Minikino Film Week (MFW)-Bali International Short Film Festival kembali digelar seminggu penuh, 5-12 Oktober 2019 mendatang. Di tahun kelima festival film pendek internasional yang diinisiasi oleh Minikino ini memperlihatkan jaringan kerjanya yang semakin kuat di Asia dan kali ini juga diperluas sampai Eropa.
Tahun ini, Minikino menampilkan beberapa program dari Image Forum Festival di Jepang, Clermont-Ferrand International Short Film Festival (Prancis), Tampere Film Festival (Finland) dan juga La Guarimba Film Festival (Italia). Hal ini menindaklanjuti kunjungan kerja Edo Wulia, direktur Minikino di Short Film Market CFISFF dan menjadi panelis dalam diskusi budaya di La Guarimba FIlm Festival. Sebaliknya, program film pendek eksperimental Indonesia atas seleksi Minikino juga diberi kehormatan untuk tayang di Tokyo, Jepang dalam rangkaian 33rd Image Forum Festival, dimana Fransiska Prihadi, direktur program Minikino juga diundang menjadi juri dalam sesi kompetisi film pendek eksperimental Asia Timur. Berbagai kemungkinan pengembangan kerjasama di masa depan juga tetap dipikirkan.
Tahun ini Minikino juga telah resmi sebagai anggota Short Film Conference, satu-satunya lembaga konferensi internasional untuk jaringan kerja global film pendek. Direktur Festival Minikino Film Week 5 Edo Wulia mengungkapkan, jaringan kerja antar festival ini penting dilakukan untuk menjadi pondasi bagi bentuk kerjasama lainnya yang mutual dan memberikan manfaat bagi semua pihak. Yang dilakukan lebih dari sekadar bertukar informasi. Dengan pengakuan Short Film Conference, Minikino ikut menentukan, membantu, serta berkembang bersama festival-festival film pendek internasional lainnya di dunia. Lebih jauh lagi, membawa informasi tentang kondisi di Asia Tenggara dan Indonesia khususnya untuk ikut diperhatikan dalam konferensi dan penyusunan kode etik festival..
Lokasi acara Minikino Film Week tahun ini bekerja sama dengan total 12 lokasi yaitu 9 (sembilan) titik yang tersebar di berbagai penjuru Pulau Bali berfungsi sebagai Micro Cinema dan 3 (tiga) lokasi lainnya menjadi Pop-Up Cinema. Tahun ini, festival lounge bertempat di MASH Denpasar, jalan pulau madura no.3, Denpasar. Di lokasi ini meja informasi, registrasi, titik temu serta perpustakaan film pendek diaktifkan. Berbagai program pemutaran serta presentasi akan dilaksanakan di ruang Art-House Cinema.
Seluruh lokasi selengkapnya: Alliance Francaise Bali, Irama Indah Music Centre, MASH Denpasar, Rumah Sanur Creative Hub, Vivere Gallery & Kolega, Uma Seminyak, Umah Nusa Dua, Omah Apik Pejeng, dan Rumah Film Sang Karsa Buleleng. Sementara Pop Up Cinema atau lebih akrabnya disebut Layar Tancep, akan digelar di Banjar Kawan, Desa Besan, Kecamatan Dawan, Klungkung; Wantilan Desa Pedawa, Buleleng; dan Dusun Senja, Jembrana. Jadwal lengkap juga sudah dibuka kepada umum melalui websitehttps://minikino.org/filmweek
Direktur Program Minikino Film Week 5 Fransiska Prihadi memaparkan, ada lebih dari 300 film pendek yang tersebar dalam 46 program film pendek. Ada 7 (tujuh) program tamu, 29 program Internasional, 10 program S-Express 2019, serta 10 program Indonesia Raja 2019. Tahun ini, program MFW 5 Made in Indonesia mempersembahkan karya sutradara Indonesia Lucky Kuswandi yang secara konsisten menampilkan gambaran Indonesia kontemporer dalam medium film pendek.
Selain pemutaran film pendek, MFW5 juga memberi perhatian lebih pada divisi pelatihan dan pendidikan, dengan kehadiran nara sumber dari dalam negeri maupun mancanegara. Sebagian dukungan biaya perjalanan para tamu ini berasal dari Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.
