public tempat tempat berkumpulnya berbagai macam golongan masyarakat mulai dari : pedagang, anak anak, buruh, orang tua, pegawai dan pelajar berbaur dalam berbagai macam etnis, agama, berinteraksi, menyatu di dalam keragaman.
Pasar Badung, kata Surya Darma merupakan bagian dari konsep Catus patha Kota Denpasar. Catus patha diartikan sebagai simpang empat yang disepadankan dengan perempatan agung yang memiliki nilai dan makna sacral dalam tradisi Bali. Catus patha memiliki empat unsure yaitu : Puri/keraton sebagai pusat pemerintah, pasar tradisional sebagai pusat perekonomian, wantilan sebagai pusat budaya, ruang publik. Konsep Catus patha ini merupakan system peninggalan Majapahit dalam menjaga stabilitas dan keamanan kota.
“Kami para seniman, pegawai, pelaku pariwisata, pedagang berkeinginan untuk membuat Festival Pasar Rakyat di kawasan Pasar Badung. Walaupun berbeda dari disiplin ilmu yang dimiliki, dengan cara menampilkan karya seni kontemporer, modern, tradisional dan karya seni dari seniman penyandang disabilitas, dipadukan dengan kegiatan workshop dan hiburan yang melibatkan komunitas pasar, kami satukan dalam sebuah kegiatan Festival Pasar Rakyat Denpasar 2019, “ tuturnya seniman asal Tabanan.
Festival ini dua sisi acara pra event mulai tanggal 2-3 November dan acara festival digelar 9-10 November 2019. Kegiatan acaranya seni kontemporer, konser music dan pertunjukan, workshop dan lomba, pemeran lukisan dan photography. Selain itu kegiatan lainya juga tak kalah unik yakni lomba lapak kreatif dan Inovatif.
Dengan pelaksanaan kegiatan ini, Surya Darma berharap bisa sebagai ajang promosi pasar rakyat dan pengembangan sumber daya manusia di dunia digital diharapkan akan menumbuhkan semangat saling memberi dan menerima, saling memahami dan menghormati, yang diperlukan untuk memelihara kelestarian alam dan memperkuat kedamaian, keharmonisan, kemakmuran dan sikap welas asih, untuk mendukung tonggak ekonomi, yang kreatif dan Inovatif yang salah satunya berlandaskan budaya dan mampu bersaing di era digital secara global.[T]