MFW5 memiliki program workshop akting bersama Putri Ayudya dan upcycle fashion untuk tas festival tahun ini bersama Myra Juliarti & Eta Sipayung. Forum Diskusi meliputi topik tentang pentingnya festival film, preservasi dan promosi pustaka film oleh Sanchai Chotirosseranae dari Thai Film Archive dan Kiki Muchtar yang menggeluti bidang preservasi film di Indonesia. Diskusi seni sulih bahasa dan suara dalam film bersama Tim Subtitling Minikino dan Teater Kalangan, sejarah proyektor di abad 18 dan 19 yang dipaparkan oleh Roger Gonin dari Prancis, berbagai pengalaman pembuatan film mempertemukan pembuat film lokal, nasional dan internasional dalam satu forum, serta masa depan nilai ekonomi film pendek.
Talks atau sesi presentasi menghadirkan variasi topik dari mulai talkshow pemberi inspirasi dari pengalaman seniman multidisiplin Paul Amron Yuwono, pembahasan tentang festival film palsu oleh Jukka-Pekka Laakso dari FInlandia, literasi film dibahas bersama John Badalu, produksi film di Indonesia oleh Mandy Marahimin. Memperjuangkan nilai kemanusiaan untuk transgender oleh pembuat film dokumenter transgender perempuan Anggun Pradesha, kekuatan desain visual dalam kasus Petualangan Menuju Sesuatu, serta presentasi dari Tampere Film Festival dan pasar film pendek Clermont-Ferrand International Short Film Festival.
Fringe events atau acara di luar program utama tahun ini juga menghadirkanyukhenna.id, Bumi Setara yang mempromosikan inklusivitas dan hak atas pendidikan kesehatan reproduksi seksual untuk anak dan remaja, serta Viu Pitching Forum for Short Films.
Tahun ini telah terlaksana pula serangkaian acara pra-festival. Workshop One-Shot Filmmaking di Desa Pedawa pada 1-2 Juni, Youth Jury Camp yang terselenggara pada 21-23 Juni di MASH Denpasar, kemudian aktifitas kompetisi nasional Begadang Filmmaking Competition pada 7-8 September lalu. 22 tim produksi dari berbagai penjuru Indonesia hingga di filmmaker Indonesia yang sedang berada di New York mengikuti kompetisi ini. Telah terpilih 4 film pendek yang masuk sebagai nominasi untuk memperebutkan juara utama dalam Begadang Filmmaking Awards 2019. Pemenang diumumkan pada International Awarding Night MFW5.
Tahun ini MFW 5 membuat Short Film Market sebagai salah satu sub-event yang menyediakan fasilitas untuk meeting, berjejaring dan saling mempromosikan aktifitas film pendek, berusaha merangsang interaksi antar profesional dalam produksi, distribusi dan diseminasi film. Short Film Market ini meliputi Short Film Library yang bisa diakses khusus oleh pemegang festival pass berlokasi di MASH Denpasar, Pameran Poster Film, MFW Open Screen yang terbuka untuk umum dan dihadiri langsung oleh para pembuat film, Media Center & Gathering, serta Filmmaker Forum.
Pada tanggal 31 Oktober sampai 5 November 2019 seluruh rangkaian Minikino Film Week akan diakhiri dengan kegiatan pasca festival berupa workshop film dan pop-up cinema yang diselenggarakan di Lombok, di lokasi pasca gempa 2018 lalu atas dukungan Purin Pictures dan Rotary Disaster Relief D3420.
Direktur Eksekutif Minikino Film Week 5 Made Suarbawa kembali menekankan bahwa, Minikino Film Week sejak awal dirancang sebagai kegiatan yang masuk ke dalam keseharian masyarakat, dimana layar-layar film dikembangkan untuk membangun kembali suasana menonton film bersama, tempat bertemu untuk membicarakan pengalaman menonton, dan merangsang sikap kritis terhadap apa yang baru saja mereka tonton.
Seluruh rangkaian program dapat dinikmati bebas biaya oleh umum dengan panduan usia penonton untuk tiap program. Festival Pass Supreme atau Mezzo juga tersedia selama 5-11 Oktober 2019 di Festival Lounge MFW 5 – MASH Denpasar, menawarkan akses prioritas untuk program edukasi serta Short Film Library serta beberapa event khusus lainnya. [T]